"Lalu dari siapa Nyonya?"
"Di dalam surat ini mengatakan bahwa pengirimnya adalah Pimpinan Perusahaan Diamond Emperor."
"Astaga, pantas Tuan William sangat marah." Emily menutup mulutnya.
"Tapi jaman sekarang kenapa masih surat menyurat, ada ponsel dan lain sebagainya." Tanya Samantha.
"Entahlah, aku juga belum pernah bertemu dengan pimpinan Diamond Emperor. Melihat dari tulisan tangan, lalu kertas yang di gunakan cukup klasik dan kertas ini lumayan berumur. Mungkin dia adalah orang tua yang sedikit kuno." Kata Alaris.
"Tapi Nyonya, siapa nama Pimpinan Perusahaan Diamond Emperor?"
"Ku rasa kalau aku tidak salah ingat, di dalam perjanjian kerja sama yang pernah ku tolak namanya Harry Mac Linford."
"Dari namanya saja pasti dia pria tua yang gemuk Nyonya. Selain perusahaan yang selalu bersitegang, pantas Tuan William sangat marah karena pria tua sedang berusaha merayu istrinya." Kata Emily terkekeh.
"Aku harus menemui William."
"Baik Nyonya, kami akan mengantar."
Kemudian Alaris berjalan menuju mansion selatan untuk bertemu dengan William.
Dalam perjalanan, Alaria memutar otaknya, apa yang harus ia katakan pada William.
'Aku sekarang mengerti, kenapa William membuang patung tersebut, pasti dia merasa di rendahkan apalagi aku memajang patung pemberian Pimpinan Perusahaan Diamond Emperor di ruangan tengah. Seharusnya aku menelusuri lebih dulu barang itu, dan siapa pengirimnya, tapi aku justru mengira itu adalah hadiah dari William. Emperor Grup dan Liam Grup selalu bersitegang bahkan tak jarang mereka selalu tersangkut masalah yang serius dalam urusan bisnis, hubungan mereka benar-benar tidak baik.'
Alaris sampai di depan ruang kerja William, kemudian Samantha mengetuk pintu tersebut.
Terlihat Jason yang membuka pintu.
"Nyonya Alaris ingin bertemu dengan Tuan William." Kata Samantha.
Saat itu Jason langsung mempersilahkan untuk masuk.
"Kamu berubah pikiran Alaris, setengah jam yang lalu kamu menolak untuk mengobrol denganku, dan sekarang kamu mendatangiku sendiri." Kata William sembari memainkan pulpennya.
"Maaf William." Kata Alaris.
"Ya?"
"Maaf tentang patung yang ku pajang di ruangan tengah mansion utara, aku tidak tahu itu dari Pimpinan Perusahaan Diamond Emperor."
William menarik bibirnya hingga melengkung, ia sekarang faham.
"Kamu tidak tahu?" Mata William menyipit, dan menyandarkan punggungnya di kursi, ujung jarinya menggosok dagu.
"Ya, karena tidak ada nama pengirimnya, ku pikir itu..."
"Kamu berfikir itu adalah hadiah dari ku?" William menebaknya dengan tersenyum kecut.
"Tidak ada orang lain lagi yang bisa ku prediksi demikian selain dirimu." Kata Alaris.
"Maaf karena telah mengecewakanmu Alaris, tapi itu bukan dariku, sekarang kamu tahu itu dari Pimpinan Diamond Emperor, dan Jason sedang menyelidiki siapa yang berani membawa nya masuk. Biasanya barang yang tidak jelas apalagi tidak ada nama pengirimnya selalu dalam pengawasan terlebih dulu dan di masukkan ke ruangan khusus untuk menghindari jika ternyata barang tersebut memiliki penyadap."
'Dia sedang mencemohku karena aku telah salah sangka menganggap aku spesial. Apa dia juga mengira aku berharap dan mengharapkan hadiah darinya?'
"Aku tahu, ku pastikan hal seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi."
Alaris hendak pergi.
"Alaris..."
"Ya."
William diam sejenak melihat pada Alaris.
"Sejujurnya aku merasa sangat marah saat melihat patung itu, karena pengirimnya seperti sedang menginjak-injak kepalaku. Kamu tahu, Blue Diamond adalah berlian yang paling ingin aku dapatkan selama ini, Emperor Grup sedang mengolok-olok ku karena ketidak becusanku mendapatkan blue diamond, sedangkan dia memberikanmu taburan blue diamond yang begitu banyak. Dia sedang menunjukkan bahwa dia mampu dan aku tidak mampu. Apa kamu tahu pikiran apa yang terlintas di kepalaku saat itu, Alaris?" William berdiri dan mendekati Alaris.
"Apa itu."
"Dia sedang merayumu." Kata William menyentuh pipi Alaris dengan telapak tangan kanannya.
"Tapi aku sudah menolaknya, kamu tidak perlu memikirkan sesuatu yang berlebihan, bahkan hanya untuk bekerjasama dalam urusan bisnis pun aku telah menolaknya, karena aku tahu kamu tidak akan menyukainya."
"Ini bukanlah hal yang berlebihan, tapi sesuatu hal yang sulit bagiku Alaris, pegunungan yang mengandung Blue Diamond itu seharusnya menjadi milikku jika saja..."
"Jika saja?" Alis Alaris mengerut.
William menarik tangannya dan mengambil tangan Alaris, lalu menggenggamnya.
"Aku melewatkan satu langkah dan Emperor Grup mendapatkan tanah pegunungan itu, tanah pegunungan yang di dalam kedalaman bumi memiliki begitu banyak berlian biru."
"Apa yang sudah kamu lewatkan William?" Tanya Alaris menarik tangannya dari genggaman William.
"Tidak... Tidak ada, sudah malam besok bukankah kita harus membahas kerjasama perusahaan kita, kamu harus tidur." Kata William berjalan kembali ke kursinya dan memainkannya dengan memutar-mutar pelan.
"Baiklah. Selamat malam William."
"Selamat malam Alaris."
Setelah sampai di kamar, Alaris masih penasaran tentang apa yang William katakan, Alaris mengambil kotak perhiasan hadiah yang ia dapat, jemarinya memandangi seksama kalung tersebut.
"Memang memukau, Aldawn perusahaan perhiasan satu-satunya yang bisa mendapatkan Red Diamond kwalitas terbaik. Namun, blue diamond jauh lebih menakjubkan."
Alaris kemudian mengambil laptopnya dan mencari tahu tentang blue diamond. Namun tidak banyak yang ia dapat. Kemudian Alaris menghubungi sekretaris pribadinya.
"Brida, cari tahu semua tentang blue diamond dan apa hubungannya dengan Liam Grup dan juga Emperor Grup." Kata Alaris.
"Baik Nyonya."
*****
Di sebuah tempat tepatnya Apartmen Emperor. Seorang pria duduk dengan santai dan menikmati suasana malam di balkon dengan memandangi laptopnya yang saat itu sedang memeriksa proposal kerja. Apartmen itu tergabung dalam Emperor Grup.
"Apa suratnya sudah sampai?"
"Sudah Tuan Zoland." Kata seorang pengawal yang ada di hadapan Zoland.
"Tapi Tuan, kenapa Tuan Harry tidak mengirim pesan sendiri pada Nyonya Alaris?" Tanya pengawal tersebut.
"Belum saat nya Tuan Harry memperlihatkan dirinya."
"Tapi tuan, beberapa pengawal kepercayaan kita yang ada di Mansion The Kingham sudah mulai di curigai, Jason mulai memeriksa setiap pengawal yang ada di sana."
"Tarik beberapa dan sisakan 2 hingga 3 orang yang sudah di percaya oleh para pengawal The Kingham." Kata Zoland.
"Baik Tuan Zoland."
Tak berapa lama ponsel Zoland bergetar.
"Ya Tuan?"
'Mungkin sebentar lagi akan ada perjanjian kerja sama kirim Leon untuk memantau.'
"Baik Tuan Harry." Kata Zoland sembari menutup ponselnya.
"Apa aku sudah bisa muncul?" Tanya Leon yang ada di ambang pintu.
"Kapan anda tiba Tuan Leon?"
"Baru saja." Kemudian Leon duduk di depan Zoland.
"Tuan Harry menyuruh anda untuk memantau keadaan." Kata Zoland.
"Kenapa dia tidak menelfonku sendiri, aku sedikit sakit hati dia menitipkan pesan padamu."
"Errr.... Saya tidak tahu Tuan." Kata Zoland.
"Karena kamu sudah sangat pintar, sudah memasang penyadap di kalung hadiah itu untuk Nona Alaris aku jadi mempunyai ide yang bagus."
"Apa itu Tuan Leon?"
"Baru saja dia ingin mencari tahu apa hubungan Liam Grup dan Emperor Grup dengan Blue Diamond." Kata Leon.
"Aaah... Pasti sekretaris pribadinya akan mencari tahu, mungkin aku bisa mendorongnya lebih masuk sedikit, membuat permasalahan ini menjadi lebih menarik." Sambung Leon dengan tersenyum nakal.
"Mungkin Tuan Harry tidak akan menyukainya jika anda terlalu gegabah."
"Tidak, tidak, Zoland. Dia akan menyukainya, aku pastikan itu, lagi pula aku masih memiliki senjata lain untuk menemani William bermain."
"Apa itu Tuan?"
"Kamu akan lihat nanti, ck!" Kata Leon menjentikkan telunjuk dan mengedipkan sebelah matanya.
Kemudian Leon pergi ke dalam apartmen meninggalkan Zoland yang masih duduk di balkon dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana sembari bersiul-siul.
bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
idawati
siapa y Harry
2022-08-23
0
dahlia Mehdavi
Harry siapa lg
2022-08-20
0
R2
next
2022-08-18
0