Malam itu Andrew mengajak Diana memenuhi undangan rekan bisnisnya, mr.Smith untuk menghabiskan malam bersama di sebuah club malam yang mewah dan hanya dikunjungu oleh kalangan atas. Dengan dress abu-abu elegant yang dipilih oleh Andrew dan riasan dari tangan-tangan ahli kecantikan, penampilannya sontak berubah menjadi menawan dan wanita yang berkelas. Pakaian Andrew senada dengan jas abu-abu yang menambah ketampanannya.
Hati kedua insan tersebut berdesir saling mengagumi satu sama lain dalam diam. Hanya pandangan mata yang bertemu menunjukan perasaan hati yang sukar diungkapkan dengan kata-kata. Ini baru hari kelima mereka bertemu, tetapi perasaan yang timbul seakan mereka adalah pasangan sehidup semati.
Andrew berjalan memasuki club sambil memeluk pinggang Diana erat membuat gadis itu sedikit kesulitan berjalan. Alunan musik yang ceria seakan menyambut kedatangan mereka. Mereka menuju sebuah ruangan private di lantai atas yang dibatasi oleh dinding-dinding kaca. Dari atas sana dapat melihat dengan jelas muda-mudi yang asyik menggoyangkan tubuh mereka mengikuti irama musik. Beberapa pasangan tampak sedang asyik bercengkerama sambil menikmati minuman.
Dalam salah satu ruangan vvip ini desainnya didominasi oleh warna merah dan hitam. Ruangan ini begitu mencolok. Andrew tampak bercengkerama dengan mr.Smith dan beberapa pria lainnya yang tampaknya sama-sama memiliki posisi penting.
Andrew sempat mengatakan kalau mereka membahas tentang hubungan kerjasama antara pariwisata di Grand Cayman, Hotel mewah dan Kapal pesiar miliknya. Awalnya Andrew hanya memenuhi undangan teman lamanya mr.Smith untuk berkunjung ketika dia mengetahui Andrew berada di salah satu kapal pesiar yang akan berlabuh di pulau ini. Kemudian percakapan diantara mereka menghasilkan sebuah kesepakatan. Masih banyak detail yang akan dibicarakan oleh tim kuasa hukum untuk mengesahkan kerjasama tersebut. Bisnis. Hal yang begitu mendetail yang membuat Diana ingin memahaminya diluar keahliannya meracik minuman.
Beberapa wanita cantik bertubuh padat dan sintal dengan pakaian mereka yang luar biasa menggiurkan masuk kedalam ruangan. Setiap langkah kaki mereka akan menonjolkan paha-paha ramping yang halus. Belahan dada yang rendah dan punggung terbuka. Mereka mulai duduk mengambil posisi di masing-masing pria. Bergelanyut manja dan mulai menggoda. Hanya Andrew sendiri yang membawa pasangan, sedangkan pria-pria tersebut tampak datang sendiri hingga begitu senang menyambut kedatang wanita-wanita cantik dan sexy.
Seorang wanita duduk ditengah antara Andrew dan mr.Smith. Wanita-wanita tersebut mulai menuangkan minuman dan membuat para pria menegaknya. Aroma cigar berbaur dengan parfum para wanita tersebut yang dipakai berlebihan memenuhi ruangan membuat Diana sedikit mual. Segelas blush wine ia tegak untuk mengurangi rasa mual.
Tiba-tiba tangan Andrew yang sedari tadi menggenggamnya terlepas. Kehangatan dan rasa tenang yang awalnya dia salurkan tidak dapat ia rasakan. Diana menoleh mencari tangan Andrew dan tampak tangan itu sedang menyentuh sambil memperhatikan sesuatu yang diberikan oleh wanita lain disisinya. Wanita itu tampak mulai melancarkan aksi, dia duduk semakin rapat kepada Andrew yang tidak lagi memperhatikan Diana. Sesekali dia berbicara sambil berbisik ditelinganya dan Andew mengangguk-angguk. Ketika Andrew mengatakan sesuatu wanita itu tampak pura-pura tidak mendengar dan menyuruh Andrew untuk berbicara mendekat kepadanya, bibir Andrew berbicara sangat dekat di telinga wanita itu dan kemudian mereka tertawa bersama, tangan wanita itu mulai berani memukul lengan Andrew dan kemudian dengan gerakan lembut dia mulai bersandar di bahu dan menyentuh paha Andrew.
Diana tidak tahu apa yang terjadi, tapi dia merasa dadanya terasa terbakar. Dia mengambil beberapa balok kecil es batu dan meletakan didalam gelas blush wine nya. Menegaknya habis kemudian mengulangi hal yang sama. Saat ini dia merasa seperti bayangan dan dicampakan.
Kenapa juga pria ini membawaku ketempat ini kalau hanya menjadikanku patung, pikirnya dalam hati.
Irama musik berubah menjadi lembut. Tiap wanita tersebut mulai menarik pasangannya untuk berdansa. Mereka berpelukan di lantai dansa. Aku melirik ke Andrew dan tampak wanita disisinya mulai mencoba merayu untuk melakukan hal yang sama. Entah kapan terjadi, tangan wanita itu sudah bergayut manja di lengan Andrew, jujur saja saat ini perasa Diana kacau. Antara luapan marah dan keinginan untuk menangis.
Andrew mengatakan sesuatu kepadanya yang tidak dapat dia dengar dengan jelas. "Apa?" tanyanya lagi.
"Apakah kau mau berdansa?" tanya Andrew. Ketika dia menoleh tampak wanita tersebut masih memegang lengan Andrew dengan manja seraya menatap Diana dengan pandangan yang sulit diartikan.
Diana menggelengkan kepalanya dengan malas. Dia masih merasa sebal dengan bagaimana Andrew bersikap terhadap wanita itu.
"Lakukan dengan dia." ujar Diana ketus. Kemudian setelah menghabiskan segelas wine lagi, dia berdiri hendak melangkah keluar. Tangan Andrew menahannya, "mau kemana kau?"
"toilet." Diana mengebaskan tangan Andrew dengan kasar kemudian melangkah pergi.
Dengan sedikit pusing dia tetap melangkah layaknya keadaan normal. Tiga gelas wine yang ditegak mulai membuat dirinya sedikit pusing meski akhirnya dia berhasil sampai di kamar mandi. Selesai buang air kecil dia mematut diri di depan cermin, wajahnya mulai merona merah akibat alkohol yang ditegak. "Kenapa aku harus ikut ketempat ini! Lebih baik dia meninggalkanku di penthouse!" dan dengan sebal dia pergi keluar toilet. Tentu saja suara alunan musik yang keras dan lampu yang berkedap-kedip membuat dirinya semakin pusing. Dia berjalan dengan limpung hampir terjatuh ketika ada tangan sesorang menahan.
"Anda tidak apa-apa nona?" tanya pemuda gagah yang tampaknya lebih mudah dari Andrew. Diana tersenyum memamerkan bibir mungil indah nya membuat pria tersebut terpana. Belum sempat dia menjawab, seseorang sudah menarik dirinya kelain arah.
"Apa saja yang kau lakukan!" bentak Andrew.
"Hei! Jangan kasar pada nona ini." pemuda yang menolongnya balas membentak Andrew.
"Nona, kau baik-baik saja?" tanya pemuda itu dengan lembut.
"Lepaskan dia!" Andrew semakin marah melihat sikap lembut pemuda tersebut apalagi ketika dilihatnya tangan pemuda itu masih memegang lengan Diana.
"Kau yang lepaskan dia! Lihat kau membuatnya kesakitan!" Andrew menoleh melihat Diana meringis karena cengkraman tangannya. Andrew sedikit mengendorkan tangannya dan menatap tajam pada Diana.
"Ayo kita pulang." suaranya berubah lembut.
Diana menatap Andrew, kemudian berbalik kepada pemuda disebelahnya, "aku tidak apa-apa, lepaskan aku. Terimakasih."
"Kau yakin nona?" tanya pemuda itu tak percaya. Diana mengangguk mantap.
"Kalau kau perlu bantuan, kau bisa menghubungiku." ujar pemuda itu masih tak percaya dengan perkataan Diana dan menyelipkan kartu namanya pada tangan mungil Diana.
"Ayo cepat pergi." Andrew menarik tangan Diana, memaksa gadis itu berjalan dengan cepat mengikuti langkah panjangnya. Kepala Diana yang masih pusing membuat langkah gadis itu sedikit terhuyung dan limbung hendak jatuh. Beruntungnya saat itu Andrew menoleh, ia segera menangkap tubuh Diana dan menggendong gadis itu bagaikan seorang pengantin. Diana mengalungkan kedua tangannya di leher Andrew dan merebahkan kepala di pundak pria itu. Aroma maskulin dan tubuh yang tegap membuatnya merasa terlindungi.
"kau jahat." ujar Diana lirih sebelum tertidur.
Andrew membawa Diana ke dalam mobil yang segera dipacu supir tersebut kembali menuju ke hotel. Bahkan Andrew tidak sempat berpamitan pada mr.Smith.
Saat Diana meninggalkan ruangan untuk ke toilet dirinya sangat senang karena melihat tanda kecemburuan pada gadis itu, beberapa saat dia menunggu dan Diana tidak juga kembali, Andrew yang mulai resah kemudian memutuskan untuk mencarinya, selain itu Andrew sudah merasa muak dengan wanita penghibur yang terus-terus merayunya tanpa henti.
Seandainya dia adalah Andrew yang belum pernah bertemu dengan Diana, tentu dengan senang hati ia akan menikmati pelayanan mereka. Wanita-wanita penghibur itu bukan wanita kelas biasa, mereka adalah model-model yang naik daun bahkan ada yang ternama yang membutuhkan uang lebih untuk membiayai hidup mereka yang mewah.
Andrew membiarkan Diana bersandar dalam pelukannya, dia kemudian mengambil sesuatu di genggaman tangan gadis itu. Sebuah kartu nama dari pemuda tadi. Jason Madison, Ceo of Oil and Coal (minyak dan batu bara). Andrew mendengus kesal kemudian membuang kartu nama tersebut dilantai mobil.
Dia membiarkan Diana tertidur dalam pelukannya dan membawa gadis itu kembali ke Penthouse. Baru saja pintu Penthouse dia tutup, Diana sudah bangun dan berontak turun dari gendongan Andrew.
"Dimana kita? Ahhhh kau sudah membawaku kembali kemari. Okey, terimakasih sekarang kau bisa pergi." ucap Diana melantur sambil melangkah setengah limbung menuju meja dapur. Dia hendak mengambil air di kulkas, tapi rasa pusing membuat nya berhenti dan bersandar didinding dapur sambil memejamkan matanya.
"Pergi kemana?" tanya Andrew tak mengerti sambil mengikuti langkahnya yang sempoyongan kuatir apabila dia terjatuh.
"Kembali pada wanita itu di club."
"Kenapa aku harus kesana?" tanya Andrew heran.
"Hehhh, dia cantik dan sexy kau pasti menyukainya."
"Kau cemburu?"
"Kenapa aku harus cemburu?"
"Karena kau menyuruhku pergi kewanita itu."
"Tidak. Aku tidak cemburu. Itu pasti yang kau inginkan."
"Bagaimana mungkin kau berpikir seperti itu?" ujar Andrew lembut sambil menghampir Diana yang bersandar pada dinding. Tangan kiri Andrew bersandar pada tembok sementara tangan kanannya memainkan anak rambut gadis itu yang agak berantakan.
"Kau tahu aku menginginkanmu." desahnya lembut.
Diana mendorong tubuh Andrew menjauh, "aku mau minum." Andrew mengambil sebotol air mineral dingin dan memberikan kepada dirinya yang langsung ditegaknya habis.
Setelah ia menghabiskan air mineral, Andrew kembali ******* bibir Diana dengan lembut. Ciuman berlangsung intens beberapa saat, Andrew mulai merengkuh tubuh Diana dan mengangkatnya dalam pelukan. Saat ini posisi kaki gadis itu melingkar di pinggang Andrew sedangkan tangannya memeluk leher Andrew, tanpa disadarinya dia membalas ciuman mesra Andrew.
Andrew menggendong dan berjalan menuju tempat tidur tanpa melepaskan ciuman, kemudian dia merebahkan tubuh Diana di atas kasur. Ciuman Andrew beralih keseputar leher Diana, membuatnya mendesah. Sebagian kesadarannya pulih ketika tangan kekar Andrew mulai mencari resleting gaun yang dipakainya.
"Lepaskan aku." Dia mendorong tubuh Andrew dan meloloskan diri dari tindihan tubuh pria tampan itu kemudian beranjak dari kasur.
Andrew duduk dan menarik lengannya membawa dirinya kembali kedalam pelukan.
"Lepaskan aku." ujar Diana dengan lemah. Lemah? Ternyata hati dan pikiran belum seutuhnya mencapai kata sepakat.
"Kau tidak perlu cemburu Diana sayang, aku hanya menginginkanmu." kata Andrew dengan lembut seraya kembali mencumbu lehernya.
"Lalu apa tuan, setelah itu kau akan mencampakkanku kan?" mata gadis itu berlinang air mata.
"Kenapa kau berpikir seperti itu?"
"Aku hanyalah gadis biasa, bahkan nona Gladys yang cantikpun kau campakkan." perasaan Diana mengalir begitu saja, segala sesuatu yang dia resahkan akhirnya dia utarakan dengan gamblang. Alkohol sudah mempengaruhi pikirannya sehingga membuat dia lebih relax dan menjadi berani.
"Gladys bukan siapa-siapa dibandingkan dirimu." Andrew berkata dengan sungguh-sungguh.
"Begitu banyak wanita cantik yang lebih pantas untukmu, tuan. Lebih anggun dan setara." elaknya lagi.
Andrew diam, pikirannya mulai berputar bertanya pada hatinya, kenapa kau sangat menginginkan wanita ini. Dia tidak secantik model yang mengelilingimu, Dia tidak sehebat wanita karier yang menginginkanmu, dia hanyalah wanita biasa.
Hati Andrew menjawab, "Wanita biasa yang membuat pikiran dan hatimu tentram, *****!"
"Aku tidak ingin merasakan sakit ketika kau mencampakanku." lanjut Diana kemudian dia mendorong tubuh Andrew dengan lebih keras dan berjalan menuju sofa. Malam ini dia lebih memilih untuk tidur disana. Air matanya bahkan masih menetes ketika dirinya terlelap.
💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗
Cakep enggak menurut kalian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 274 Episodes
Comments
Maya Mawardi
aku lebih suka wanita indonesia
2023-09-12
0
Devitafazasa
sangat cucok thoor
2022-12-27
0
AnggieYuniar
waaaaaawwwww benerrrr beneerr syurga mata 😂
2022-11-04
0