BAB 15 Lampu Hijau

Hujan malam ini begitu deras. suara petir saling bersahutan membuat hati Alhan ketar-ketir. Posisinya saat ini masih di depan warung pinggir jalan. Sepulang dari klinik ternyata dia terjebak hujan. Alhasil ia harus berteduh di tempat yang bisa melindunginya dari air hujan. Agak menyesal juga kenapa tadi ia tidak menggunakan mobil saja sehingga tidak akan sampai terjebak hujan begini. Alhan menghela napas kasar. kedua tangannya menyilang, cukup dingin. sehingga mau tidak mau ia pun memesan teh hangat dan mie rebus. Walaupun tadi sudah makan namun perutnya meronta seiring suasana malam ini yang dingin. Kalau sudah begini ingin rasanya Alhan sampai rumah untuk memeluk guling dan langsung tidur. Namun kenyataannya hujan belum juga reda.

"Silahkan mas!" Seorang pelayan memberikan minuman dan makanan sesuai pesanannya. Alhan menyantapnya dengan antusias. Tidak hanya Alhan yang berteduh sekaligus makan di warung tersebut, beberapa orang yang singgah pun memesan makanan dan minuman yang tersedia di warung itu karena memang hujannya lumayan cukup lama. Beberapa menit kemudian hujan pun berhenti begitu pun semangkok mie instan spesial semuanya kandas tak tersisa. Ia pun melanjutkan perjalanannya dengan semangat.

"Bagaimana Han, sudah kau evaluasi kinerja keuangan yang dikerjakan Wafa?" Tanya Ibrahim pada anaknya yang ikut nimbrung di ruang tengah.

"Sudah ayah" Jawabnya singkat. Ibrahim manggut-manggut.

"Kinerjanya bagus, rapih tapi sayang dia ngga jujur" Alhan menghela nafas pelan. Ibrahim kaget, kalau seperti ini dia sama sekali tidak menyangka Wafa yang ia percaya dan sudah dianggap anak ternyata bisa menipunya. Namun Ibrahim tidak bisa percaya begitu saja sebelum ada bukti jika memang Wafa bertindak kriminal. Karena yang ia tahu Wafa seorang gadis yang sopan, ramah, jujur, agamanya juga bagus, benar-benar calon mantu ideal menurut Ibrahim. Makanya ia tidak segan-segan memberikan posisi tersebut pada gadis itu karena suatu saat ia bisa menjadi menantunya.

"Tidak Jujur bagaimana, maksud kamu?" Ibrahim mulai menelisik kebenaran yang akan disampaikan anak semata wayangnya. Rianti muncul dari arah dapur membawa teh hangat serta cemilan. Alhan mencium punggung tangan ibunya dan mencium kedua pipinya. Terlihat begitu harmonis.

"Dia penipu , yah!" Netra Alhan menatap lurus. Ada kebencian di sana. Mata kedua orangtuanya saling memandang.

"Katakan ada apa sebenarnya. Kenapa kamu mengatakan kalau Wafa itu seorang penipu. Apa ia sudah korupsi?"

"Tidak" Ucapnya tegas

"Lantas?" Kedua orang tuanya tidak memahami perkataan Alhan. Berbicara tentang kejujuran berarti berkaitan dengan masalah keuangan yang tidak beres, mungkin saldo yang ada tidak sesuai dengan bukti fisik. Berarti di kliniknya benar-benar ada tikus cantik yang sedang bermain-main.

"Ayah tolong pecat saja dia agar dia tidak bekerja lagi di klinik itu. Biar aman" Ujar Alhan penuh solusi.

"Hei ada apa sebenarnya anak muda? Sepertinya kalian sudah lama kenal dan memiliki masalah pribadi. Jangan kau campur adukkan pekerjaan dengan masalah pribadimu anak muda. Kita harus profesional dalam bekerja. Kalau ingin memecat seseorang perlu ada bukti pelanggaran yang ia perbuat. Selama ini Wafa bekerja dengan baik, dia orang kepercayaan ayah. Sulit menemukan orang seperti Wafa yang pekerja keras, ulet, rajin dan menurut ayah jujur"

Alhan mendesis, dia tidak bisa menyembunyikan kegalauannya. Ia ceritakan semua masalah yang menghimpitnya pada kedua orang tuanya. Ibrahim dan Rianti menyimak dengan baik cerita anaknya yang sudah dewasa dan siap untuk menikah itu. Respon keduanya sama, tertawa sambil geleng-geleng kepala. Membuat Alhan bingung sendiri.

"Alhan.... Alhan kamu itu guru dan dosen tapi tindakan kamu ceroboh. Untung saja kamu meminjam jari Wafa dan cincin itu tertinggal di sana kalau tertinggal sama wanita yang tidak bertanggungjawab gimana?"

"Tapi Wafa juga tidak bertanggungjawab Bun. Sampai sekarang ia belum memberikan cincin itu sementara Alhan mau melamar Nurmala secepatnya."

"Lantas menurutmu Wafa memberikan cincin peninggalan ibunya sebagai jaminan bukan bentuk tanggung jawabnya?" Alhan terdiam mendengar penuturan ibunya yang benar adanya.

"Itu bentuk tanggung jawab sayang. Dengan kesibukan yang Wafa miliki saat ini agar kamu tenang menyikapinya maka ia korbankan cincinnya agar dipegang sama kamu. Kamu dengar jangan pernah menyalahkan orang lain apalagi memvonisnya. Introspeksi diri sendiri mengapa masalahnya sampai serumit ini. Kalau menurut bunda sih cincin itu sebagai pertanda kalau kalian berdua berjodoh, iya ngga yah?" Rianti mengedipkan mata pada suaminya yang sedang tersenyum tanda setuju. Alhan menyorot tajam keduanya, ada kekesalan yang menyelimuti hatinya.

"Dari pada Nurmala lebih baik Wafa yang sudah ayahmu jaga beberapa tahun belakangan ini. Jadi ayah tahu baik buruknya Wafa, kamu berpikir ulang untuk melamar Nurmala. Siapa tau ini pertanda kamu memang tidak berjodoh dengan Nurmala, karena dia bukan yang terbaik." Nasehat sang bunda memberi lampu hijau, karena selama ini pun Alhan belum pernah mengajak Nurmala menemui kedua orang tua Alhan. Alhan merasa tidak terima dengan penuturan bundanya namun ia tidak mau berdebat. Pikirannya sedang kacau sekarang. Ditambah lagi pekerjaan tambahan dari sang ayah yang mengharuskan Alhan bertemu minimal sebulan sekali untuk mengevaluasi kinerja Wafa perbulannya. Sungguh pekerjaan yang tidak diharapkan. Alhan beranjak dari sofa menuju kamar. Ia ingin merefresh otaknya dengan mandi air hangat, walaupun sudah malam tetap ia lakukan, apalagi tadi ia sempat kehujanan.

Terpopuler

Comments

🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

apa yang di bilang orang tuamu memang benar Alhan,, ku harap nanti kamu yang mengejar Wafa ini 🤣

2025-02-22

0

🍒⃞⃟•§¢•🎀CantikaSaviraᴳᴿ🐅

🍒⃞⃟•§¢•🎀CantikaSaviraᴳᴿ🐅

aku suka karyamu Thor😘

2024-01-04

0

Ney🐌🍒⃞⃟🦅

Ney🐌🍒⃞⃟🦅

berdoa sm allah...
mnt yg trbaik👍👍💪💪

2023-12-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pinjam Jari Manismu
2 Bab 2. Kacau
3 Bab 3. Jadi Malu
4 Bab 4. Mencari Identitas Pemilik
5 BAB 5 Bertemu Nurmala
6 BAB 6. Cemburu
7 BAB 7 Suatu Kesalahan
8 Bab 8 Dilamar
9 BAB 9 Ternyata
10 BAB 10 Sebuah Jaminan
11 BAB 11 Kabar Burung
12 BAB 12 Pertemuan tak Terduga
13 BAB 13 Ternyata Alhan....
14 BAB 14 Terlanjur Sakit
15 BAB 15 Lampu Hijau
16 BAB 16 Memenuhi Undangan
17 BAB 17 Tamu Spesial
18 BAB 18 Calon Menantu Idaman
19 BAB 19 Pilihan Nurmala
20 BAB 20 Hanya Cadangan
21 BAB 21 Nasehat Wafa
22 BAB 22. Tamu Tidak Terduga
23 BAB 23 Resign
24 BAB 24 Sebuah Kejutan
25 BAB 25 Mengembalikan Cincin Jaminan
26 BAB 26 Pengakuan Wafa
27 BAB 27 Lamaran Alhanan
28 BAB 28 Insiden Baju yang Ditinggal
29 BAB 29 Promosi untuk Rasya
30 BAB 30 Kebahagiaan Herdi
31 BAB 31 Akhirnya tahu
32 BAB 32 Hukuman
33 BAB 33 Kedatangan Herdi
34 BAB 34 Menutupi Aib
35 BAB 35 Ikhlas
36 BAB 36 Pertemuan Tak Terduga
37 BAB 37 Pernikahan AW
38 BAB 38 Kesedihan Resa
39 BAB 39 Meninggalkan Malam Pertama
40 BAB 40 Pertemuan
41 BAB 41 Tragedi Anyer
42 BAB 42 Terbongkar Juga
43 BAB 43 Salah Paham
44 BAB 44 Kesedihan Wafa
45 BAB 45 Kecemburuan Wafa
46 BAB 46 Kejutan untuk Nurmala
47 BAB 47 Olah raga malam
48 BAB 48 Komitmen A.W
49 BAB 49 Terjebak dalam Lift
50 BAB 50 Tertangkap Basah
51 BAB 51 Akhirnya Saaaah
52 BAB 52 Mendadak Amnesia
53 BAB. 53 Drama pagi hari
54 BAB. 54 Kekhawatiran Wafa
55 BAB 55 Pertemuan dengan Mertua
56 BAB 56. Mohon Restu
57 BAB 57. Keikhlasan
58 BAB 58 Prasangka
59 BAB 59 Salah Paham
60 BAB 60 Kejutan
61 BAB 61 Sisi Lain Wafa
62 BAB 62 Sisi lain Wafa 2
63 BAB 63 Permohonan Maaf
64 BAB 64 Penawar Rindu
65 BAB 65 Kebohongan Herdi
66 BAB 66 Mulai Kontraksi
67 BAB 67 Penolong Nurmala
68 BAB 68 Keputusan yang Tepat
69 BAB 69 Akhirnya Selamat
70 BAB 70 Alhan menjenguk Nurmala
71 BAB 71 Salah Paham Lagi
72 BAB 72 Upaya Alhan
73 BAB 73 Bukalah Pintu Maafmu
74 BAB 74 Tinggal serumah
75 BAB 75 Nikah Dadakan
76 BAB 76 Laki-laki Misterius
77 BAB 77 Ternyata Dia.....
78 BAB 78 Kasdun vs Blu
79 BAB 79 Penolakan Tiara
80 BAB 80 Menerima Tawaran
81 BAB 81 Doa yang Terkabul
82 BAB 82 Serangan Neneng
83 BAB 83 Hubungan Neneng dan Blu
84 BAB 84 Surprise buat Herdi
85 BAB 85 Surprise buat Mama
86 BAB 86 Herdi Diusir
87 BAB 87 Dewa Penolong
88 BAB 88 Foto Bersama
89 BAB 89 Kepergian Wafa
90 BAB 90 Duka Wafa
91 BAB 91 Pekerjaan Baru Kasdun
92 BAB 92 Keira Patah Hati
93 BAB 93 Keira = Neneng
94 BAB 94 Bertemu Lisa
95 BAB 95 Perlawanan Kasdun
96 BAB 96 Tamu tak Diundang
97 BAB 97 Semangat Keira
98 BAB 98 Kasdun Patah Hati
99 BAB 99 Keira dan Tiara Bertemu
100 BAB 100 Salah paham
101 101 Terbongkar juga
102 102 Sang Pengganti
103 BAB 103 Awal Hidup Bersama
104 BAB 104 Kekhawatiran Kasdun
105 BAB 105 Bertemu Blu
106 BAB 106 Pengakuan Tiara
107 BAB 107 Akhirnya Pergi
108 BAB 108 Permintaan Papa Keira
109 BAB 109 Pertemuan dengan Pak Aiman
110 BAB 110 Amplop Pemberian Pak Aiman
111 BAB 111 Hampa
112 BAB 112 Ditolong Mertua
113 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Bab 1. Pinjam Jari Manismu
2
Bab 2. Kacau
3
Bab 3. Jadi Malu
4
Bab 4. Mencari Identitas Pemilik
5
BAB 5 Bertemu Nurmala
6
BAB 6. Cemburu
7
BAB 7 Suatu Kesalahan
8
Bab 8 Dilamar
9
BAB 9 Ternyata
10
BAB 10 Sebuah Jaminan
11
BAB 11 Kabar Burung
12
BAB 12 Pertemuan tak Terduga
13
BAB 13 Ternyata Alhan....
14
BAB 14 Terlanjur Sakit
15
BAB 15 Lampu Hijau
16
BAB 16 Memenuhi Undangan
17
BAB 17 Tamu Spesial
18
BAB 18 Calon Menantu Idaman
19
BAB 19 Pilihan Nurmala
20
BAB 20 Hanya Cadangan
21
BAB 21 Nasehat Wafa
22
BAB 22. Tamu Tidak Terduga
23
BAB 23 Resign
24
BAB 24 Sebuah Kejutan
25
BAB 25 Mengembalikan Cincin Jaminan
26
BAB 26 Pengakuan Wafa
27
BAB 27 Lamaran Alhanan
28
BAB 28 Insiden Baju yang Ditinggal
29
BAB 29 Promosi untuk Rasya
30
BAB 30 Kebahagiaan Herdi
31
BAB 31 Akhirnya tahu
32
BAB 32 Hukuman
33
BAB 33 Kedatangan Herdi
34
BAB 34 Menutupi Aib
35
BAB 35 Ikhlas
36
BAB 36 Pertemuan Tak Terduga
37
BAB 37 Pernikahan AW
38
BAB 38 Kesedihan Resa
39
BAB 39 Meninggalkan Malam Pertama
40
BAB 40 Pertemuan
41
BAB 41 Tragedi Anyer
42
BAB 42 Terbongkar Juga
43
BAB 43 Salah Paham
44
BAB 44 Kesedihan Wafa
45
BAB 45 Kecemburuan Wafa
46
BAB 46 Kejutan untuk Nurmala
47
BAB 47 Olah raga malam
48
BAB 48 Komitmen A.W
49
BAB 49 Terjebak dalam Lift
50
BAB 50 Tertangkap Basah
51
BAB 51 Akhirnya Saaaah
52
BAB 52 Mendadak Amnesia
53
BAB. 53 Drama pagi hari
54
BAB. 54 Kekhawatiran Wafa
55
BAB 55 Pertemuan dengan Mertua
56
BAB 56. Mohon Restu
57
BAB 57. Keikhlasan
58
BAB 58 Prasangka
59
BAB 59 Salah Paham
60
BAB 60 Kejutan
61
BAB 61 Sisi Lain Wafa
62
BAB 62 Sisi lain Wafa 2
63
BAB 63 Permohonan Maaf
64
BAB 64 Penawar Rindu
65
BAB 65 Kebohongan Herdi
66
BAB 66 Mulai Kontraksi
67
BAB 67 Penolong Nurmala
68
BAB 68 Keputusan yang Tepat
69
BAB 69 Akhirnya Selamat
70
BAB 70 Alhan menjenguk Nurmala
71
BAB 71 Salah Paham Lagi
72
BAB 72 Upaya Alhan
73
BAB 73 Bukalah Pintu Maafmu
74
BAB 74 Tinggal serumah
75
BAB 75 Nikah Dadakan
76
BAB 76 Laki-laki Misterius
77
BAB 77 Ternyata Dia.....
78
BAB 78 Kasdun vs Blu
79
BAB 79 Penolakan Tiara
80
BAB 80 Menerima Tawaran
81
BAB 81 Doa yang Terkabul
82
BAB 82 Serangan Neneng
83
BAB 83 Hubungan Neneng dan Blu
84
BAB 84 Surprise buat Herdi
85
BAB 85 Surprise buat Mama
86
BAB 86 Herdi Diusir
87
BAB 87 Dewa Penolong
88
BAB 88 Foto Bersama
89
BAB 89 Kepergian Wafa
90
BAB 90 Duka Wafa
91
BAB 91 Pekerjaan Baru Kasdun
92
BAB 92 Keira Patah Hati
93
BAB 93 Keira = Neneng
94
BAB 94 Bertemu Lisa
95
BAB 95 Perlawanan Kasdun
96
BAB 96 Tamu tak Diundang
97
BAB 97 Semangat Keira
98
BAB 98 Kasdun Patah Hati
99
BAB 99 Keira dan Tiara Bertemu
100
BAB 100 Salah paham
101
101 Terbongkar juga
102
102 Sang Pengganti
103
BAB 103 Awal Hidup Bersama
104
BAB 104 Kekhawatiran Kasdun
105
BAB 105 Bertemu Blu
106
BAB 106 Pengakuan Tiara
107
BAB 107 Akhirnya Pergi
108
BAB 108 Permintaan Papa Keira
109
BAB 109 Pertemuan dengan Pak Aiman
110
BAB 110 Amplop Pemberian Pak Aiman
111
BAB 111 Hampa
112
BAB 112 Ditolong Mertua
113
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!