CINCIN YANG TERTINGGAL

CINCIN YANG TERTINGGAL

Bab 1. Pinjam Jari Manismu

Alhanan Farabi mengamati beberapa koleksi cincin pertunangan yang bertengger di etalase toko emas yang berada di sebuah mall. Pria tampan rupawan yang berpostur tinggi 170cm itu memakai kaos berkerah berwarna biru tua, wajahnya berseri ketika matanya tertuju pada sebuah cincin permata biru.

Jarinya mengetuk kaca etalase manakala seorang karyawan menanyakan cincin yang akan dibeli.

"Yang itu mbak!" katanya mantap.

" Emmmh sebentar mbak...." Lanjutnya, matanya mencari seseorang yang bisa dijadikan model. Ya saat itu Alhan hanya sendiri tanpa ditemani oleh kekasihnya. Alhan hanya ingin memberi surprise untuk wanita pujaan hatinya. Di usianya yang 28 tahun dirasa cukup untuk menikah. Alhan ingin mengakhiri masa lajangnya dengan melamar dan menikahi Nurmala Dewi, seorang guru SMA.

"Permisi mbak, bisa minta tolong?" Tanyanya sopan pada seorang wanita yang sedang menenteng barang belanjaan. Wanita cantik berhijab navy itu terlihat sangat anggun dengan paduan pakaian yang ia kenakan. Tubuhnya langsing dengan tinggi badan 165cm.

"Sebentar saja. Saya mohon mau ya!" Desaknya dengan penuh harapan.

"Minta tolong apa ya mas? Tapi saya ga bisa lama karena masih ada urusan " Jelas wanita yang bernama Wafa Zahira dengan ramah.

"Mau pinjam Jari manis mbak untuk mencoba cincin tunangan" Ujar Alhan to the poin sambil tersenyum.

Wafa bergeming heran bisa-bisanya mau tunangan calon istri tidak diajak untuk memilih cincin tunangan, malah meminta orang lain yang tidak dikenal untuk mencobanya. Kalau cincinnya dibawa kabur gimana? Wafa membatin.

"Mari Mbak, ini tolong masukan cincin ini ke jari Mbak ya!"

"Cincinnya bagus, Mas. Semoga calon istri Mas suka. Tapi ngomong-ngomong kenapa calon istri Mas ga dibawa?" Wafa sedikit penasaran sambil terus menatap cincin yang melingkar di jari manisnya.

" Saya mau bikin surprise Mbak. Sebentar ya, jangan dulu dilepas! Saya mau foto cincinnya dulu mumpung masih melingkar di jari manis Mbak" Ujar Alhan dengan wajah berbinar.

Ckrek

Ckrek

Tanpa sepengetahuan Wafa, Alhan mengambil gambarnya yang sedang tersenyum manis sambil menunjukan cincin permata biru yang terselip indah di jari manis sebelah kiri.

Namun tiba-tiba deringan ponsel Wafa berhasil mencuri atensi keduanya.

"Maaf saya tinggal dulu mau terima telepon" Tanpa menunggu jawaban dari Alhan, Wafa menjauh dari keramaian toko itu. Tanpa curiga sedikitpun Alhan membiarkan Wafa menerima teleponnya.

Sambil melihat-lihat model lainnya salah satu karyawan yang bernama Weni menegur Alhan,

" Mas cincin yang tadi mana ya? Mas belum mengembalikannya!"

"Sebentar ya Mbak. Yang nyobain cincin tadi sedang nerima telepon" Alhan sesekali melihat arloji di pergelangan tangan kirinya. Gerak-gerik Alhan tidak luput dari pantauan Weni yang menaruh curiga pada pria itu. Sudah sekitar 30 menit Wafa tidak kembali di toko itu. Alhan mulai resah. Mukanya berubah menjadi tegang. Pikirannya kalut.

"Mas wanita tadi belum kembali?" Tanya Weni

karena menurutnya uji coba cincin hanya berlaku paling lama 5 menit, lah ini sudah 40 menit cincinnya belum kembali.

"Sebentar ya Mbak. Mungkin nelepon nya belum beres" Kata Alhan dengan tenang padahal hatinya sudah ketar-ketir.

"Mas telepon saja ke hapenya!" Solusi Weni. Alhan bingung. Kalau tau nomor hape wanita itu sejak tadi ia sudah menghubunginya.

Namun pertemuan singkat tadi membuat Alhan lupa berkenalan, ironis.

"Aku ngga punya Mbak....." Katanya polos.

"Apa! Mas gimana sih nomor hape pacar aja ga tau. Heran deh sudah mau tunangan juga!" Weni tersulut emosi, ngomel sambil geleng-geleng kepala.

"Maaf Mbak tapi masalahnya yang tadi itu bukan pacar. Dia itu orang yang tidak saya kenal, yang dimintai tolong untuk mencoba cincin itu" Alhan mencoba menjelaskan dengan raut muka yang kusut. Pasalnya cincin yang akan dibelinya masih melingkar di jari wanita itu. Hadeuh😔

"Aih kok bisa? Mas....Mas ... gampang banget percaya ke orang lain, ga dikenal lagi. Kalau dia penipu gimana? Walaupun penampilan syar'i tapi zaman sekarang ga jamin, Mas!" Suara Weni agak meninggi untungnya suasananya mulai sepi. Beberapa orang banyak yang kepo dengan keributan yang ada.

"Makanya Mas kalo mau beli cincin tuh pacarnya dibawa jadi ga nyamber orang asing, jadi kena tipu kan? Pokoknya aku ga mau tau cincin itu harus dibayar sekarang juga kalau ga, Mas aku laporkan ke bagian keamanan!" Gertak Weni penuh emosi.

" Loh Mbak cincin itu kan ga ada di tangan saya!" Bisa-bisanya Alhan protes yang membuat Weni naik pitam.

"Oooh jadi Mas ga mau bayar, sekuri...!"

Alhan membungkam mulut Weni, namun Weni menepisnya dengan kasar.

Seorang satpam menghampiri mereka, mencoba untuk menengahi kisruh yang terjadi pada mereka.

"Ada apa ini?"

"Bawa orang ini ke posko keamanan! Dia sindikat pencurian emas yang kami jual pak! Cincin yang tadi dicoba dibawa kabur sama pacarnya pak"

"Mbak saya sudah katakan tadi, dia itu bukan pacar saya. Pak saya mohon bantu saya untuk mengejar wanita itu, dia pergi sambil menelpon!" Alhan memohon bantuan satpam untuk mengejar wanita yang sudah membawa cincin pilihannya.

"Sebaiknya Anda jelaskan di posko saja, ayo!" Mereka bertiga berjalan menuju posko keamanan yang tidak jauh dari tempat itu.

Sesampainya di posko ia menceritakan kajadian naas tadi.

"Anda tahu ciri-ciri wanita itu atau barangkali fotonya?"

"Dia berhijab navy. Tapi wajahnya saya lupa karena pertemuan tadi sangatlah singkat" Alhan mengusap wajahnya kasar. Padahal tadi Alhan sempat mengambil gambar wajah wanita itu. Saat situasi seperti itu Alhan sama sekali tidak mengingatnya.

"Hadeuh Mas, Gimana saya mau nangkap wanita itu? "

"Eh Mas saya ga mau tahu ya, cincin itu harus segera dibayar!"

" Loh mbak cincin itukan tidak ada pada saya, gimana saya bisa bayar? Mbak ini ada-ada saja"

"Saya ga mau tahu ya. kalau tidak mau bayar maka saya bawa kejadian ini ke kantor polisi "

" Iya-iya aku bayar, berapa?" Alhan tidak ingin memperpanjang masalah. Bisa runyam urusannya. Semua gara-gara wanita itu. Huh!!

"Lima puluh juta" Ujarnya ketus.

"What! Mahal amat? Sepuluh juta saja ya?"

"Hey Mas jangan main-main ya! Kalau Mas ga sanggup beli ga usah sok-sokan memilih barang mewah"

"Iya....iya saya sanggup bayar kok, ini!" Alhan memberikan kartu kredit. Wanita itu menerimanya dengan antusias. Ia berpamitan pada satpam yang ada di pos itu, dia anggap peristiwa tersebut sudah selesai di atasi.

Selanjutnya karyawan tersebut mengurus pencatatan transaksi jual beli perhiasan.

"Gitu dong, ini namanya bertanggung jawab. Semoga rizki Mas lancar terimakasih sudah membeli di toko ini" Ujarnya ramah. Sambil meyerahkan kartu kredit dan nota pembayaran dan tidak lupa sebuah kotak perhiasan berwarna merah berbentuk love.

"Hemmm. Saya nitip ini. Berikan pada wanita tadi. Mudah-mudahan wanita itu balik lagi ke sini" Alhan menitipkan kartu namanya.

Dengan langkah gontai Alhan menuju parkiran motor. Dia membuang nafasnya kasar. Dalam hatinya berharap semoga wanita itu memiliki itikad baik untuk mengembalikan cincin yang tertinggal di jari manisnya.

...****************...

Terpopuler

Comments

Essy Kehi🦋

Essy Kehi🦋

hai kak teta semangat dalam berkarya ya kak

2024-05-02

0

Nona M 𝓐𝔂⃝❥

Nona M 𝓐𝔂⃝❥

dah mampir ya...

2024-01-24

1

ƒℓу_кαтιє🔮ꇙ⃟ꂵ

ƒℓу_кαтιє🔮ꇙ⃟ꂵ

kan ada pegawai toko kenapa mesti orang lewat yg di mintai tolong coba cincin

2024-01-07

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pinjam Jari Manismu
2 Bab 2. Kacau
3 Bab 3. Jadi Malu
4 Bab 4. Mencari Identitas Pemilik
5 BAB 5 Bertemu Nurmala
6 BAB 6. Cemburu
7 BAB 7 Suatu Kesalahan
8 Bab 8 Dilamar
9 BAB 9 Ternyata
10 BAB 10 Sebuah Jaminan
11 BAB 11 Kabar Burung
12 BAB 12 Pertemuan tak Terduga
13 BAB 13 Ternyata Alhan....
14 BAB 14 Terlanjur Sakit
15 BAB 15 Lampu Hijau
16 BAB 16 Memenuhi Undangan
17 BAB 17 Tamu Spesial
18 BAB 18 Calon Menantu Idaman
19 BAB 19 Pilihan Nurmala
20 BAB 20 Hanya Cadangan
21 BAB 21 Nasehat Wafa
22 BAB 22. Tamu Tidak Terduga
23 BAB 23 Resign
24 BAB 24 Sebuah Kejutan
25 BAB 25 Mengembalikan Cincin Jaminan
26 BAB 26 Pengakuan Wafa
27 BAB 27 Lamaran Alhanan
28 BAB 28 Insiden Baju yang Ditinggal
29 BAB 29 Promosi untuk Rasya
30 BAB 30 Kebahagiaan Herdi
31 BAB 31 Akhirnya tahu
32 BAB 32 Hukuman
33 BAB 33 Kedatangan Herdi
34 BAB 34 Menutupi Aib
35 BAB 35 Ikhlas
36 BAB 36 Pertemuan Tak Terduga
37 BAB 37 Pernikahan AW
38 BAB 38 Kesedihan Resa
39 BAB 39 Meninggalkan Malam Pertama
40 BAB 40 Pertemuan
41 BAB 41 Tragedi Anyer
42 BAB 42 Terbongkar Juga
43 BAB 43 Salah Paham
44 BAB 44 Kesedihan Wafa
45 BAB 45 Kecemburuan Wafa
46 BAB 46 Kejutan untuk Nurmala
47 BAB 47 Olah raga malam
48 BAB 48 Komitmen A.W
49 BAB 49 Terjebak dalam Lift
50 BAB 50 Tertangkap Basah
51 BAB 51 Akhirnya Saaaah
52 BAB 52 Mendadak Amnesia
53 BAB. 53 Drama pagi hari
54 BAB. 54 Kekhawatiran Wafa
55 BAB 55 Pertemuan dengan Mertua
56 BAB 56. Mohon Restu
57 BAB 57. Keikhlasan
58 BAB 58 Prasangka
59 BAB 59 Salah Paham
60 BAB 60 Kejutan
61 BAB 61 Sisi Lain Wafa
62 BAB 62 Sisi lain Wafa 2
63 BAB 63 Permohonan Maaf
64 BAB 64 Penawar Rindu
65 BAB 65 Kebohongan Herdi
66 BAB 66 Mulai Kontraksi
67 BAB 67 Penolong Nurmala
68 BAB 68 Keputusan yang Tepat
69 BAB 69 Akhirnya Selamat
70 BAB 70 Alhan menjenguk Nurmala
71 BAB 71 Salah Paham Lagi
72 BAB 72 Upaya Alhan
73 BAB 73 Bukalah Pintu Maafmu
74 BAB 74 Tinggal serumah
75 BAB 75 Nikah Dadakan
76 BAB 76 Laki-laki Misterius
77 BAB 77 Ternyata Dia.....
78 BAB 78 Kasdun vs Blu
79 BAB 79 Penolakan Tiara
80 BAB 80 Menerima Tawaran
81 BAB 81 Doa yang Terkabul
82 BAB 82 Serangan Neneng
83 BAB 83 Hubungan Neneng dan Blu
84 BAB 84 Surprise buat Herdi
85 BAB 85 Surprise buat Mama
86 BAB 86 Herdi Diusir
87 BAB 87 Dewa Penolong
88 BAB 88 Foto Bersama
89 BAB 89 Kepergian Wafa
90 BAB 90 Duka Wafa
91 BAB 91 Pekerjaan Baru Kasdun
92 BAB 92 Keira Patah Hati
93 BAB 93 Keira = Neneng
94 BAB 94 Bertemu Lisa
95 BAB 95 Perlawanan Kasdun
96 BAB 96 Tamu tak Diundang
97 BAB 97 Semangat Keira
98 BAB 98 Kasdun Patah Hati
99 BAB 99 Keira dan Tiara Bertemu
100 BAB 100 Salah paham
101 101 Terbongkar juga
102 102 Sang Pengganti
103 BAB 103 Awal Hidup Bersama
104 BAB 104 Kekhawatiran Kasdun
105 BAB 105 Bertemu Blu
106 BAB 106 Pengakuan Tiara
107 BAB 107 Akhirnya Pergi
108 BAB 108 Permintaan Papa Keira
109 BAB 109 Pertemuan dengan Pak Aiman
110 BAB 110 Amplop Pemberian Pak Aiman
111 BAB 111 Hampa
112 BAB 112 Ditolong Mertua
113 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Bab 1. Pinjam Jari Manismu
2
Bab 2. Kacau
3
Bab 3. Jadi Malu
4
Bab 4. Mencari Identitas Pemilik
5
BAB 5 Bertemu Nurmala
6
BAB 6. Cemburu
7
BAB 7 Suatu Kesalahan
8
Bab 8 Dilamar
9
BAB 9 Ternyata
10
BAB 10 Sebuah Jaminan
11
BAB 11 Kabar Burung
12
BAB 12 Pertemuan tak Terduga
13
BAB 13 Ternyata Alhan....
14
BAB 14 Terlanjur Sakit
15
BAB 15 Lampu Hijau
16
BAB 16 Memenuhi Undangan
17
BAB 17 Tamu Spesial
18
BAB 18 Calon Menantu Idaman
19
BAB 19 Pilihan Nurmala
20
BAB 20 Hanya Cadangan
21
BAB 21 Nasehat Wafa
22
BAB 22. Tamu Tidak Terduga
23
BAB 23 Resign
24
BAB 24 Sebuah Kejutan
25
BAB 25 Mengembalikan Cincin Jaminan
26
BAB 26 Pengakuan Wafa
27
BAB 27 Lamaran Alhanan
28
BAB 28 Insiden Baju yang Ditinggal
29
BAB 29 Promosi untuk Rasya
30
BAB 30 Kebahagiaan Herdi
31
BAB 31 Akhirnya tahu
32
BAB 32 Hukuman
33
BAB 33 Kedatangan Herdi
34
BAB 34 Menutupi Aib
35
BAB 35 Ikhlas
36
BAB 36 Pertemuan Tak Terduga
37
BAB 37 Pernikahan AW
38
BAB 38 Kesedihan Resa
39
BAB 39 Meninggalkan Malam Pertama
40
BAB 40 Pertemuan
41
BAB 41 Tragedi Anyer
42
BAB 42 Terbongkar Juga
43
BAB 43 Salah Paham
44
BAB 44 Kesedihan Wafa
45
BAB 45 Kecemburuan Wafa
46
BAB 46 Kejutan untuk Nurmala
47
BAB 47 Olah raga malam
48
BAB 48 Komitmen A.W
49
BAB 49 Terjebak dalam Lift
50
BAB 50 Tertangkap Basah
51
BAB 51 Akhirnya Saaaah
52
BAB 52 Mendadak Amnesia
53
BAB. 53 Drama pagi hari
54
BAB. 54 Kekhawatiran Wafa
55
BAB 55 Pertemuan dengan Mertua
56
BAB 56. Mohon Restu
57
BAB 57. Keikhlasan
58
BAB 58 Prasangka
59
BAB 59 Salah Paham
60
BAB 60 Kejutan
61
BAB 61 Sisi Lain Wafa
62
BAB 62 Sisi lain Wafa 2
63
BAB 63 Permohonan Maaf
64
BAB 64 Penawar Rindu
65
BAB 65 Kebohongan Herdi
66
BAB 66 Mulai Kontraksi
67
BAB 67 Penolong Nurmala
68
BAB 68 Keputusan yang Tepat
69
BAB 69 Akhirnya Selamat
70
BAB 70 Alhan menjenguk Nurmala
71
BAB 71 Salah Paham Lagi
72
BAB 72 Upaya Alhan
73
BAB 73 Bukalah Pintu Maafmu
74
BAB 74 Tinggal serumah
75
BAB 75 Nikah Dadakan
76
BAB 76 Laki-laki Misterius
77
BAB 77 Ternyata Dia.....
78
BAB 78 Kasdun vs Blu
79
BAB 79 Penolakan Tiara
80
BAB 80 Menerima Tawaran
81
BAB 81 Doa yang Terkabul
82
BAB 82 Serangan Neneng
83
BAB 83 Hubungan Neneng dan Blu
84
BAB 84 Surprise buat Herdi
85
BAB 85 Surprise buat Mama
86
BAB 86 Herdi Diusir
87
BAB 87 Dewa Penolong
88
BAB 88 Foto Bersama
89
BAB 89 Kepergian Wafa
90
BAB 90 Duka Wafa
91
BAB 91 Pekerjaan Baru Kasdun
92
BAB 92 Keira Patah Hati
93
BAB 93 Keira = Neneng
94
BAB 94 Bertemu Lisa
95
BAB 95 Perlawanan Kasdun
96
BAB 96 Tamu tak Diundang
97
BAB 97 Semangat Keira
98
BAB 98 Kasdun Patah Hati
99
BAB 99 Keira dan Tiara Bertemu
100
BAB 100 Salah paham
101
101 Terbongkar juga
102
102 Sang Pengganti
103
BAB 103 Awal Hidup Bersama
104
BAB 104 Kekhawatiran Kasdun
105
BAB 105 Bertemu Blu
106
BAB 106 Pengakuan Tiara
107
BAB 107 Akhirnya Pergi
108
BAB 108 Permintaan Papa Keira
109
BAB 109 Pertemuan dengan Pak Aiman
110
BAB 110 Amplop Pemberian Pak Aiman
111
BAB 111 Hampa
112
BAB 112 Ditolong Mertua
113
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!