Bangun di pagi hari Diana tersenyum malu, semalam entah mengapa dan apa penyebabnya hingga dia bermimpi bercumbu dengan Andrew. Adegan panas yang terjadi meskipun hanya dalam mimpi, sanggup membuat degup jantungnya berdebar kencang. Benarkah itu mimpi, dalam ingatannya semua terasa nyata. Dia menoleh ke sisi Andrew yang masih tertidur ternyata semalam tuan Andrew mematuhi persyaratan dari nya. Terbukti bantal pembatas masih tetap di posisinya meskipun tangan Andrew memeluk bantal tersebut.
Diana bangun dari tidurnya dan berjalan keluar kearah balcony seraya menggelung rambutnya, disaat dia setengah menunduk, baru dia sadari kancing piyama paling atas sudah terbuka. Seingatnya dia mengancing semua rapat-rapat.
Hemm apa tidurku berlebihan ya sampai terbuka, pikirnya dalam hati.
Menikmati suasana pagi di atas balcony memang luar biasa, udara pagi yang sejuk, burung-burung camar yang menari diangkasa, bahkan sinar matahari yang masih malu-malu membuat perasaan lebih damai.
"Goodmorning sunshine." tiba-tiba Andrew sudah bangun dan memeluknya dari belakang seraya mengecup leher sampingnya.
"Tuan sudah bangun?" tanyanya tanpa menoleh karena dia tahu begitu dirinya menoleh akan bersentuhan dengan wajah Andrew dan percuma saja memberontak karena pelukannya akan semakin erat belum lagi ancaman-ancaman yang menjengkelkan.
"Belum. Kau tentu saat ini sedang bermimpi dipeluk diriku." gurauan Andrew berhasil membuat wajah Diana memerah dan degup jantungnya berdetak kencang membuatnya teringat mimpi semalam.
"Lepaskan tuan, saya mau mandi dulu." Diana menarik tangan Andrew agar melepas pelukannya.
"Tetaplah begini sebentar." Andrew mengeratkan pelukan dan menyandarkan kepalanya diatas kepala Diana.
Pemandangan indah dan perasaan damai bersama wanita dalam pelukan, membuat Andrew tak ingin melepaskannya sedikitpun. Diana hanya diam menikmati pelukan hingga tanpa sadar dia mendesah ketika tangan Andrew mulai masuk dibalik piyama mengusap perut ratanya sementara bibir Andrew sibuk menelusuri jenjang lehernya. Kesadarannya timbul ketika tangan yang awalnya bersarang di perut hendak bergerilya kebagian intinya sementara tangan yang satunya hendak meraba bagian dada. Sontak Diana melepaskan diri dengan paksa dan berlari menuju kamar mandi meninggalkan Andrew yang terengah-engah sendirian.
Gagal lagi! Tapi aku tak akan menyerah. Kau membuatku semakin menginginkanmu.
Desah Andrew perlahan sambil menatap Diana yang masuk ke kamar mandi.
Di dalam kamr mandi. Diana berhasil menata lagi detak jantuknya. Sambil terus menarik nafas panjang dan melepaskannya perlahan. Dia coba mengusir bayang-bayang Andrew perlahan. Setelah dirinya kembali tenang. Dilepaskan kancing-kancing piyamabhendak mandi. Saat itu matanya terbelalak melihat pantulan tubuhnya di cermin. Tampak beberapa jejak merah stampel kepemilikan di dada.
Ya Tuhan, apakah semalam adalah kenyataan yang seakan mimpi atau mimpi yang menjadi kenyataan?
Jantungnya berdegup kencang masih segar dalam ingatannya bagaimana dirinya mendesah keras menikmati sentuhan Andrew di dada. Tangan tangan kecilnya membelai rambut dan punggung Andrew, melenguh ketika kecupan memdarat di leher dan telinga. Semburat merah muda kembali merambat di wajahnya ketika ia melepas bra dan melihat jejak merah itu juga berada dibagian dalam dadanya.
Segera dia masuk kedalam bilik air dan mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Membasuh setiap jengkal tubuhnya. Ada rasa malu sekaligus kesal karena tindakan seseorang yang memberi tanda merah ditubuh tanpa dia sadari. Selesai mandi dengan mengenakan bathroob dia keluar dan mulai memasang muka masam kepada Andrew.
"Apa yang terjadi semalam?" tanya Diana secara langsung.
"Semalam? Kenapa?" tanya Andrew tak mengerti.
"Jangan pura-pura tidak mengerti tuan." ujar nya jengkel.
"Aku tidak paham maksudmu."
"Kenapa banyak tanda merah didadaku?" tanya Diana kesal.
"Hah? Tanda merah apa, coba lihat." Andrew tampak tidak mengerti tapi dibalik itu sesaat tampak seringai nya.
"Tidak boleh."
"Kalau tidak boleh lihat, bagaimana aku bisa mengerti tanda merah apa yang ada ditubuhmu. Apa kau digigit nyamuk?"
"Iya. Nyamuk buas!" sahut Diana dengan kesal.
"Haruskah aku komplain kepada Smith?"
"Sudahlah." Diana berlalu menuju ke lemari pakaian.
"Katakan padaku apakah sakit? Perlukah aku mengobatinya?" Andrew terus saja menggoda sambil berjalan menghampiri Diana.
"Tidak perlu! Cepat mandi sana tuan, saya sudah lapar." perintah Diana ketika dilihatnya Andrew hendak berjalan mendekatinya.
"Baiklah gadis kecil." Andrew berlalu menuju kamar mandi sambil tersenyum-senyum.
💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗
Setelah menikmati sarapan, Andrew meninggalkan Diana sendiri untuk melanjutkan pertemuan dengan mr.Smith. Sementara itu, Diana memutuskan untuk menanti Andrew sambil duduk di area kolam renang.
Setelah hampir dua jam, Andrew datang menjemputnya. Wajah Andrew tampak sedikit masam ketika melihat Diana berbicara dengan seorang pria. Tanpa basa-basi, dia menggandeng tangan gadis itu pergi meninggalkan area kolam renang, bahkan Diana belum sempat mengucapkan selamat tinggal kepada pria tersebut.
"Kau ramah ya terhadap pria tadi." kata Andrew dengan nada kesal.
"Biasa saja tuan."
"Oh ya, aku melihat kau tertawa senang berbicara dengannya."
"Oh itu karena dia menceritakan pengalaman lucunya disini, begini ceritanya.."
"Aku tidak mau dengar!"
"Ya sudah."
"Jangan terlalu ramah kepada pria manapun."
"Masa saya harus berwajah masam?"
"Iya kalau perlu."
"Sama anda juga?"
"Kecuali denganku tentunya."
"Hahahhahah anda lucu tuan, sepeti anak kecil."
"Kau yang membuatku seperti ini."
"Lho?" Diana hendak protes tapi urung karena dia baru menyadari kalau mereka sudah diatas mobil entah mau kemana.
"Kita mau kemana?"
"Aku hendak mengajakmu ke boutiqe. Belilah gaun untuk malam ini dan besuk."
"Kita akan tinggal selama itu?" Diana terkejut sekaligus sedikit gelisah.
"Iya. Kau suka?" tanya Andrew seraya menoleh kepada Diana yang hanya menyengir.
"Imut sekali." ujar Andrew melihat seribgai di wajah Diana seraya mengusap kepala gadis itu.
Setelah membeli beberapa pakaian, Diana menemani Andrew berenang di laut. Seberapa besar Andrew memaksa dirinya mengenakan bikini ataupun baju renang Diana tetap menolak. Selain tidak pernah mengenakan bikini dia juga merasa malu mengingat banyaknya tanda merah di dada.
Memandang postur tubuh Andrew yang tampak semakin sexy dan tampan mengenakan celana pantai memperlihatkan sekujur tubuh yang berotot dan kulit kecoklatannya mampu menjadi magnet setiap mata yang memandangnya. Terbukti dengan banyak wanita yang datang menghampirinya untuk berbincang, bertanya hal tidak penting hingga sekedar selfie. Dengan kesal Diana memandang dari kejauhan.
Lihat dia sendiri begitu ramah kepada semua wanita tua atau muda, cih!
Eh, kenapa aku yang jadi sewot.
Diana akhirnya memutuskan memejamkan mata dan menutup tubuhnya dengan kain tipis hingga Andrew datang padanya.
"Apa yang kau lakukan?" Andrew menarik kain pantai yang menutupi wajah dan tubuh Diana.
"Silau tuan." jawabnya asal.
Andrew tersenyum geli. Sekilas dia melihat wajah kesal Diana.
Apakah dia marah ? Apakah dia cemburu?
"Kau marah?" tanya Andrew.
"Marah? untuk apa?"
"Okey kalau kau baik-baik saja, ayo turun ke laut." ajak Andrew.
"Tidak tuan!"
"Kenapa?"
"Saya tidak bisa berenang."
"Aku akan menjagamu." Andrew mengangkat tubuh Diana tanpa perduli gadis itu meronta dari pelukannya. Kemudian dia membawa gadis itu semakin jauh ketengah hingga air laut menyampai pinggang, baru Diana diturunkannya.
"Aku takut." ujar Diana panik.
"Tenanglah aku disini." Andrew memeluk gadis itu dan mengajaknya menikmati cahaya matahari yang perlahan mulai tenggelam. Memandang pemandangan alam yang indah bersama orang yang disukai tentunya luar biasa membahagiakan bukan? Itu lah perasaab Andrew, sedangkan Diana sendiri dia masih ragu dan takut mengakuinya.
Air laut semakin pasang, gadis kecil itu panik.
"Tuan, ayo kembali. Sebentar lagi air ini akan berada diatas leherku."
"Iya gadis kecil imutku." Andrew kemudian menggendong Diana, hingga kedua kaki gadis itu melingkar di pinggang Andrew dan Diana memeluk leher Andrew. Pandangan mata mereka bertemu, wajah mereka sangat dekat, Diana memalingkan wajahnya menahan malu. Andrew membawa dirinya berjalan kearah pantai. Hingga dibatas aman, dia berhenti.
"Sudah sampai tuan?" gadis itu tanpa sadar kembali memandang Andrew yang dengan gesit tidak melepaskan kesempatan itu, dia ******* bibir manis Diana. Gadis itu sedikit syok.Malu. Ini pengalaman pertamanya dicium di area umum dan banyaknya mata yang memandang iri. Dia tidak membalas ciuman Andrew dan berkali kali berusaha memutuskan ciuman.
"Ayo kembali." ujar Andrew setelah puas mencium Diana dan membawa gadis itu untuk mengganti baju dengan bathrobe dalam gazebo pantai.
💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗
edisi revisi masih berlanjuttt... semoga kalian makin jatuh cinta dengan Andrew dan Diana yaaaa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 274 Episodes
Comments
🏵🌸Blooming flower🌹🌷
pengen tak kantongin, visualnya bikin ngiler🤤🤤.
2021-08-23
0
Kinera Kinera
hadeuuh itu clna nya andreww trllu melorot Thor ..gelii sy liat nya hahhaaa..semngatt luar biasa
2021-07-22
0
gemini_20
OMG😁😁
2021-07-01
0