Nafiza memakai kembali kacamatanya, tak lama kemudian bel tanda masuk sekolah berbunyi. Seketika anak-anak yang ada di luar berhamburan masuk ke dalam kelas, terlihat seorang murid yang paling menonjol dengan tampilannya yang tampan dan terlihat bad boy. Ya itu Septa, Nafiza menundukkan kepalanya bersikap seolah ingin menyembunyikan diri tetapi sang rupawan justru berjalan semakin mendekatinya dan berhenti tepat di sampingnya.
"Kamu baik-baik saja Fiz?" tanya Septa, ia menekukkan kakinya juga menyandarkan kedua tangannya di meja Nafiza.
"Iya" Nafiza gugup, ia tak ingin membuat masalah menjadi tambah runyam karena sekarang pun ia masih belum di maafkan oleh Brian.
"Maaf soal kejadian kemarin, aku harap kamu masih tetap mau berteman denganku Fiz" Septa menatap Nafiza lekat.
"Iya tapi sebaiknya kita mulai harus menjaga jarak Sep" tegas Nafiza.
"Aku berjanji tidak akan membuat kamu kesulitan lagi Fiz, aku harap kita masih berteman seperti biasa dan jujur aku tidak bisa menjaga jarak dari kamu"
"Hem sepertinya sulit sekali membuat Septa mengerti! bagaimana dia bisa terus berkata seperti itu terus" Nafiza memang bukan orang yang bisa bersikap kejam dan Septa sendiri terlalu terang-terangan, Nafiza tidak tahu harus berkata apa lagi pada Septa.
"Selamat pagi anak-anak" suara pak sardi membuat tenang keadaan satu kelas, septa kemudian duduk di kursi belakang nafiza.
"Uh selamat" nafiza menghela nafasnya serta mengelus dadanya, baginya menjawab perkataan puitis septa seperti sedang berada di dalam perang, bila diam dia akan kalah bila melawan pun ia belum tentu menang, septa memang pantang menyerah.
***
Bel tanda pulang berbunyi, nafiza dengan cepat mengajak tita berjalan ke depan pintu gerbang sekolah. Seharian ia mencoba menghindari septa, ia saat ini tak ingin bertemu dengannya, akan tetapi lagi-lagi septa muncul di hadapannya.
"Kamu mau aku antar pulang fiz?" septa menghentikan motor sport kesayangannya di depan nafiza dan tita.
"Tidak usah sep, sebentar lagi supirku datang" jawab nafiza.
"Baiklah, kalau begitu aku akan ikut menunggunya di sini, kalau supirmu tidak menjemput jadi aku bisa mengantarmu fiz" septa mematikan mesin motornya.
"Eh ada tita ko, kamu pulang saja ya" nafiza memeluk tangan tita.
"Iya sep kamu pulang saja, aku bisa mengantar nafiza dengan supirku kalau supirnya tidak menjemput" ucap tita.
"Hem kalau begitu aku pulang deh, hati-hati ya fiz telefon aku kalau kamu berubah fikiran" septa tersenyum menyeringai.
"Iya" nafiza membalasnya dengan senyum seperti terpaksa, kemudian septa melajukan motornya dengan kencang.
"Aaaaaaa aku frustasi ta, dia terus mengatakan apa yang ada di dalam hatinya, membuat aku serba salah, walau pun aku sudah menolaknya tapi dia masih saja mendekatiku" nafiza merengek pada tita.
"Aku salut pada septa, sudah tahu kamu punya suami, sudah di tolak pula tapi tetap saja mendekati kamu" tita menepuk punggung nafiza.
"Kamu ada di pihak siapa sih ta? tadi kamu seperti mengerti brian, sekarang kamu membanggakan septa!"
"Aku ada di pihak kamu nafiza, hihi. Siapa pun yang kamu suka, aku akan mendukungnya" tita melingkarkan tangannya di bahu nafiza.
"Heemmmm" nafiza melirik tajam ke arah tita.
***
Terima kasih bagi sudah membaca.
Jangan lupa like dan koment ya
Salam dari Nafiza dan Brian💗💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Lynn nurdin
hey...i'm here
2021-07-19
0
Eden Cristop
pelacur
2021-06-21
0
Aldita Heryana
jadikan nafiza lebih tegas terhadap pembinor
2021-05-28
0