Angel Road

Nafiza terbangun dari tidurnya, dia masih menguap, mengucek matanya, rambutnya berantakan dan kusut, begitu membalikkan tubuhnya.

Kyaaaaaa

Teriak Nafiza kemudian memukul Brian yang tidur di sebelahnya.

"Aw sakit Fiz"

"Kenapa kamu tidur di sebelahku!"

"Lalu aku harus tidur dimana Fiz, kasurnya cuma satu dan aku tidak mau tidur di kursi lagi, tubuhku sakit!" timpal Brian. "Lagi pula kamu masih perawan kok aku tidak melakukan apa pun padamu semalam"

Nafiza lalu mencubit perut Brian. .

"Ih dasar mesum pagi-pagi sudah membahas keperawanan!"

"Awww sakit Fiz!!"

Flashback semalam

Nafiza merasa tenggorokannnya kering sekali sampai ia terbangun dari tidurnya, namun saat melihat Brian tidur di sebelahnya ia berfikir tidak jadi untuk minum karena takut membangunkan Brian yang tertidur pulas.

Nafiza memandang wajah Brian yang tenang, tidak ada suara dengkuran, bahkan saat tidur dia menjadi semakin tampan. .

Nafiza tersenyum melihat Brian sesekali ia mengusap pipi Brian dengan lembut dan pelan.

"Rasanya seperti mimpi kalau ini mimpi aku tidak mau terbangun, tapi walaupun dia tampan dan kami sudah menikah, dia hanya menganggapku seperti anak kecil, dia bahkan tidak menyukaiku".

Flashback off

Jadi sebetulnya Nafiza tahu semalam tidak terjadi apa pun saat tidur dengan Brian.

***

Siang harinya Brian mengajak Nafiza berkeliling untuk jalan-jalan, Nafiza terbelalak melihat sebuah jalan pasir yang menghubungkan dua pulau yang berbeda, dia merasa takjub.

"Tempat ini bernama Angel Road" ucap Brian.

"Angel Road?"

"Jalan pasir ini menghubungkan dua pulau berbeda, jalan ini muncul hanya dua kali dalam sehari, legenda menyebutkan jika ada pasangan yang berjalan melewati angel road sampai ke pulau seberang maka cinta mereka akan abadi selamanya dan keinginan mereka akan terwujud"

"Kamu percaya dengan mitos seperti itu?"

"Hem mari kita buktikan!"

Kemudian Brian memegang tangan Nafiza dan menariknya untuk menyebrangi angel road, Nafiza ingin menolak tapi entah kenapa tangan ini pasrah saja begitu dipegang oleh Brian, lagipula tidak ada ruginya karena Nafiza tidak begitu percaya dengan mitos.

Sesampainya di pulau seberang . .

"Sekarang kita harus menulis di lempeng ikrar atau ema kayu kemudian kita gantung di atas pohon, kamu boleh menulis apa pun sesuai dengan keinginanmu" Brian mengambil lempeng ikrar yang disediakan penduduk setempat untuk pasangan yang datang kesana.

"Kamu punya keinginan apa?" tanya Nafiza.

"Rahasia"

"Huh payah! kalau begitu jangan ngintip ya apa yang aku tulis!" ucap Nafiza dengan memanyunkan bibirnya.

Brian hanya tertawa melihatnya, Nafiza memang masih polos tapi dia tidak begitu bodoh. Mereka menulis keinginan lalu menggantungnya di pohon.

"Oke kita tinggal tunggu saja, apa keinginan kita benar-benar terwujud, sudah mulai sore ayo kita pulang ke hotel, angel roadnya nanti keburu hilang"

"Siap bos!!"

Mereka pun kembali ke hotel, dengan berjalan perlahan-lahan tetapi kemudian Brian menghentikan langkahnya.

"Ada apa kenapa berhenti?"

Brian mendekatkan wajahnya pada Nafiza.

"Aku ingin melakukan sesuatu, rasanya sudah tidak tahan, aku mungkin akan menyesalinya tapi aku benar-benar ingin melakukannya nanti malam"

Seketika wajah Nafiza memerah, rasanya agak sedikit panas dan ia tak bisa menjawab apa-apa.

"Nanti malam ayo kita lakukan!" ucap Brian seraya pergi meninggalkan Nafiza yang terdiam mematung.

***

Malam harinya Nafiza mengunci dirinya di kamar mandi dan menolak untuk keluar, ia tidak ingin keluar karena membayangkan apa yang akan dilakukan Brian malam ini. Sejujurnya ia takut, ia takut hilang kesuciannya malam ini, Nafiza kemudian mengehela nafas, ia memakai pakaian yang tertutup dan dilapisi beberapa pakaian dari mulai pakain dalam, dua t-shirt, piyama, jaket, sarung tangan dan kaos kaki.

"Nona penakut sedang apa kamu di dalam lama sekali" gedor Brian.

Sebenarnya Nafiza merasa kegerahan dengan pakaiannya, tetapi ia merasa malu dan takut untuk menghadapi Brian malam ini. Mereka memang sudah menikah tapi bukan karena cinta terlebih ingatan tentang komitmen mereka untuk tidak saling jatuh cinta masih tersimpan di dalam otak Nafiza.

"Nafiza aku mau ke kamar mandi, buka pintunya!" Brian mengetuk sekali lagi.

Nafiza kemudian menutup mulutnya agar tawanya tidak terdengar Brian, ia membayangkan suaminya itu menahan ingin buang air besar, mungkin ia tidak boleh keluar dari kamar mandi.

"Nafiza kamu ada di dalam atau tidak? apa kamu pingsan? aku akan mendobrak pintunya!" teriak Brian.

Sebelum Nafiza menjawab Brian sudah mendobrak pintu kamar mandi dan melihat Nafiza tengah duduk di meja kamar mandi. Brian kesal lalu mengangkat Nafiza dengan paksa.

"Aduh Brian jangan mengangkatku seenaknya!"

Brian kemudian membaringkan Nafiza ke atas ranjang, wajahnya mulai mendekati gadis itu, menatapnya dengan hangat, tangannya merapikan rambut Nafiza yang berantakan, rasanya Nafiza tidak bisa bergerak lagi ia memejamkan matanya menunggu Brian untuk menciumnya.

"Nafiza " panggil Brian, ciuman itu tidak datang.

"Aku mau ke kamar mandi dulu sebentar" ucap Brian seraya pergi.

"Apa dia gay, kenapa selalu tidak bisa menciumku!"

Brian keluar dari kamar mandi, Nafiza sudah berbaring di ranjang, Brian tidur di sebelah Nafiza.

"Brian. . apa kamu gay?" tanya Nafiza sembari memutar tubuhnya ke arah Brian.

Brian menatap tajam dan terkejut "aku normal"

"Tapi sepertinya kamu tidak menyukai perempuan, aku belum pernah mendengar kamu berpacaran juga kamu tidak bisa menciumku"

Sebelum Nafiza selesai berbicara, Brian sudah berada di atasnya, pergelangan tangannya ditahan oleh Brian, kemudian dia membuka satu kancing piyama milik Nafiza.

"Lepaskan aku, dasar mesum!!" teriak Nafiza.

Brian kemudian tersenyum dan menyindir Nafiza.

"Bukannya tadi barusan kamu begitu yakin suami mu ini gay? kenapa tidak kita buktikan saja sekarang?"

AAAaaaaaaaaaaaaaaa

To be continued

Terpopuler

Comments

Anie Jung

Anie Jung

👍👍👍👍

2021-08-31

0

Aldita Heryana

Aldita Heryana

buktikan kalau kamu normal brian

2021-05-28

0

Chelsea Nataly Rumondor

Chelsea Nataly Rumondor

makan jgn blg gay kena batux br tau rasa🤣🤣🤣

2021-04-14

0

lihat semua
Episodes
1 Malam Pertama
2 New Life
3 Honey Moon
4 Angel Road
5 Cincin Pernikahan
6 Attention
7 Wejangan Mami
8 Pengakuan Brian
9 Sekretaris Cantik
10 First Kiss
11 Teman Baru
12 Pemilik Motor Merah
13 Keputusan Brian
14 Penggoda
15 Menunggu
16 Septa
17 Kekecewaan Brian
18 Janda?
19 Menghindar
20 Memaafkan
21 Hadiah Dari Brian
22 Hati Nafiza
23 Malam Itu
24 Ingin Sendiri
25 Menantu Yang Baik
26 Brian
27 Masa Kecil
28 Persiapan Kencan
29 Kencan Part 1
30 Kencan Part 2
31 Janji Yang Harus Di Tepati
32 Belajar Keras
33 Pembalasan
34 Sangat Menyukai
35 Bermain
36 Drama
37 I'm Coming
38 Keliling Roma
39 Roma II
40 Malam Panjang Di Roma
41 Pengantin Lama Rasa Baru
42 Jet Pribadi
43 Venesia
44 Es Teh Manis
45 Manja
46 Kantor Brian 1
47 Kantor Brian 2
48 Vespa Romantis
49 Tita
50 Troy
51 T2
52 Two Couple
53 Gaya Tidur
54 Selalu Penuh Kejutan
55 Hari Perpisahan
56 Sunset
57 Camping
58 Sakit
59 Nafiza KW
60 Masa Lalu
61 Masih Edisi Rumah Sakit
62 Brian Bobo
63 Tidak Tahu
64 Tak Cukup Satu Kali
65 Belajar Lagi
66 Di Paksa Semangat
67 Tanda-tanda
68 Harus Bagaimana?
69 Setuju
70 Nama Yang Bagus
71 Modus
72 Imut
73 Milik Brian
74 OTW Puncak
75 Puncak 1
76 Puncak 2
77 Puncak 3
78 Air Terjun Cibeureum 1
79 Air Terjun Cibeureum 2
80 Jomblo
81 Beraksi
82 Pencarian Tita
83 Troy Mahendra
84 Kisah Pasangan Yang Berbeda
85 Semua Proses Untuk Mendapat Kebahagiaan
86 Perasaan Yang Sebenarnya
87 PJ
88 Cuek
89 Malam Indah
90 Kehidupan
91 Anak
92 Kisah Brian dan Nafiza
93 Lelaki Perkasa
94 Repot dan Banyak Berpikir
95 Semua Yang Di Rencanakan
96 Pergulatan Hati
97 Hati Yang Di Kawal
98 Ospek
99 Nakal Yang Berbeda
100 Ngidam
101 Suasana Kampung
102 Tercyduk
103 Lamaran
104 Rindu Troy
105 H-1
106 Hari H
107 Sumur
108 Gara-gara laki-laki
109 Anak
110 Author Menyapa
111 Bonus Chapter
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Malam Pertama
2
New Life
3
Honey Moon
4
Angel Road
5
Cincin Pernikahan
6
Attention
7
Wejangan Mami
8
Pengakuan Brian
9
Sekretaris Cantik
10
First Kiss
11
Teman Baru
12
Pemilik Motor Merah
13
Keputusan Brian
14
Penggoda
15
Menunggu
16
Septa
17
Kekecewaan Brian
18
Janda?
19
Menghindar
20
Memaafkan
21
Hadiah Dari Brian
22
Hati Nafiza
23
Malam Itu
24
Ingin Sendiri
25
Menantu Yang Baik
26
Brian
27
Masa Kecil
28
Persiapan Kencan
29
Kencan Part 1
30
Kencan Part 2
31
Janji Yang Harus Di Tepati
32
Belajar Keras
33
Pembalasan
34
Sangat Menyukai
35
Bermain
36
Drama
37
I'm Coming
38
Keliling Roma
39
Roma II
40
Malam Panjang Di Roma
41
Pengantin Lama Rasa Baru
42
Jet Pribadi
43
Venesia
44
Es Teh Manis
45
Manja
46
Kantor Brian 1
47
Kantor Brian 2
48
Vespa Romantis
49
Tita
50
Troy
51
T2
52
Two Couple
53
Gaya Tidur
54
Selalu Penuh Kejutan
55
Hari Perpisahan
56
Sunset
57
Camping
58
Sakit
59
Nafiza KW
60
Masa Lalu
61
Masih Edisi Rumah Sakit
62
Brian Bobo
63
Tidak Tahu
64
Tak Cukup Satu Kali
65
Belajar Lagi
66
Di Paksa Semangat
67
Tanda-tanda
68
Harus Bagaimana?
69
Setuju
70
Nama Yang Bagus
71
Modus
72
Imut
73
Milik Brian
74
OTW Puncak
75
Puncak 1
76
Puncak 2
77
Puncak 3
78
Air Terjun Cibeureum 1
79
Air Terjun Cibeureum 2
80
Jomblo
81
Beraksi
82
Pencarian Tita
83
Troy Mahendra
84
Kisah Pasangan Yang Berbeda
85
Semua Proses Untuk Mendapat Kebahagiaan
86
Perasaan Yang Sebenarnya
87
PJ
88
Cuek
89
Malam Indah
90
Kehidupan
91
Anak
92
Kisah Brian dan Nafiza
93
Lelaki Perkasa
94
Repot dan Banyak Berpikir
95
Semua Yang Di Rencanakan
96
Pergulatan Hati
97
Hati Yang Di Kawal
98
Ospek
99
Nakal Yang Berbeda
100
Ngidam
101
Suasana Kampung
102
Tercyduk
103
Lamaran
104
Rindu Troy
105
H-1
106
Hari H
107
Sumur
108
Gara-gara laki-laki
109
Anak
110
Author Menyapa
111
Bonus Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!