Alhan menyenderkan tubuhnya di kursi lobi. Matanya terpejam, kepalanya sedikit pening. Dia mencoba menata hati memahami ucapan Wafa. Ya memang benar saat itu dia lah yang memaksa Wafa untuk memakai cincin tersebut. Dengan memohon ia meminta Wafa menuruti kemauannya.
Kebahagiaannya muncul ketika melihat Wafa memakai cincin itu sehingga mengabadikannya dengan foto. Ya foto Wafa yang ada di galerinya menjadi saksi pertemuan mereka yang singkat. Dengan kasarnya Alhan menuduhnya kabur tanpa memperdulikan perasaannya.
Namun setelah Wafa menjelaskan alasan sesungguhnya perihal kepergiannya saat di mall itu membuat dirinya merasa campur aduk. Entahlah harus percaya atau tidak karena memang mereka tidak saling kenal sebelumnya.
Nurmala menghampiri Alhan yang masih duduk dengan mata terpejam, dia menganggap Alhan tertidur. Dia memandangi wajah kekasihnya dengan intens. Ah rasanya mustahil jika Alhan menduakannya. Nurmala menyadari begitu besar rasa sayang dan cinta Alhan padanya. Sehingga Alhan menginginkan dirinya menjadi istrinya kelak. Namun Nurmala sendiri memiliki cinta ganda, tidak hanya pada Alhan tetapi ada seseorang yang sampai detik ini masih mengisi ruang hatinya.
Ada perasaan bersalah ketika Nurmala menduakan Alhan. Di sisi lain Nurmala tidak rela jika dia diduakan, apalagi melihat Wafa yang begitu cantik alami dengan pakaian hijabnya. Sungguh jauh berbeda dengan dirinya yang masih belum mau menutupi auratnya. Egois itulah lebih tepatnya. Dia sudah berkhianat pada Alhan namun dia sendiri tidak mau dikhianati, sakit itulah yang ia rasakan saat ini. Ia tidak ingin Alhan menjadi milik orang lain. Sampai Alhan membuka matanya, Nurmala belum menyadarinya.
"Nur....kok melamun?" Alhan menyentuh bahunya karena Nurmala tidak respon saat ia panggil.
"Ah.... emmmh Han, kamu sudah bangun?" Alhan tersenyum
"Siapa yang tidur? Kamu kenapa di sini, memang pekerjaanmu sudah beres?" Nurmala bergeming sesaat.
"Siapa wanita itu, Han?" Nurmala masih penasaran dengan tamu barusan.
"Wanita yang mana?"
"Ii...ish wanita yang tadi yang memakai hijab. Oooh ya ...aku tau kamu sudah berani menduakan aku ya! Ingat Han, aku tidak akan pernah melepaskanmu untuk wanita itu. Wanita macam apa yang nyamperin lelakinya sampai di tempat kerja. Sungguh tidak pantas dan tidak sesuai dengan pakaian yang ia kenakan." Tuduh Nurmala dengan penuh emosi. Ia sangat mencintai Alhan walaupun sebagai batu loncatan saja.
"Nur kamu ini bicara apa? Kamu menuduhku menduakanmu? Tolong Nur kamu jangan berpikiran ke arah sana. Hanya kamu yang ada di hatiku. Wanita itu hanya teman biasa. Suatu saat aku pasti menceritakannya"
"Kenapa ga sekarang, kenapa? Ayo ceritakan siapa dia sebenarnya!" Penuh emosi sungguh dia tidak dapat mengontrol emosinya.
"Nur tenang dong. Di sini bukan tempat yang tepat untuk menceritakan hal itu. Ini sekolah Nur bahkan teman-teman kita tidak ada yang tahu dengan hubungan kita. Apa kata mereka nanti? Sudahlah Nur hapus air matamu itu, aku tidak ingin mereka tahu kamu menangis setelah ngobrol denganku. Kita harus profesional Nur jangan mencampur adukkan urusan pribadi dengan sekolah. Di sini banyak siswa yang lihat kita. Aku duluan!" Alhan merasa tidak enak hati karena banyak mata yang melihat mereka.
Kekecewaannya terhadap Wafa ditambah lagi dengan sikap cemburunya Nurmala yang tidak beralasan membuat Alhan kesal dan marah sehingga kepalanya menjadi pening. Nurmala tercenung menatap punggung Alhan yang pergi meninggalkannya, Alhan langsung pulang tanpa mengajaknya turut serta. Ia mengusap air matanya. Mengapa harus menangis, Nur merasa sakit hati walaupun Nurmala yang sering menyakiti Alhan secara tidak langsung. Sungguh egois.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Dasar Nurmala nama saja bagus tapi sifatnya menyebalkan
2025-02-21
0
🍒⃞⃟•§¢•🎀CantikaSaviraᴳᴿ🐅
pondasi sebuah hubungan adalah kepercayaan..hubungan hanand dan nur itu sudah rapuh jadi mudah di picu hal hal yg kecil hingga membuat pertengkaran
2024-01-04
2
semangat thor
2023-12-05
0