Alhan mengamati pelaporan Wafa yang cukup membuatnya terkesan. Ayahnya memilih Wafa sebagai pengelola keuangan sangatlah tepat, selain pintar, cerdas dan juga .......jujur. Ah jujur, benarkah? Sampai sekarang saja cincin tunangan miliknya belum Wafa kembalikan. Alhan jadi gamang.
"Baik laporan saya terima. Saya harap laporan ini sesuai dengan bukti fisik yang ada. Saya tidak mau ada penyelewengan dana. Kalau tidak ada yang disampaikan lagi silakan keluar! Titahnya datar. Wafa menghembuskan nafasnya pelan.
Wafa keluar ruangan dengan hati yang lega. Dia tidak pernah bermimpi akan bertemu Alhan pada situasi seperti tadi.
Mila yang menunggunya sejak tadi menghampiri Wafa yang hendak masuk ke dalam ruangannya.
" Bu bidan tunggu! Gimana beres? cerita dong ngapain aja di dalam? Asik banget ih, bisa berduaan dengan anak pemilik klinik yang gantengnya Masya Allah."
"Biasa aja kali. Buat apa ganteng kalau hatinya serem kayak serigala jantan, yang hendak menerkam." Memperagakan serigala yang sedang mengaum.
"Ah yang bener? dr. Ibrahim aja baiknya ga ketulungan apalagi anaknya." Mila tidak percaya penjelasan Wafa.
"Saya juga heran kenapa jadi kayak langit dan bumi. Jauh banget bedanya."
"oooh jadi ini pekerjaan kalian kalau sedang tidak ada dr. Ibrahim. Dasar tukang ghibah, sudah kerja sana!" Tanpa diduga ternyata Alhan melewati keduanya yang sedang ngobrol di depan pintu ruangan Wafa. Mila yang melihat itu jadi ciut dan langsung meninggalkan tempat itu sementara Wafa hanya menatap dengan tatapan penuh kekesalan. Kalau bukan anak dr. Ibrahim sudah ia getok kepalanya, menyebalkan.
"Apa lihatnya begitu? Terpesona dengan orang ganteng! Sudah sana.masuk, kerja yang benar!" Wafa bergeming memandang raga Alhan sampai keluar dari klinik. Ia bernafas lega karena serigala jantan sudah pergi.
Wafa berkemas hendak pulang karena semalaman situasi aman terkendali tidak ada yang melahirkan jadi hari ini Wafa akan ke kontrakan saja istirahat yang cukup agar tidak drop. Mila yang masih penasaran dengan anak dr. Ibrahim menyambangi ruangan Wafa.
"Ceritanya dikontrakkan saja deh. Khawatir ada CCTV di sini." Walaupun di ruangan itu sebenarnya tidak ada CCTV ini hanya akal-akalan Wafa agar tidak membicarakan sesuatu yang sifatnya pribadi di klinik.
Tidak ada rencana apa pun di hari Minggu ini. Yang ia butuhkan adalah istirahat. Walaupun demikian kadang ada saja panggilan darurat yang mengharuskannya datang ke klinik untuk menolong pasien melahirkan. Karena jarak kontrakan dan klinik hanya 50 meter saja, ia jadi bidan siaga yang siap kapan pun ada panggilan.
"Sepertinya kamu dan anak dr. Ibrahim sudah saling kenal? Atau jangan-jangan dia mantan kamu ya, Fa?"
"Sembarangan. Aku memang kenal sama dia. Itu tuh gara-gara cincin yang aku pake beberapa Minggu yang lalu. Jadi ribet urusan sama dia, bawaannya marah-marah melulu."
"Tunggu -tunggu jadi dia yang punya cincin itu? Terus cincinnya sudah diberikan ke dia?"
"Belum" jawabnya singkat padat tanpa beban.
" Belum? Aduh Wafa pantesan dia marah-marah terus kalau bertemu sama kamu, ya iya lah wajar. Barang terpentingnya belum kamu kembalikan. Sebaiknya kamu kembalikan secepatnya. Siapa tahu memang dia butuh untuk melamar pacar secepatnya"
"Kalau rencana lamaran itu memang ia juga pernah mengatakannya. Pengen secepatnya agar wanitanya ngga diambil orang. Tapi masalahnya saya lupa cincin itu disimpan di mana?"
"Masya Allah Wafa ...kamu sudah cari belum?" Lama kelamaan gemas juga berbicara dengan sahabatnya itu.
"Belum. Saya belum ada kesempatan buat nyari. Saya terlanjur sakit hati dikatain penipu" Wafa berlalu sementara Mila geleng-geleng gemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
kalian kayak kucing dan tikus kalau lagi bertemu 🤣🤣
2025-02-21
0
🍒⃞⃟•§¢•🎀CantikaSaviraᴳᴿ🐅
dari benci jadi cinta fa🤣
2024-01-04
0
off
mungkin ada yang aneh dan curiga
2023-11-03
2