Nafiza beberapa hari ini merengek terus kepada Brian ingin di ajari mengendarai mobil, karena tak tahan dengan rengekannya Brian akhirnya mau menuruti kemauan Nafiza.
Sore itu Brian dan Nafiza berada di dalam mobil, kebetulan hari itu hari minggu jadi Brian sekalian mengajak Nafiza berjalan-jalan ke pantai, Nafiza mengemudikan mobil dengan pelan sekali seperti seekor siput.
"Ya ampun nona siput kalau cuma begini kapan sampainya" ucap Brian sambil menghela nafas.
"Aku kan masih belajar Brian, kamu nikmatin pemandangan di luar saja ya. pelan-pelan yang penting selamat" balas Nafiza.
"Ke pantainya bisa sampai sore Nafiza, sudah injak gas nya lebih cepat lagi"
"Tidak mau nanti bablas lagi"
"Tidak akan, aku yang jamin. Injak gas nya lebih cepat!!"
Kemudian Nafiza menginjak pedal gas tetapi justru terlalu cepat dan hampir menabrak tiang, beruntung Brian bisa membantu mengendalikan mobilnya.
Ccccrriiiitttt
"Hemmmmm selamat" seru Nafiza.
"Kamu ini jangan di injak sekaligus, pelan-pelan injaknya!!"
"Tadi di suruh cepat sekarang di marahi" ucap Nafiza sambil sedikit terisak karena syok dan di bentak Brian.
"Sudah aku saja yang bawa mobilnya"
Akhirnya Brian dan Nafiza berganti tempat duduk, setelah itu mereka melanjutkan perjalanannya tetapi kali ini Nafiza diam saja dan cemberut membuang wajahnya.
"Kenapa nona dari tadi cemberut?"
Nafiza diam saja tak menjawab pertanyaan Brian.
"Iya aku salah, aku minta maaf ya nona cantik, nanti kita makan enak deh mau makan apa? spageti yang super enak? nanti aku belikan, senyum dulu tapi nya, senyum ciiiisss" Brian melihat ke arah Nafiza dan tersenyum menggodanya, Brian memperlakukan Nafiza seperti anak kecil.
Tetapi usaha Brian berhasil, Nafiza akhirnya tersenyum.
"Huh kalau bukan karena mau ke pantai tidak akan aku maafkan!!"
Brian mengacak-ngacak rambut Nafiza, hubungan ini terlalu nyaman untuk mereka, walaupun mereka sama-sama belum mengakui perasaan masing-masing.
Sekitar 1 jam kemudian akhirnya mereka sampai di pantai, lalu keduanya turun dari mobil, Nafiza berlari ke arah pantai dengan hamparan pasir putih yang bersih.
"Waaahhhh segarnya" seru Nafiza.
"Kumat deh seperti anak kecil lagi"
"Biarin! uweeee" ledek Nafiza sambil mengeluarkan lidahnya. "Aku mau ganti pakaian dulu ya"
"Iya"
Tak lama kemudian Nafiza kembali, kali ini ia sudah berganti pakaian dengan baju berenang tetapi baju itu membuatnya menjadi seksi karena punggungnya sangat terbuka, Brian yang melihatnya menjadi merah pipinya. Kemudian Brian mengambil jaketnya yang ada di mobil dan berlari menghampiri Nafiza yang sudah basah di pinggir pantai sedang bermain air, Brian memakaikan jaketnya pada Nafiza.
"Ih apaan sih Brian"
"Kamu pakai kaos punyaku saja baju berenangnya tidak pantas untukmu"
"Tidak pantas? bagus kok, aku beli ini sama Tita dia bilang aku cantik dan seksi" sambil membuka jaket yang Brian pakaikan,
tetapi langsung di tutup lagi oleh Brian.
"Pokoknya pakai kaos punyaku! kalau masih ngeyel pakai baju berenang ini kita pulang saja!"
"Ih Brian norak, kampungan tidak tahu mode!!" Brian menarik Nafiza ke arah mobil untuk mengambil kaosnya kemudian mengganti jaket dan memakaikan kaos itu kepada Nafiza.
"Kan kalau seperti ini lebih bagus"
"Tahu ah!" Nafiza cemberut tapi ia tetap menuruti perintah Brian, ia berlari lagi ke arah pantai dan bermain air, Brian tersenyum melihat tingkah Nafiza.
Hari itu tak lama matahari mulai terbenam, Brian dan Nafiza duduk berdua melihat sunset yang sangat indah.
"Kamu masih ingat tidak saat mami menginap di rumah dan kita tidur bersama, kamu bilang cuma perempuan yang kamu sukai yang boleh masuk ke kamar kamu, maksudnya itu apa?" tanya Nafiza.
"Oh waktu itu, aku rasa aku menyukai seseorang"
"Hem siapa? aku kenal tidak dengan orang itu? kalau kamu suka sama perempuan lain tidak apa-apa, kamu bisa ajak dia ke rumah dan mengenalkannya padaku" ucap Nafiza sambil memandang ke arah Brian.
"Hanya 1 perempuan yang pernah masuk ke kamarku dan cuma perempuan itu yang aku suka"
"Siapa?"
"Kamu Nafiza" sambil tersenyum dan memandang Nafiza.
"Hah? bercanda kamu tidak lucu tahu!"
"Kamu tidak percaya?"
Brian memandang Nafiza dengan tatapan yang begitu dalam, dia mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Nafiza, ia tak bisa menolaknya. Jantungnya berdetak sangat cepat, perlahan dia mulai bisa merasakan nafas Brian karena wajahnya semakin dekat. Nafiza mulai menutup matanya.
Brian mendekatkan bibirnya ke arah bibir Nafiza tetapi kemudian dia berhenti sesaat sambil tersenyum melihat wajah Nafiza yang menurutnya sangat menggemaskan kemudian Brian mencium kening Nafiza.
Ciuman itu terasa hangat, rasanya ini lebih berharga daripada berciuman, Brian mengelus rambut Nafiza dan mereka berdua saling tersenyum.
Brian tidak menanyakan perasaan Nafiza kepadanya. ia rasa tidak pantas untuk memaksa perasaan Nafiza dan membiarkan Nafiza akan memberi jawabannya sendiri.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
kenapa suaminya selalu manggil istri nya Nona..katanya udah kenal dari kecil,adek kek apa kek..
2022-07-20
0
Susi Susilawati
pelan pelan saja Brian
2021-09-09
0
Aldita Heryana
sudahkah kuncup kuncup cinta mulai bersemi
2021-05-28
0