Brian berada di dalam kamarnya, ia duduk di sofa dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, ia mengingat kejadian tadi, Brian sangat menyayangi Nafiza tetapi saat ini hatinya merasa sangat kecewa.
"Aaahhhhhhhh" Brian menghela nafasnya.
***
Nafiza memasuki kamarnya, langkahnya gontai kakinya terasa lemas, ia merebahkan tubuhnya dengan wajah menghadap ke bawah, air matanya masih saja menetes hingga tak terasa akhirnya ia tertidur.
Brian mendorong gagang pintu kamar Nafiza, terlihat Nafiza yang sudah memejamkan matanya, ia duduk di samping ranjang memandang istri kecilnya yang sedang pulas, terlihat pipi Nafiza yang masih basah. Ada buliran air mata yang belum kering, kemudian Brian menyeka dengan tangannya mengusap pipi Nafiza dengan pelan dan lembut.
"Maaf aku terlalu keras padamu Nafiza" Brian membelai rambut Nafiza dan menaikkan selimut sampai ke bahunya.
Nafiza sedikit menangis ia mengigau, Brian menepuk-nepuk bahunya pelan mencoba menenangkannya. Ia memandang Nafiza dengan lekat, kemudian mencium keningnya.
***
Nafiza menggeliatkan tubuhnya, matanya terasa bengkak, kepalanya menjadi sedikit pusing.
"Mataku. . semalam terlalu banyak menangis jadinya seperti ini. Huwaaa hari ini ada kuis di sekolah" ia kemudian segera turun ke lantai bawah menuju dapur.
"Bi Inah mataku bengkak, bagaimana ini?" rengek Nafiza.
"Ya ampun Non, matanya kenapa bisa seperti ini? Bibi buatkan air hangat ya, matanya di kompres pakai air hangat" Bi Inah segera menyiapkan air hangat dan sebuah kain kecil.
"Ayo Non, tiduran di sofa" ajak Bi Inah, Nafiza menurutinya dan Bi Inah mengompres mata Nafiza dengan pelan.
"Bi sudah lihat Brian turun belum?" tanya Nafiza.
"Tadi pagi-pagi sekali Tuan sudah berangkat Nona, jadwal penerbanganya jam 7"
"Brian ke bandara Bi?"
"Iya Nona kan hari ini Tuan akan pergi ke Hongkong, perlengkapannya sudah Bibi rapikan dari kemarin"
Nafiza terkejut, ia lupa Brian hari ini akan melakukan perjalanan bisnis beberapa hari di Hongkong.
"Brian bahkan tidak berpamitan padaku dan pergi begitu saja, sepertinya dia sangat marah dan tidak akan memaafkanku. Kalau seperti ini mungkin sebentar lagi aku akan jadi janda muda" Nafiza menyeka air matanya, ia memiringkan tubuhnya menghadap sofa.
***
Nafiza telah sampai di sekolah, ia langsung menuju kelas dan duduk di kursinya, tak lama kemudian Tita datang.
"Haaiiii kamu sudah datang Fiz, wah kamu pakai kacamata? kok tumben sih" sapa Tita duduk di samping Nafiza, kemudian Nafiza membuka kacamatanya.
"Uwaaaaa mata kamu kenapa?" teriak Tita melihat mata bengkak Nafiza.
"Hiks kemarin Brian marah Ta, perihal aku pergi dengan Septa, bahkan hari ini dia pergi ke Hongkong, dia tidak berpamitan Ta. Huwaaaaaa" Nafiza menangis dan memeluk sahabatnya.
"Sabar ya Fiz kamu tenang dulu, kamu sudah coba menghubungi Brian?"
"Belum, dia pasti masih marah Ta"
"Nanti siang kamu harus menghubungi Brian, kamu harus minta maaf lagi. Aku yakin Brian akan memaafkan kamu Fiz" Tita menenangkan Nafiza.
"Iya Ta, tapi kalau Brian minta cerai gimana Ta? aku belum siap menjadi janda"
"Janda? hahaha aku rasa Brian bukan orang seperti itu Fiz, dia sangat menyayangi kamu kok" jawab Tita sambil terkekeh mendengar kata 'janda' dari mulut sahabatnya.
***
Terima kasih untuk sudah membaca sampai sini. Jangan lupa jempol dan koment ya. .
supaya authornya tambah semangat
dukungan dari kalian bagaikan vitamin buat author 💖💖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Susi Susilawati
smoga Fiza bisa lebih menghargai pernikahan nya dan suami nya
2021-09-09
1
Aldita Heryana
dengan adanya kejadian itu semoga nafiza lebih dewasa ya
2021-05-28
0
Chelsea Nataly Rumondor
majax jd istri tau diri beda kalo suami tukang selingkuh.
2021-04-14
0