"Tuan, berikan kartu identitas saya. Saya akan kembali. Tuan bisa menginap sendiri disini." Diana masih ngotot hendak kembali ke kapal pesiar sendiri.
"Aku tidak mau sendiri disini." ujar Andrew tidak perduli sambil tetap berjalan mengikuti bell boy yang mengantar mereka menuju Penthouse. Diana mengikuti disamping Andrew masih dengan protes sesekali.
"Tuan kan datang berlibur di cruise dengan nona Grisella." jawab Diana spontan dengan wajah yang sedikit cemberut. Seketika Andrew menghentikan langkahnya dan memandang tajam pada Diana.
Aura dingin tampak di wajah Andrew. Dan seketika itu juga Diana langsung terdiam, mengalihkan oandangannya dari tatapan tajam Andrew, nyalinya menciut. Dia akhirnya tetap mengekor dengan diam pada Andrew yang melanjutkan langkah kaki mengikuti bell boy.
Mereka tiba di Penthouse, setelah memberikan tip Andrew memerintahkan bell boy meninggalkan mereka. Diana belum menyadari indahnya kamar Penthouse yang berada dilantai atas dengan pemandangan laut. Kasur king size yang besar dan empuk. Pintu balcony terbuka dengan lebar mengalirkan udara hangat dan angin laut yang sepoi-sepoi. Kamar mandi dengan bathup dari pualam.
Dia melangkah menuju meja dapur dan memandang sekeliling ruangan masih dengan perasaan takut dan kuatir menjadi satu. Ruangan yang indah dan mewah tidak dapat dia nikmati. Was-was! Hati dan akal sehatnya belum dapat berkompromi. Keinginan hati untuk tinggal disisi Andrew harus berperang melawan akal sehat, bahwa ini tidak benar.
aku tidak ingin terluka ketika dia pergi dan mencampakanku.
Andrew menatap Diana, gadis mungil yang tersenyum dalam kegelisahan tampak begitu menggemaskan, membuat dia semakin ingin menggoda dan melihatnya kesal. "Baiklah, kalau kau bisa menemukan kartu id mu dariku, kau bisa kembali ke kapal." kata Andrew dengan senyum licik nya.
"Benarkah?" Mata Diana berbinar.
"Anda akan mengizinkan saya pergi dan tinggal sendirian disini?" tanya Diana lagi. Dia sendiri kaget dengan pertanyaannya, coba apa perduliku apakah Andrew sendiri atau bersama orang lain, pikirnya lagi.
"Mungkin." jawab Andrew dengan nada yang menggoda. Menyebalkan memang.
Andrew mengangkat tangannya mempersilahkan Diana untuk menggeledah tubuhnya.
Dengan tanpa banyak berpikir, gadis itu mulai maju dan meraba kantong pakaian Andrew. Bermula meraba bagian dada mencari kantong di kemeja, ternyata tidak ada kantong disana. Ketika tangannya meraba bagian dada dapat dia cium aroma parfum Andrew yang menyeruak masuk kedalam rongga nafasnya, begitu harum maskulin. Dia berusaha mengendalikan debaran di jantung dengan mengalihkan perhatian dan lanjut meraba kebagian kanan kantong celana, mengeluarkan isinya disana terdapat uang cash pecahan $100 terlipat rapi dan cukup tebal. Diana meletakannya di meja. Kemudian masih penasaran meraba kebagian kiri kantong yang ternyata hanya berisi beberapa perment mint. Diana menarik nafas dan memandang Andrew yang hanya tersenyum kepadanya.
Pilihan terakhir adalah kantong di bagian belakang. Gadis itu kemudian melingkarkan tangannya ke arah pinggang Andrew dan meraba kantong dibagian belakang yang tentunya tepat didaerah pantat Andrew. kepalanya tanpa dia sadari menyandar di dada Andrew dan tangannya meraba kanan dan kiri bersamaan. Dia tersenyum lebar ketika merasakan ada dompet disana. Belum sempat dia mengeluarkan dompet dari kantong kanan bagian belakang. Andrew sudah mengangkat tubuhnya dan mendudukan Diana diatas kursi dapur.
"Kau hendak menggodaku gadis kecil." tanya Andrew sambil menatapnya tajam.
"Tidak tuan!" jawab Diana dengan cepat.
"Kau sudah meraba sekujur tubuhku dan itu berbahaya, kau membangkitkan hasratku." ujar Andrew sambil semakin mendekatkan wajahnya ke wajah gadis yang duduk dihadapannya. Tubuh Diana mundur kebelakang. Menjauh dari wajah Andrew.
"Kau tahu akibatnya sudah menggodaku." ujar Andrew sambil tersenyum menggoda.
"Ti...tidak tuan."
Cup! Andrew mengecup bibir Diana.
"Saya tidak bermaksud..."
Cup! Kecupan mendarat di bibirnya kembali sebelum kalimat selesai dia ucapkan.
"Tuan..."
Cup! Andrew lagi-lagi mendaratkan kecupan kebibirnya. Satu kata satu kecupan berulang beberapa kali. Hingga akhirnya Diana memilih untuk diam. Sementara tangan Andrew sudah mengunci dirinya di kursi dan wajah Andrew tidak ada keinginan untuk menjauhkan wajahnya.
Sambil memandang wajah yang tersipu, Andrew akhirnya mendaratkan ciuman lembutnya mengusap bibir Diana yang tidak juga mau terbuka. Dia menarik dan menghisap bibir bawah gadis itu hingga tanpa sadar Diana telah mendesah dan membuka mulutnya.
Ciuman berlangsung beberapa saat dengan lembut.
Andrew menghentikan ciuman ketika bunyi bell dipintu kamar terdengar, dia memandang wajah Diana yang memejamkan matanya selama berciuman. Sekali lagi dia kecup bibir gadis itu yang kembali mendesah tanpa sadar.
Kemudian dia meninggalkan Diana yang masih terduduk untuk membukakan pintu. Dua orang waiter masuk mengucapkan salam dan mengantarkan masuk makanan, "complimentery dari hotel untuk anda tuan." ujar salah satu bell boy yang kemudian menata makanan dan white wine tersebut di meja bar.
"Selamat menikmati tuan dan nyonya." kata waiter tersebut sebelum meninggalkan ruangan.
Andrew menghampiri Diana kembali, "ayo kita makan, kau pasti sudah lapar. Atau kau ingin melanjutkan aksi kita?" tanya Andrew menggoda.
"Makan. Ayo makan tuan." sahut Diana engan cepat menyembunyikan kegugupannya.
Andrew terkekeh melihat reaksi Diana yang tampak kikuk.
Sesaat setelah makan siang.
"Kemarilah." Andrew memanggil Diana untuk segera menyusul dirinya di Balcony. Sementara Diana baru saja selesai merapikan piribg kosong dan meletakannya rapi di sudut meja. Serta menyimpan buah dan wine kedalam kulkas. Setelah selesai dia menghampiri Andrew yang sedang berdiri di balcony.
"Lihatlah indah bukan?" kata Andrew memamerkan keindahan pemandangan dari atas penthouse.
Memang indah. Benar-benar luar biasa. Pantai putih yang bersih dengan deburan ombak laut yang berkejaran santai mengantarkan buih-buih kecil di ke pantai. Tampak aktifitas orang-orang yang sedang asyik menikmati keindahan lautan, berenang di laut, bermain pasir oantai hingga sekedar berjemur. Disisi lain adalah kolam renang yang indah pula. Beberapa pohon kelapa rindang mengitari pinggiran area kolam renang. Indah.
Belum lagi fasilitas mewah di penthouse dengan balcony yang luas ini dengan pilar-pilar besar yang menopang kokoh.
"Ayo berbaringlah disini." Andrew membimbing Diana untuk mengikutinya duduk di sofa bulat yang terdapat di balcony. Mereka duduk bersandar berdampingan memandang kearah garis antara langit dan lautan.
Gadis itu tampaknya sudah lupa dengan tujuan utamanya menemukan id card dan kembali ke kapal. Saat ini tanpa dia sadari dia sedang berbaring dalam pelukan boss besar yang mengintimidasi dengan disirami oleh cahaya hangat matahari sore dan hembusan angin laut yang sepoi-sepoi.
Andrew memandangi wajah gadis cantik dalam pelukannya yang jatuh tertidur. Wajah cantik yang memberi kedamaian setiap kali memandangnya, sikap polosnya yang membuat Andrew selalu ingin menjahili sekaligus melindungi juga sifat asli nya yang penuh perhatian meskipun terkadang masih disembunyikan malu-malu membuat Andrew ingin di dekatnya.
Keputusan mengambil liburan ini sangat tepat pikir Andrew. Beberapa hari ini berkat kehadiran Diana, dia bisa melupakan segala stress dan persoalan pekerjaan.
Andrew tidak ingin memikirkan apa yang akan terjadi setelah liburan ini selesai.
Kemana perasaan akan membawanya. Karena yang dia tahu hanya beberapa hari ini dia begitu bahagia dengan keberadaan gadis cantik dalam pelukan dan bibir merona yang membuatnya kembali memiliki keinginan untuk mencumbu. Perubahan baru dalam hidupnya setelah sekian lama dia tidak pernah sekalipun mencumbu wanita-wanita yang tidur dengannya.
💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗
Hi guysss ini gambaran kamar penthouse nya ya. Diambil dari situs resmi.
Yang ini gambaran dapur nya ya. Dapur ini ada didalam penthouse.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 274 Episodes
Comments
🏵🌸Blooming flower🌹🌷
Andrew tdk memikirkan apa yg akan terjadi setelah selesai liburan. dan karna itulah Diana sangat berhati hati terhadap mu Andrew. dia takut terbuai dan terlena atas sikap dan perhatian yg kau berikan dan tunjukkan. karna kalo sampai itu terjadi hanya sakit hati yg akan Diana dpt kan. takut setelah ini berakhir kau akan mencampakkan nya.🥺🥺
2021-08-23
1
Ilma Kikyo
ngebayangin Penthousenya aja aku nggak sangup 😄😄😄😄😄😄😄
2021-02-26
0
Hsyahrul Marosa
OMG
2021-02-25
0