"Kenapa makananmu belum juga datang? Aku akan telphone room service dulu." Andrew baru menyadari kalau makanan yang dia suruh Lisa memesankan tidak kunjung datang juga.
"Tidak usah Tuan saya tidak apa-apa." Diana mencegah Andrew menelphone room services karena dia takut kalau staff room serives ada yang mengetahui keberadaan dia berdua di ruangan ini dengan Andrew. Malu.
"Tapi kau lapar bukan?" Andrew menggandeng tangan Diana dan mereka duduk di sofa bulat balcony.
"Saya bisa makan ini." Diana mengambil dan memotong keju chambert kemudian memakannya dengan biscuits serta mengambil beberapa biji buah anggur
Andrew menuangkan segelas anggur putih dan menyodorkan ke Diana
"Kau yakin ini cukup?"
"Iya Tuan ini cukup." perkataan yang keluar dari mulutnya memang berbeda dengan keinginan yang ada di otaknya. Saat ini mie kuah hangat pasti lebih nikmat.
Diana menerima gelas anggur putih yang disodorkan Andrew dan menegaknya perlahan. Memang beda rasa anggur putih berkualitas dengan yang murahan yang biasa dibagikan secata gratis untuk para tamu. Rasa dry dengan aroma fruity begitu menyatu dengan lidah berbaur dengan nikmatnya keju .
Diana bukan penggemar keju. Tapi disaat lapar begini apapun pasti nikmat, benar bukan ?
Andrew tersenyum melihat Diana makan dengan lahapnya. Begitu menyenangkan melihat setiap gerakan yang dilakukan gadis dihadapannya. Setelah menyantap beberapa potong keju, biscuits dan menghabiskan buah anggur. Andrew mengajak Diana masuk ke dalam.
"Tuan, ini sudah jam 22.30. Sudah larut malam. Saya minta ijin untuk kembali kebawah. Anda silahkan berisitirahat dan tidur dulu." Diana meminta ijin dengan sopan. Dia merasa jengah berada terlalu lama disisi Andrew.
Sudah lama Diana tidak pernah berduaan saja dengan seorang pria. Dia selalu menjaga diri dari godaan rekan sekerja bahkan manager sekaligus.
Berada disisi Andrew terlalu lama, dia takut sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
"Kamu diam disini temani aku. " Andrew melarang Diana pergi meninggalkan dirinya.
"Tapi tuan." Dia mencoba membantah.
"Kamu berani menentang saya!!" Pandangan Andrew berubah menjadi tajam dan tampak menakutkan.
Diana menjadi serba salah . Dia takut kejadian di balcony terulang kembali.
"Kemarilah." suara Andrew berubah lembut, dia menggandeng tangan Diana menuju sofa dalam ruangan.
Prianitu memencet remot tv sambil memilih channel kemudian berhenti di salah satu channel yang sedang menayangkan acara music .
Andrew merebahkan diri di pangkuan Diana.
"Kamu boleh membelai rambutku, kalau kau menginginkan." Andrew berkata sambil tetap melihat telivisi.
Diana diam tangannya tetap berada disisi dalam sofa. Membeku. Kaku seperti robot.
"Jadi kamu tidak mau membelai rambutku?!"
Andrew bertanya tapi dengan nada memaksa.
"Eh iya iya tuan." Diana jadi gugup, bingung dengan hal yang harus dia lakukan.
Dengan tangan gemetaran dan jantung yang berdegup kencang dia memberanikan diri mengerakan tangannya dan membelai rambut Andrew yang berwarna coklat tua .
Rambut yang indah. Rambut yang tamoaknya terawat dengan baik. Diana jadi teringat sudah lama rasanya tidak pernah creambat. Harga perawatan di dalam kapal bisa 4x lipat harga salon di kampung halaman.
Membelai Andrew perlahan, mengalirkan perasaan hangat dalam hatinya.
Sementara itu Andrew mulai bermain di kaki Diana. Memainkan stocking Diana dari pergelangan kaki hingga paha. krekkk...
hahh ??!! suara apa itu
"Coba lihat kenapa kamu memakai stocking berlubang." Andrew menunjuk pada lubang yang cukup besar di paha Diana. Kembali ditarik-tariknya stocking dan krekkk lubang semakin membesar.
"Akkhhhh. Tuan! Apa yang kau lakukan." Diana menjerit panik. Lubang di stocking nya begitu besar.
"Aku tidak melakukan apa-apa. Stockingmu saja yang sudah berlubang dari tadi coba lihat ini muat 4 jariku."
"Ini masih baru." Diana meringis sedih.
stocking mahalku. Aku menghabiskan $15 untuk ini.
Andrew tersenyum geli memandang wajah Diana.
"Coba lihat kancing baju mu juga lepas."
Sekali hentak, tasss!!! Kancing baju putih Diana sudah terlepas lagi satu .
"Tuan!!!" Diana menjerti tertahan. Kesal. Jengkel dengan sikap Andrew yang mulai tidak sopan. Dia mendorong tubuh Andrew. Tapi yang di dorong tidak bergeming. Malah tertawa terbahak-bahak. Pria itu memeluk pinggang Diana membenamkan wajah di perut gadis itu.
ini orang iseng nya gak lucu lagi. Bagaimana caranya aku kembali ke kamarku dengan keadaan seperti ini? Atas bawah sobek. Akhhhhh!!! Boss gila!
"Kamu mengumpatku?" Andrew menatap Diana dengan tajam setelah puas tertawa. Wajah gadis itu tampak ditekuk sangking jengkelnya. Dia tidak pernah tau kalau bos besar ini ternyata isengnya berlebihan.
"Tidak tuan," jawabnya singkat dengan nada yang mulai kesal.
"Lalu kenapa kamu cemberut."
"Tidak tuan. Saya tidak cemberut. Lihat saya tersenyum lebarrr." Diana berbicara dengan nada kesal dan tersenyum masam.
"Nah begitu dong. Kan jadi asyik." Andrew berbicara sementara tangan satunya hendak menyibak kemeja Diana .
Diana dengan sigap menghentikan aksi Andrew. Satu tangan memegang tangan Andrew, satu tangan memegang bajunya.
*jangan memaksa lagi pleaseèe*
"Oke. Oke. Aku mengalah." Andrew bangun dari pangkuan Diana.
"Pergilah ke kamar mandi dan kenakan bathroob." kata Andrew .
Diana segera pergi ke kamar mandi, dilepas dan dipandanginya stocking yang bolong dengan kesal dan kancing bajunya yg sudah hilang
.
aduhhh... aku kan harus beli baru lagiii. Gila diam- diam sudah harus keluar uang $50. Sekarang bagaimana caranya aku bisa keluar dan kembali ke kamarku. Masak harus keluar dengan pakai bathroob. Apa kata orang. Haduhhh. Bisa kena gosip ini aku. Lama - lama disini bisa stress aku. Boss besar ini sudah gila! Gilaaa!!!
Ya ampun kenapa banyak tanda merah di leherku. Aduhhh bagimana aku bisa bekerja besuk. Kemejaku tidak cukup tinggi menutupinya. Apa ini kenapa jantungku jadi berdegup kencang. Bisa gila aku lama-lama.
Diana teringat kejadian di balcony dan di sofa. Kecupan dan sentuhan Andrew membuat jantungnya berdebar, sesuatu menggelitik hati dan perutnya.
Pipinya kembali bersemu merah melihat tanda merah di leher. Malu sekaligus apa ini, perasaan bahagia? benarkah?
Setelah beberapa saat Diana keluar dengan mengenakan bath roob. Dia berdiri kebingungan di depan pintu kamar mandi.
"Kemarilah."
Ragu-ragu Diana hendak melangkah . Mematung sebelum Kembali membeku .
"Kenapa kamu jadi seperti siput. Cepatlah kemari!"
Diana duduk disamping Andrew. Dan Andrew kembali tidur di pangkuan Diana. Membelai rambut dan wajah Diana. Memegang tangan Diana dan mulai mencium jari jemari nya.
"Tuan sudah," lirih suara Diana ada nada takut dibalik perkataannya.
Andrew tidak mengihiraukan, bahkan semakin aktif mencium jari jemarinya naik ke lengan.
Bangun dari pangkuan Diana, dia merengkuh bahu gadis itu dan menciumi leher serta menyibak bathroob untuk menciumi bahu gadis itu dengan lembut dan dalam.
Tangan mungil Diana berusaha mendorong Andrew dengan segenap tenaga. Tentu saja tidak berhasil berat badan saja kalah jauh, besar tubuh apalagi kekuatan. Dicengkeramnya punggung Andrew dengan keras, tapi malah tangannya yang kesakitan.
Andrew melepaskan pelukannya sesaat dan mencengkeram rambut belakang gadis itu. Ditatapnya dalam bola mata Diana. Tidak lagi dia perdulikan tatapan takut dan protes, tiba-tiba sebelum sempat gadis itu memberontak lagi Andrew sudah mendaratkan ciuman di bibirnya ******* lembut, menjelajahi, menjilat, menghisap Andrew ******* dengan lembut tapi panjang. Dia seperti ketagihan. Dia menikmati bibir mungil Diana tanpa mau melepaskan.
Tanpa sadar cengkraman Diana melemah, tangannya masih menggantung di punggung Andrew dan diatas batas sadar dia membalas ciuman Andrew. Andrew bukan pria pertama yang pernah dia cium. Tiga tahun lalu Diana pernah mencium kekasih yang dia cintai. Hanya sebatas ciuman tanpa ada sentuhan lebih.
Merasa gayung tersambut Andrew semakin berani. Perlahan dia rebahkan tubuh Diana di sofa, ciuman beralih keleher, satu tangan berusaha melepaskan tali bathroob dan tangan satunya menahan tubuh. Tali terlepas, tangan mulai mengusap perut. Merambat keatas hendak menyentuh dada namun tertahan oleh tangan Diana.
"Sudah tuan. Hentikan. ahh hahh. Tidak!!! cukup!!! Hentikan. Ah. ha.ah." Diana memberontak disela-sela desahan yang tidak dapat dia kontrol.
Diana berusaha menghentikan serangan boss besar yang semakin liar. Dia berusaha kembali ke pikiran normalnya, berusaha mengendalikan hasrat yang hampir menguasai diri. Mahkota raja milik Andrew bangkit dan mengeras menempel erat di paha Diana.
Diana mulai memberontak keras, mengumpulkan
kekuatan dan kemudian mendorong Andrew keras, hingga mereka terjatuh berguling diatas karpet. Diana tepat berada diatas Andrew dan mahkota raja tepat menempel di mahkota ratu.
Mata Diana terbelalak ketakutan melihat Andrew dibawahnya yang memandang dengan tatapan lembut.
💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗
Ini adalah gambaran Diana ya guys
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 274 Episodes
Comments
Maya Mawardi
kenapa Diana bukan wajah orang Indonesia, ini wajah orang korea
2023-09-11
0
Deasy Dahlan
Cantikk... Sesuai karakternya kalem.. Tp... Kok dr asia.. Cb thorr cr yg sama visualnya dengan andrew... Sm2 dr barat..
2023-06-06
0
Devitafazasa
cantik thoor diana nya aq suka thoor
2022-12-27
0