Diego dan Alessya

Keesokan harinya Alessya sudah bangun pagi seperti biasanya namun kali ini ada yang berbeda dimana Axel dari tadi tak berrhenti mengoceh pada Alessya sampai Alessya lelah mendengarnya

"Ya tuhan mengapa abangku berbeda".bathin Alessya

"Adek, harusnya kamu itu bersyukur punya abang yang perhatian sama kamu beda loh sama sepupu kita yang lainnta apalagi bang Alex". ucap Axel di akhiri dengan suara bisik

"Ya ya abangku tersayang tapi kan gak gitu juga kali kan aku udah besar iih".

"Halllah udah besar koq cengek".

"Ya kan namanya juga cewek".

"Hallah alesan kamu aja tuh, mana ada papatah yang bilang kalau cewek itu cengeng, yang ada wanita itu hatinya kuat " .

"Iih abang koq jadi banyak ngomong gini sih, dasar abang cerewet ".

"Ya wajarlah namanya juga abang sayang adek".

"Huuu sayang darimananya, terus kemaren kemaren abang kemana pas Alessya lahir hayo kemana hayo".

"Ya ampun dek abang itu nyariin kamu loh, tapi waktu itu abang gak pernah denger suara tangisan bayi selama disini, ya abang kira adek di bunuh sama momy".

"Hehehe itu karena aku jarang nangis bang".

"Ya ampun dek tuh waktu bayi aja jarang nangis kenapa udah gede malah makin cengeng bukannya ruh kamu itu gadis remaja ya".

"Hihi itu karena memang dulu aku cengeng abang, terus dulu juga aku gak punya temen gak punya mainan bagus, aku gak punya boneka waktu itu nah sekarang punya boneka banyak lagi. Selama aku dikehidupan yang dulu saat itu aku kan gak punya siapa siapa lagi karena aku anak yatim, ya memang aku tinggal di panti asuhan tapi semua orang menjauhiku karena mereka mengatakan kalau aku ini aneh, gila karena aku selalu ngomong sendiri mungkin karena aku bisa melihat dan bisa komunikasi sama hantu".

Axel mendengar itu tentu kesal ia tak terima adiknya di hina begitu

"Tapi disini beda bang aku dimanja disayang, meski selama ini aku belum bertemu dady sama momy tapi Alessya sangat senang karena masih mempunyai orang tua yang lengkap, terus disini aku banyak teman, temannya pada baik baik sama aku bang tapi yang paling bahagia itu aku punya saudara saudara jadi hidupku gak kesepian deh kaya dulu". coletehan Alessya

Axel mendengar dan membaca isi pikiran Alessya ia tersenyum kecut, ya Alessya dalam pikirannya dan juga saat bicara memang searah tanpa ada kebohongan mungkin ada luka hanya itu sedikit tapi bukan pada orang tua mereka berdua namun dari kehidupan lamanya

Axel langsung memeluk Alessya karena bangga memiliki adik yang baik ramah tidak memiliki rasa dendam apalagi Alessya yang menutupi sedih dengan keceriannya

"Abang makin sayang sama kamu dek". lirih Axel

"Hiks hiks abang jangan gini dong Alessya terharu loh".

"Hehehe katanya udah besar koq nangis sih". sinis Axel pada Alessya

"Iih Abang Alessya ini kan cewek hahaha". goda Axel dengan menirukan gaya bicara Alessy

"Iih abang mah jahat udah aku mau makan, eh gak ah disini aja aku takut kebawahnya".

"Ya pake lift dong de".

"Eh ya bener tapi Alessya gak bisa pakenya gimana dong".

"Haaaah, ya elah ya udah ayo kesana".

Alessya pun menurut ia pun berjalan sambi membawa kantong gendong, saat pintunya dibuka Alessya kaget melihat Alvina sudah berada di depannya dengan sorot matanya yang tajam

"K kak Al...

"Kemana lo kemaren haaa, dasar masih kecil mainnya keluyuran aja". sarkas Alvina

"I itu a a aku ke ke kema mama rin ke ke ru ru mah om A Ardi". ucap terbata bata Alessya dengan menunduk kepala ia tak sanggup melihat kakaknya. Axel mengepal tangannya menatap sorot bunuhnya pada Alvina

"Lah koq bisa lo kesana hah, kan lo gak tau keluarga besar robert jangankan keluarga besarnya bahkan kamu aja gak tau kan siapa yang punya Mansion ini, apa kamu disana hanya mengemis atau oh iya kamu baru tau ya kalau tante Shella itu kepala sekolahnya tempat sekolah kamu belajar terus kamu baru tau ternyata dia itu istrinya om Ardhi yang sebagai keluarga Robert. Atau jangan jangan kamu pengen deket ama mereka dan pengen di anggap lu itu jadi keponakannya dih jangan ngarep lo tuh anak pungut". Ledek Alvina dengan diakhiri penekanan pada kata Anak Pungut

"Diammmm lu". bentak Axel yang sudah menjadi manusia

deg

"A axel kapan lo k esi sini".

"Lu ngapain ngatain adik gua".

"Ha adik?, adik apaan begitu, liat dong mukanya aja juga beda".

"Bacot lu anjing, ya adik gua emang beda dari semua cucu granpa tapi dengarkan meski adikku berbeda tapi sekarang dia menjadi cucu tersayangnya oleh granpa dan grandmom

Mendengar itu Alvina menggertakan giginya ia tak bisa menahan kekesalannya pada Alessya dan ia semakin membencinya, tak lama ia langsung mengangkat tangannya untuk menampar Alessya. Alessya seketika gemetar tubuhnya dan memenjakan mata namun ternyata

greb

Alvina melotot saat melihat siapa yang berani mencegah tangannya dan ia pun menoleh ke belakang ternyata Axel. Axel saat ini sudah berada mode iblisnya aura kehitaman merah mulai keluar lalu ia menarik tubuh Alessya dengan tangan satu lagi.

Setelah itu

Brak

Alessya langsung memeluk erat tubuh Axel ia bersembunyi di perut kekar Axel, ia tak berani melihat adegan itu ia mendengar ada suara yang melemparkan sesuatu ke pintu dan itu sangat keras dan ternyata itu adalah Alvina yang dilemparkan oleh Axel ke pintu kamar Alvina

"Anjing lo Axel dasar iblis dia mangsaku". teriak Alvina dengan mengumpat

"Jaga ucapanmu". bentak Axel

Alessya mendongakan kepalanya ingin melihat Axel dan ia terkejut melihat raut wajah Axel yang menyeramkan terlebih lagi melihat aura merah kehitaman yang muncul ditubuh Axel tak lupa mata merah yang menyala yang menandakan bahwa itu adalah mata iblis yang siap untuk membunuh.

Alessya langsung gemetar namun tiba tiba ia kembali terkejut saat kepala nya di elus lembut dan ternyata itu tangan Axel.

Alessya bener bener bingung kenapa abangnya yang sedang marah tapi ia masih bisa memperlakukan hal lembut dengan tubuhnya pada Alessya dan itu dalam satu waktu persamaan

Alessya pun kembali menutup wajahnya pada Axel, namun saat ia sudah kembali menutup wajanhnya tiba tiba ia mendengar

wusshhh

brak

Akhhh

Alessya kembali terkejut dan semakin memperat pelukannya. Axel kini menyadari jika Alessya saat ini sedang ketakutan ia langsung menggendong tubuh Alessya namun sebelum pergi ia berkata pada Alvina

"Sebentar lagi dady momy dan bang Alex pulang persiapkan dirimu baik baik karena akan ada kejutan yang akan diberikan oleh mereka"

deg

Alvina tau apa arti dari kata kata tersebut kejutan itu artinya Alvina kembali di siksa lagi oleh mereka

Akhhhhhhhhh bajingaann

Sementara Axel

"Dek maafin abang ya udah bikin adek ketakutan".

Alessya tersenyum lembut lalu ia berkata

"Hmmm iya abang terimakasih, tapi sebaiknya abang gak usah begitu sama Kak Alvina nanti kak Alvina makin benci sama abang, Alvina gak mau itu terjadi".

Lagi lagi Axel hanya bisa menghela nafas,Alessya yang memang sudah sejak dulu terlahir anak yang baik

Axel bingung harus mengatakan apa pada adiknya yang masih kecil ini

"Udah yah sekarang kita harus ke sekolah nanti adeķ bisa telat". mengalih topik

Alessya langsung sadar ia memang harus berangkat pagi karena saat ini ia harus menyesuaikan jadwal kelasnya yang sekarang ini

"Oh ya Alessya lupa, ayo turun bang Alessya berangkat sekarang aja deh nanti di bekelin aja sarapannya".

"Udah disini aja sarapannya nanti abang yang suapin kamu ya".

"Hmmm ya udah deh".

Kini Alessya sudah selesai makan dan ternyata Jovan sudah berada di Mansion

"Hai nona cantik selamat pagi".

"Pagi om Jovan".

"Ke gua gak ngucapin om".dingin Axel

"Eh i iya sa saya ba baru sa dar a a ada anda Tuan Muda A axel, se selamat pa pagi tu tuan".

Hemm

"Isshh abang".

"Apa dek".

"Om Jovan udah nyapa abang loh tapi malah ngejawabnya singkat".

"Males".

"Eh ini abang aku kan kenapa koq beda banget sama yang tadi".

"Ayo Alessya nanti terlambat". desak Axel yang tak ingin ia berbicara lagi tentang dirinya

"Eh abang ikut juga, nanti orang lain liat gimana". dengan polosnya Alessya

Diego menepuk jidat lalu berkat

"Ya ampuun Alessya kamu tau sendiri abang yang sekarang itu siapa".

"Eh ya abang kan hantu". ucap Alessya sambil menyengir kuda

Mendengar itu Axel hanya tersenyum, ia masih enggan mengatakan sebenarnya pada adik bungsunya karena ia tidak ingin Alessya malah menjauh dan pasti akan mendekati Alex. Axel tidak mau hal itu terjadi padanya, selama ia hidup sampai ia menjadi iblis ia masih mengharapkan adik kecilnya masih hidup dan sekarang terbukti jika Alessya lah saat ini ia cari sebagai adik kecilnya dulu

Singkat cerita akhirnya tiba di Sekolah

Saat Alessya turun sebelumnya ia sudah bersalaman pada Jovan, saat alessya sudah turun tiba tiba

"Alessya"

"Noval, masih pagi aja kamu udah dateng kan biasanya agak siang".

"Ya soalnya hari ini aku ada bimbingan IPS doain ya".

"Eh ya bentar lagi kan mau OSN ya aku doain supaya dapet juara semangat Noval".

"Makasih ya, hmmm itu siapa yang di pinggir kamu".

"Eh, ka kamu bisa lihat hantu?".

"E emang nya dia hantu, kamu indigo juga".

"Ya, kamu ternyata bisa lihat hantu ya Noval".

"Iya waktu masih kecil kayanya sih soalnya pertama kali waktu itu Kakekku meninggal tapi anehnya aku masih bisa melihat kakek berdiri tapi sedang menatap kosong pada peti yang didalamnya jasad kakek".

"iih merinding apa kamu doang yang kata gitu".

"hmm aku gak tau aku takut disangka orang gila".

"Ha ternyata nasibnya sama kaya aku saat kehidupanku yang dulu".bathin Alessya dengan menatap sendu pada Noval

"Cih gua jadi nyamuk disini". bathin Axel

"Eh iya aku lupa jawab, ini abangku yang udah meninggal Abang Axel ini Noval temenku saat aku di ".

"Ya udah tau koq, dek kalau mau pacaran jangan di depan abang dong". cepat Axel

"Siapa yang pacaran". serentak mereka berdua

"Ah ya udah ayo kita ke kelas dek, lupain aja yang tadi". Axel

"Kenapa abangnya Alessya berbeda sama hantu yang lainnya ini mah bukan hantu lagi apa jangan jangan dia". bathin Novaal yang telah mencurigai sosok Axel ini, tentu Axel bisa mendengar isi hatinya Noval ia pun tersenyum devil

"Hmm kau sudah tau". bisik Axel saat ini ia berada di belakang Alessya dengan Noval sejajar.

gleg

"Jadi abang iblis". bathin Noval

Karena ia tak mungkin bicara langsung dari mulutnya

"Ya kamu bener, hmmm tapi sory aje ya, gua tau lu cinta banget sama adek gua tapi sory Adek gua bakal dijodohin".

jedar....

Bagaikan di sambar petir hati Noval seketika habmncur mendengar itu

"A bang bercanda ya". elak Noval

"Mana ada gua canda sama lo gak ada gunanya".

"Ya sih memang pada dasarnya aku dan dia tak bisa bersatu".

Axel menjadi serba salah ia menyesal telah mengatakan itu apalagi pada Noval yang sangat jelas anak ini baik sama seperti Alessya. Tapi seperti dady ingin menjodohkan dengan pria lain.

"Sory broh gua gak bermaksud gitu".

"Tidak apa apa bang saya cukup senang melihat Alessya bisa bahagia meski itu bukan bersamaku tapi cintaku dan Alessya tidak akan pernah runtuh".

Axel mendengar kata terakhir jijik Noval ini lebay menurutnya udah kecil ngerti cinta dasar bocil jaman now

"Ya sudah gua ke sana ya noh Alessya udah jauh".

"Ya bang".

Axel pun menghilang, Noval kini makin murung mendengar Axel tadi, tapi ia harus bangkit karena saat ini ia harus mengikuti lomba meski cintanya tak direstui tapi ia harus bangkit

sementara Alessya sudah ke kelas

"Hai Alessya". sapa teman laki lakinya yang kebetulan orangnya lagi nongki nongki

"Hai billy". sapa balik Alessya

Alessya pun langsung duduk di tempat bangku yang kemarin. Tak lama bel masuk telah berbunyi, Alessya tentu siap siap untuk belajar tapi tiba tiba

brak

"Eh siapa itu kasar banget mukain pintunya, ampun bikin kaget saja".

"Di diego kembali guys". bisik teman Alessy

"Eh mereka kenapa pada menunduk gitu". bathin Alessya melihat sekelilingnya

Alessya kebingungan sampai ia tak sadari bahwa aďa seorang yang sedang menatap tajam padanya

"Siapa kamu".

Alessya yang sedari tadi diam terkejut ia langsung mendongakan kepalanya ia melihat ada anak lelaki tampan sedang menatap tajam padanya

"Hai aku Alessya siapa kamu".

"Mata itu". bathin Diego tentunya ia terkejut saat melihat wajah Alessya terutama pada bola matanya yang memiliki ciri khas

"Hmm aku Diego, kenapa kamu bisa disini".

"Aku murid baru hehehe, oh kamu yang namanya Diego ya".

"Minggir". dingin Diego tanpa menjawab pertanyaan Alessya

"Eh i iya".

Alessya pun hanya bisa pasrah dan dia pun berdiri untuk Diego yang akan duduk di sampingnya, lagi lagi ia harus menghadapi cowok dingin. Alessya memang tak menyukai cowok yang dingin cuek, ia lebih suka laki laki yang sifatnya seperti Noval yang baik dan ramah.

bersambung....

Terpopuler

Comments

Agustin Susila

Agustin Susila

oho, jangan bilang Diego jodohnya allesya, 🤔🤔

2022-07-27

2

eerniee baweal

eerniee baweal

Next semangat thor

2022-07-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!