Jadwal vaksin covid untuk anak-anak SMA sudah tersebar per kecamatan. Semua bidan sudah dikerahkan untuk bertugas di sekolah yang berbeda. Wafa pun demikian ia bertugas untuk memberi vaksin di SMA X. Entah kebetulan atau tidak, Wafa bertugas di SMA tempat Alhan mengajar.
Alhan menyambut kedatangan tamu dari puskesmas yang hendak melakukan proses penyuntikan vaksin covid terhadap siswa di sekolah tersebut. Jika guru yang belum divaksin bisa dilakukan saat itu juga. Tim puskesmas semuanya mengenakan masker sebagai pelindung, sehingga Alhan tidak mengenali satu persatu orang yang berada di hadapannya. Ada sekitar 10 orang yang bertugas di sekolah tersebut. 5 orang bidan dan 5 orang mantri kesehatan. Mereka punya tugas masing-masing. 5 orang bidan yang bertugas untuk memberi vaksin sedangkan 3 orang mantri bertugas untuk merekap data administrasi siswa berupa kartu keluarga dan KTP orang tua, sedangkan 2 orang mantri memberikan pembekalan terhadap para siswa yang akan diberi vaksin kemudian akan diberikan vitamin penambah darah khusus untuk siswa perempuan. Vitamin tersebut akan dibagikan setelah vaksin. Proses tersebut dilaksanakan di aula sekolah dengan dibantu beberapa orang guru termasuk Nurmala.
Para siswa yang akan diberi vaksin terlebih dahulu harus mengisi perutnya dengan makanan. Salah satu siswa yang bernama Dewi terlihat sempoyongan setelah divaksin. Nurmala yang berada di depan pintu aula memapahnya, seraya menyuruhnya duduk di depan aula. Semua siswa berkerumun ingin mengetahui kondisi Dewi. Mereka menjadi risih untuk divaksin. Kekhawatiran mereka dipicu karena sering mendengar dan menonton berita-berita yang pernah terjadi di beberapa daerah melalui media sosial dan televisi yang memberikan berita-berita negatif terhadap pemberian vaksin.
"Bagaimana ini Bu Nur? Kalau begini akhirnya aku ga mau divaksin" Ujar Reno yang didukung teman lainnya
"Ya aku juga. Tau begini tadi ga sekolah aja" Sungut Romi
"Reno Romi sudah jangan memperkeruh suasana. Lebih baik kalian ambilkan Dewi minuman teh manis hangat. Ambil di kantor, sekarang!" Dengan malas mereka menuju kantor.
"Dewi.....Dewi ...tadi sudah sarapan?" Nurmala menepuk-nepuk pipi Dewi karena mata Dewi terpejam.
"mmmmh...." mata Dewi terbuka sebentar kemudian terpejam lagi. Nurmala cukup panik mendapati siswanya hampir pingsan.
Nurmala menepuk-nepuk pipi Dewi sambil memanggil namanya sesekali mengoles minyak kayu putih di sela-sela hidungnya. Reno dan Romi datang sambil membawa teh manis dan memberikannya pada Nurmala.
"Tuh kan Bu, Dewi pingsan. Aku jadi takut divaksin Bu....."
"Sudah Reno kalau kamu ngga mau divaksin tidak apa-apa tapi jangan memengaruhi teman lainnya"
"Ada apa Bu Nur?" Alhan menghampiri Nurmala yang sedang menopang Dewi.
"Tolong Pak Han, bawa ke ruang UKS!" Alhan dibantu siswa lain membopong Dewi, membawanya ke ruang UKS agar ada pemeriksaan lebih lanjut.
Sementara Nurmala melaporkan kejadian ini pada bidan yang bersangkutan agar Dewi diperiksa. Bidan Wafa menyerahkan tugasnya pada bidan Eti selama pemeriksaan. Wafa menuju ruang UKS di dampingi Nurmala.
"Maaf Bu sebaiknya ibu kembali ke aula karena sepertinya anak-anak perlu pengkondisian" Wafa berkata seperti itu tanpa membuka maskernya sehingga Nurmala tidak mengenalinya. Nurmala mengangguk paham, ia langsung menuju aula.
Di dalam ternyata masih ada Alhan.
"Maaf pak, saya periksa dulu ya!"
Reflek masker Wafa dilepas. Tentu saja Alhan langsung mengenalinya.
"Jadi Anda ...."
" sssttt.....diam pak, saya butuh konsentrasi untuk pemeriksaan" Wafa menempelkan jari telunjuknya di bibir. Alhan spontan diam Dia tidak menyangka orang yang membuatnya ketar-ketir ternyata seorang bidan. Mana mungkin dia manganggapnya seorang penipu. Alhan mengamati dengan intens cara Wafa menangani Dewi.
"Bagaimana kondisi Dewi?" Jelas ada rasa kekhawatiran juga di raut wajahnya.
"Ada beberapa hal yang menyebabkan seorang anak hampir pingsan diantaranya daya tahan tubuh yang lemah maka tadi sebelum vaksin disarankan untuk sarapan terlebih dahulu. Kemungkinan yang kedua adalah saat disuntik kondisi anak sangat tegang dan kaku sehingga terjadi hal seperti ini. Namun ini wajar karena memang ada efek samping setelah vaksin itu salah satunya adalah dapat menyebabkan kantuk jadi kemungkinan besar anak ini bukan pingsan tetapi ia sedang tidur pak." Alhan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. Merasa sudah selesai pemeriksaan Wafa beranjak dari sisi tempat tidur menuju pintu hendak keluar, namun tertahan dengan ucapan Alhan yang cukup menohok.
"Saya harap Anda tidak perlu kabur lagi sebelum urusan kita selesai....!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Eh kabur gimana maksudnya ya
2025-02-21
0
🍒⃞⃟•§¢•🎀CantikaSaviraᴳᴿ🐅
benar kata alhand harusnya Wafa menyelesaikan dulu masalah cincin itu
2024-01-04
1
hohoho🤭🤭🤭
2023-12-13
0