Diatas tubuh Andrew.
Pandangan mereka bertemu. Hening sejenak tanpa perlawanan. Tubuh mereka membeku sesaat.
Ya ampunn! Apa ini miliknya terasa keras sekali dan besar. Aku harus segera lepas dari pelukannya.
Seditik kemudian Diana kembali meronta berusaha lepas dari pelukan Andrew yang semakin erat.
Andrew menarik kepala Diana dan menahannya didada.
"Hentikan gerakanmu gadis kecil."
"Lepaskan saya tuan."
"Jangan banyak bergerak!!!"
Diana tidak menyadari semakin dia meronta semakin sering gesekan antara dua mahkota.
"Aku bilang hentikan. Atau kau memang ingin menggodaku." Andrew mendorong kepala Diana mendekat kewajahnya. Kembali ******* bibir. Satu tangan masuk kedalam bathroob yang mulai tersibak ke atas dan mengusap punggung diana turun kebawah. Kaki Andrew mengunci kaki Diana.
Diana tidak berkutik. Tangannya lunglai disamping .
"Kau membuatku menginginkanmu." bisik Andrew dengan suara bergetar. Dia berusaha mengendalikan perasaan, emosi dan hasrat yang sudah membumbung tinggi. Ini pertama kali bagi dirinya begitu kesulitan menyalurkan hasrat kepada seorang wanita yang bahkan sudah berada dalam pelukannya. Wanita lain akan dengan sengaja melepaskan pakaian dan menggodanya.
salahmu senyummu menggodaku mata mu menghinoptisku .
Andrew menghentikan aksinya, dia bangun dan menggendong Diana menuju kasur. Membaringkan lembut gadis yang sedang ketakutan.
"Tidurlah." bisik Andrew lembut dan kembali memeluk Diana .
Aku akan mencoba bersabar denganmu. Aku ingin memberikan kenangan yang indah padamu.
Dalam pelukan Andrew, Diana memejamkan mata dan tidak berani bergerak. Takut dengan akibatnya. Pelukan yang hangat, dada yang bidang. Otot- otot yang keras. Degup jantung Andrew yang mulai berdetak teratur seperti sebuah irama musik di telinga Diana. Membuatnya merasa memiliki Guardian .
Dipeluk kaya guling begini gimana kalau mau pipis nanti?
*************
Pagi hari.
Andrew bangun dari tidurnya, diapandangi Diana yang masih tertidur pulas. Bathroob Diana sedikit tersibak, paha yang mulus dan ramping seakan menantang untuk disentuh .
Dengan telunjuknya Andrew mengusap kening Diana, perlahan turun di hidung, bibir, dagu, belahan dada. Berputar pada dada, menahan keinginan untuk menyibak dan meremasnya, melanjutkan sentuhan kebawah, kepaha, kembali ke bibir. Mengecupnya perlahan. Seakan tidak mau mengganggu tidur pulas gadis cantik dalam pelukan.
Turun dari atas kasur dia membuka tirai ruang tamu dan keluar kearah balcony. Seperti kebiasaan pagi hari Andrew berolah raga kecil dan melakukan push up.
aku harus mendinginkan otakku jika tidak aku bisa melahapnya habis.
Sementara Diana baru saja terbangun dari tidurnya, membenahi bathroob. Dan mulai mencari keberadaan Andrew. Berjalan menuju balcony, ada pandangan indah disana. Pria tampan bermandikan keringat dan disirami cahaya matahari pagi.
Otot - otot yang terbentuk mengeras indah.
Cucuran keringatnya menambah ketampanan di wajah pria itu. Terpana dengan keindahan mahluk ciptaan Tuhan yang bernama Andrew hingga Diana tidak menyadari ketika Andrew sudah selesai melakukan push up dan berjalan meñghampiri dirinya .
Bunyi pintu balcony yang terbuka menyadarkan Diana dari lamunannya. Melangkah mundur mencoba menghindari Andrew.
"Mau kemana kau?"
"Sana. " dengan glagapan dia menunjuk ke arah kamar mandi
"Kenapa kau gugup apakah kau terpesona padaku?"
"Ti tidak tuan."
"Jadi menurutmu aku tidak mempesona?"
"Bukan begitu. I iyaa anda mempesona."
"Jadi benar kau terpesona padaku?" Andrew tersenyum sambil mengibaskan rambutnya dan mengelap dengan handuk kecil.
Diana jadi kikuk dan gugup melihat gerakan Andrew yang sexy. Memutuskan untuk tidak melayani godaan Andrew, dia melangkah ke arah bar.
"Anda mau teh, kopi atau jus? "
"earl grey tea."
Diana menyiapkan air panas dan menyeduh teh untuk Andrew dan diri nya.
Sementara Andrew menelpon ,
"Sinjay siapkan breakfast di kamarku. Menu lengkap. Tolong siapkan juga pakaian dalam wanita ukuran 34b dan pakaian casual sz 2."
apakah pakaian itu untukku, bagaimana dia tau ukuranku bahkan ukuran bra.
Wajah Diana bersemu merah memikirkannya.
"Kenapa wajahmu memerah?"
"Ah. Tidak tuan. Mungkin terkena uap air panas."
"Hahahhaha kau benar-benar lucu. Aku akan mandi, kalau room service datang suruh mereka meletakan breakfast di balcony." Andrew melangkah menuju kamar mandi . Menghentikan langkahnya ditengah- tengah tujuan dan menoleh pada Diana
"Kau mau ikut mandi denganku?"
''Tidak.! Tidak tuan." gelagapan Diana menjawab pertanyaan Andrew.
"Aku tidak akan mengunci kamar mandi jika kau ingin bergabung. Dan satu hal jangan coba-coba kabur atau akan aku buang pasportmu ke laut." Ancam Andrew sambil tertawa dan masuk kedalam kamar mandi.
Diana merinding mendengar perkataan Andrew.
Hal yang dia tidak mengerti, meskipun merinding tapi getaran di dada dan perutnya bukan karena takut. Ada aliran bahagia disana.
Ada apa dengan aku, kenapa aku menikmati keadaan ini. Kenapa aku berubah menjadi seperti gadis seperti ini.
Ketukan terdengar di pintu depan. Dengan menunduk Diana membukakan pintu, menyuruh mereka untuk meletakan makanan di balcony. Berusaha menghindari tatapan, Diana menyembunyikan diri di meja bar.
"Andrew honeyyy. Good morning, yuhuuu where are you?" Gladis masuk kedalam ruangan tanoa mengetuk pintu, dia mencari-cari dengan matanya, melongok ke balcony.
"Mana Andrew?" tanya wanita itu kepada pelayan
"Saya tidak tahu Nona."
"Bagaimana kalian bisa masuk ke sini ?" tanya nya menyelidik tidak percaya.
"Tadi ada seorang gadis yang membukakan."
"Dimana orang itu sekarang?" nada suaranya terdengar geram.
"Maaf, kami tidak tahu. " pelayan itu menganggkat bahu .
Gladis kembali masuk kedalam ruangan meninggalkan balcony, dilihatnya pintu kamar mandi tertutup dan ragu untuk mengetuk apalagi membuka. Meskipun amarah berkobar dalam dadanya, dia mengurungkan niat karena Andrew paling benci ketika diganggu apabila sedang menyendiri.
Kembali dia melangkahkan kaki ke arah meja bar. Matanya melotot ketika didapati Diana sedang duduk dilantai sambil memeluk kedua kaki nya.
Diana.
Saat melihat ada seorang wanita masuk ke ruangan presidential suite dan memanggil mesra nama Andrew.
Dia segera terduduk dilantai panik berusaha menyembunyikan diri.
Gladys disini bagaimana ini
"Hei kamu Bit** kamu masih disini!!!" bentaknya geram.
"Kamu tidur disini dasar buruh. b*t*c*. Kamu wanita murahannnnn. Lihat apa yang kamu kenakan." Gladys berteriak dan melotot kearah Diana yang hanya mengenakan bathrobe dan kemarahannya semakin memuncak ketika dilihatnya bekas gigitan kemerahan di leher Diana.
Dengan amarah yang berkobar Gladys memaki Diana, menunjuk ke arah Diana.
"Beraninya kamu tidur disini. Beraninya kamu merebut Andrewku!!!" Gladys mulai menunjuk dan mendorong kepala Diana. Diana mundur beberapa langkah menghindari tangan Galdys.
Semakin marah Gladys ketika tangannya hanya terayun diudara tidak mengenai sasaran.
"Kamu b*tc* wanita murahan. Beraninya kamu mengambil Andrewku." Gladys berteriak kalap.
"Aku bukan wanita murahan." balas Diana berusaha membela diri.
"Lalu apa namanya, kau merebut kekasih ku!!!"
"Aku tidak merebut siapa pun." Diana menekan suaranya dengan nada geram.
Semakin geram, Gladys menarik tangan Diana dengan kasar membawa Diana ke dekat kasur.
"Kau tidur disini kan semalam huh wanita penggoda!"
menunjuk pada kasur dan menyibak selimut.
"Lihat tampang mu saja yang polos, kau bahkan bukan perawan." Gladys menunjuk pada seprai yang masih putih bersih.
"Jaga ucapan anda Miss Gladys. " Diana geram mendengar perkataan Gladys.
"Apa? Apa yang perlu dijaga!!! Dasar wanita tidak tahu malu." Gladys menampar pipi Diana dengan keras.
Dan disaat yang bersamaan Andrew sudah keluar dari kamar mandi. Berlari ke arah Diana yang terhuyung kebelakang akibat tamparan Gladys dan memapah gadis itu .
"Apa yang kamu lakukan, beraninya kau menampar dia!" bentak Andrew.
"Sayang aku memberinya pelajaran karena dia berani menggodamu." suara Galdys berubah 180 derajat menjadi lembut. Menghampiri Andrew dan menyentuh tangan Andrew.
Andrew menepis sentuhan Galdys. Membuat Gladys terkejut. Dia memapah Diana ke sofa.
"Hei apa yang kalian lihat, cepat ambilkan obat untuk dia." Andrew berteriak kepada staff room service yang diam tertegus menonton .
"Baik. Baik tuan." Seorang pelayan segera berlari mencari kotak p3k.
"Sayangg. Aku merindukanmu." Gladys merengkuh pundak Andrew lembut.
"Lepaskan aku. Keluar kamu." Bentak Andew.
"Jangan begitu sayang. Aku bisa mengerti kalau kau terkadang ingin mencoba yang baru tapi jangan abaikan aku." suara Glady terdengar lembut dan manis tetapi matanya melirik Diana dengan sinis.
"Tutup mulutmu, keluar dari sini." Andrew menoleh dan menatap kasar Gladys.
"Jangan begitu sayang, aku bahkan bisa menerima kalau kau mau melakukannya bertiga." Gladys masih merayu.
"Aku bilang keluar kau, berisik sekali."
Andrew menarik tangan Galdys dengan kasar keluar dari ruangan kemudian menutup pintu dengan kasar dan kembali kepada Diana .
Sedangkan di balik pintu, Gladys mengumpat-umpat sendiri dan melangkah pergi sambil menghentakan kakinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 274 Episodes
Comments
Devitafazasa
dasar siluman mampus mu ken sok2 mesra
2022-12-27
0
🏵🌸Blooming flower🌹🌷
hhh ak suka Diana berani melawan Gladys yach meski tdk terlalu berani tp ada sedikit perlawanan. jangan mau d tindas Diana oleh wanita² d sekililing Andrew bukan kau yg menggoda merayu dan menginginkan Andrew. tp Andrew lah yg menginginkan mu ❤❤🥰
2021-08-23
0
Wati_esha
Hmmm Gladys... lihatlah, siapa dirimu?
2021-05-07
0