Nafiza baru saja tiba di rumah setelah pulang sekolah, ia lalu merebahkan tubuhnya di ranjang. Hari ini ia merasa lelah, tugas sekolah banyak sekali sehingga membuatnya sedikit pusing, Nafiza tertidur kemudian saat ia bangun, ia langsung melihat jam dinding ternyata baru pukul 05.00 sore, ia menunggu suaminya pulang, Brian biasanya pulang pukul 07.00 malam, Nafiza menjadi tidak bersemangat waktu 2 jam itu terasa lama tetapi tiba-tiba ada yang mengetuk kamarnya.
"Nona"
Ya itu suara yang dikenalnya dan sangat di rindukannya, Nafiza langsung bangun dan membuka pintu kamarnya.
"Kamu sudah pulang? hari ini pulang cepat? apa kamu sudah makan? apa kamu lelah?"
"Hey pertanyaan apa itu, banyak sekali. Aku belum makan, kenapa? apa kamu mau memasak untukku?"
"Ehm boleh, tapi masak apa ya? spageti atau nasi goreng atau mie instan?"
"Tidak ada yang lain ya" ucap Brian sambil melipat tangannya.
"Aku kan belum mahir masak Brian" rengek Nafiza.
"Bercanda kok, ayo kita makan spageti kesukaan kamu" Brian kemudian memegang tangan Nafiza dan mengajaknya ke dapur, Nafiza tersenyum bahagia.
Sesampainya di dapur Nafiza mempersiapkan bahan-bahan yang akan di masaknya, Nafiza memang belum belajar memasak jadi dia hanya bisa memasak yang itu-itu saja, Brian hanya memperhatikannya dari meja makan, kemudian Brian menghampiri Nafiza.
Brian memeluk Nafiza dari belakang, tubuh Nafiza yang mungil mampu dipeluknya dengan sangat erat. Keduanya saling merindukan padahal mereka tidak bertemu hanya beberapa jam saja setelah Brian mengantar Nafiza sekolah.
"Hari ini aku ingat terus sama kamu, rasanya ingin cepat pulang ke rumah" ucap Brian masih memeluk Nafiza sambil sesekali mencium pundaknya, dia rindu dengan pemilik aroma tubuh ini.
Seketika Nafiza diam ia merasa gugup, ini pertama kalinya ia dan brian dalam keadaan seperti ini.
"Jantungku rasanya mau copot, andai saja waktu bisa berhenti, Brian romantis sekali" ucap Nafiza dalam hati.
"Baru juga beberapa jam tidak bertemu" balas Nafiza ia tidak tahu harus berkata apa.
"Entahlah" Brian kemudian memutar tubuh Nafiza menghadapnya dan masih memeluknya. tiba-tiba. .
"Maaf tuan ada yang mencari tuan" suara salah satu asisten rumah tangga mereka mengejutkannya, sontak mereka melepaskan pelukannya.
"Siapa?" tanya Brian sambil berjalan ke arah ruang tamu.
"Sekretaris tuan nona Sabrina"
Nafiza melanjutkan memasaknya dia sedikit kesal dengan kedatangan Bi Inah tapi kemudian ia tersenyum ingat pelukan Brian tadi mukanya menjadi merah.
***
Di ruang tamu.
"Ada apa Sabrina?" tanya Brian.
"Maaf pak mengganggu, ini ada laporan yang lupa tadi di tanda tangani dan juga ada undangan perayaan pembukaan cabang baru perusahaan milik Pak Satrio malam ini pukul 07.00, undangannya begitu mendadak pak" ucap Sabrina sambil menyerahkan beberapa kertas dan undangan.
"Oh oke" kemudian Brian menandatangani berkas tersebut.
Suara kaki seseorang kemudian datang.
"Bos ayo makan, spagetinya sudah matang" Nafiza menghampiri brian dan melihat sosok Sabrina. Dia terpesona dengan perempuan yang ada di depannya, Sabrina memiliki tubuh yang tinggi, rambut panjang, kulit putih mulus, hidung mancung, juga pakaiannya sangat modis.
"Iya sebentar, oia Sabrina perkenalkan dia istriku dan Nafiza dia ini sekretarisku"
"Nafiza" sambil menyedorkan tangannya untuk bersalaman.
"Sabrina"
Sabrina memang tahu Brian sudah menikah tetapi ini pertama kalinya dia bertemu dengan Nafiza. Pernikahan mereka hanya mengundang keluarga dan teman terdekat saja, Sabrina hari itu tidak bisa menghadirinya. Saat ini penampilan Nafiza seperti anak kecil di mata Sabrina.
"Apa bapak akan hadir ke acara Pak Satrio?" tanya Sabrina.
"Iya"
"Mau saya temani pak?"
"Tidak usah, saya akan mengajak Nafiza"
"Hah? mengajak kemana?" tanya Nafiza polos.
"Kalau begitu saya pamit pulang pak, berkasnya sudah lengkap semua" ucap Sabrina. Sebelum menikah Brian memang suka mengajak Sabrina menghadiri acara-acara perusahaan tapi kali ini berbeda dan dia sedikit kecewa.
"Oke hati-hati di jalan Sabrina"
"Baik pak" Sabrina menundukan tubuhnya kemudian pergi keluar.
"Cantik sekali sekretarismu, kamu tidak jatuh cinta padanya?" celetuk Nafiza sambil masih memperhatikan Sabrina pergi.
"Ya dia memang cantik, apa aku memacarinya saja?" Brian menggoda Nafiza.
Nafiza langsung melihat ke arah Brian, ia kesal Brian menjawab seperti itu kemudian ia langsung pergi ke ruang makan tanpa berkata apa pun, sebetulnya bukan jawaban itu yang diharapkan Nafiza.
"Hey aku bercanda, istriku lebih cantik daripada dia, apa kamu cemburu?" Brian mengejar Nafiza dan menarik tangannya.
"Tidak!!!"
"Ih cemburu ya, sini aku peluk lagi ya jangan cemburu, aku tidak berminat memacarinya bahkan menyukainya pun tidak" Brian memeluk Nafiza sambil terus menggodanya.
"Sungguh?"
"Sumpah! lagi pula untuk apa menanyakan hal seperti itu akhirnya marah sendiri kan" karena terlalu gemas Brian menggendong Nafiza ke ruang makan.
"Turunkan aku!!!" ucap Nafiza sambil tertawa dan memukul punggung Brian.
"Tidak akan!!"
Brian menurunkan Nafiza, kemudian mereka memakan spageti bersama.
"Setelah ini kamu mandi, pakai baju yang bagus dan dandan yang cantik kita akan pergi ke acara pembukaan cabang perusahaan milik salah satu klien ku"
"Baik bos!!"
***
Maaf ya alurnya lambat hehe
Semoga suka 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Susi Susilawati
udah ada tanda-tanda tuh, Fiza mulai cemburu
2021-09-09
0
Chelsea Nataly Rumondor
nafiza cemburu niyee
2021-04-14
0
Santi Kasandra
mntaaap aku sukq bgt alur critanyq
2021-03-29
0