Di dalam toilet, Diana duduk cukup lama. Bingung harus berbuat apa lagi untuk menghabiskan waktu. Dia sudah buang air kecil dan cuci tangan berkali-kali. Berulang kali pula melihat ke arah pintu memastikan kalau sudah benar-be ar terkunci.
Jadi agak ge-er sedikit sih. Memangnya Andrew mau menerobos masuk?
Hehhh, Dia memukul pelan kepalanya yang agak sedikit pusing akibat minum alkohol
Berdiri lagi di kamar mandi.
gila kamar mandinya besar sekali. Sedikit lebih besar daripada cabinku. Ada bathup nya.
Kemudian Diana berhenti didepan cermin besar tepat disamping depan bathup.
W**ah! Kalau mandi disini bisa sambil mejeng aku. sayang ga bisa bawa hp tadi. Bisa selfie - selfie seharusnya.
ya ampunnn! Ini muka sudah memerah aduh bagimana ini. Jelek sekali.
Diana memencet-mencet pipi nya yang memerah akibat segelas white wine yang diminumnya kemudian dia berjalan berputar duduk di pinggiran bathup dan masuk dalam bathup, berpose, sampai bosan.
tok-tok..tok-tok
Suara ketukan di pintu kamar mandi.
*ya ampun! aku ketiduran*
Diana segera berdiri dan merapikan rambut nya.
"Iya Tuan Andrew ... sebentar...," jawabnya dari dalam kamar mandi.
Aku terlalu lama disini harusnya aku keluar saja dari tadi dan memastikan tidak ada hal lainnya lagi trus ke kantin. Lapar ! Miss Lisa pasti lupa memesankan makanan.
Kemudian ia membuka pintu kamar mandi, tampak di depannya Andrew sudah mengganti pakaiannya dengan tshirt biasa dan celana selutut.
Tshirt putih tipis berpola huruf V membalut tubuhnya dengan pas. Tampak disana dada yang bidang, berotot dan tangan-tangan yang kekar.
pemandangan indah!
Andrew tetap berdiri di depan pintu menghalangi langkah Diana untuk keluar.
kebiasaan ini orang sukanya berdiri di depan pintu.
"Sudah puas kamu di dalam?"
"Iya tuan."
"Apa yang kamu lakukan di dalam?" Andrew melirik kedalam kamar mandi, "Jangan- jangan kamu tidur lagi." ujar Andrew dengan nada mengolok.
Mata Diana terbelalak heran kenapa tebakannya bisa tepat.
Mau jawab apa aku sekarang, mending diam aja dah.
"Ayo keluar temani aku duduk di balkoni. Cuaca bagus saat ini."
Diana berjalan mengekor dibelakang Andrew.
Tubuhnya keren bangettt bahkan dari belakang kelihatan kekar, berapa ya tingginya. 185 mungkin.
Diana mengira-ngira didalam hati nya.
Bekerja didalam Kapal Pesiar, sesungguhnya hal yang biasa melihat pria asing. Crew kapal pesiar berasal dari mancanegara, ada kurang lebih tujuh puluh Nationality. Beragam suku dan bahasa di dunia, keanekaragaman yang mempersatukan mereka dalam pekerjaan. Perbedaan tradisi terkadang menjadi halangan tapi tetap saja bisa diselesaikan oleh masing-masing individu.
Tapi tentu saja ketampanan Andrew bahkan kharisma yang terpancar melebihi rata-rata pekerja kapal. Bahkan tamu kapal pun jarang yang memiliki ketampanan dan kharisma seperti Andrew.
Sebelum keluar Andrew mengajak Diana untuk melangkah ke arah bar dan mengambil dua gelas wine dan sebotol white wine serta chesseplates .
*************
Melangkah keluar menuju balcony cabin, Diana kemudian meletakan chesee plate di meja. Andrew duduk bersandar di sofa bulat besar yang bisa buat tidur .
Sedangkan Diana melangkah maju dan menyandarkan diri di balcony setelah menolak ajakan Andrew untuk duduk bersebelahan.
Pemandangan yang indah malam ini. Bulan Purnama bersinar terang tanpa malu-malu. Bintang-bintang pun berkelap kelip seakan akan ikut bersaing dengan gemerlap lampu kapal pesiar. Sedangkan ombak menari dengan lembut seiring dengan alunan music romantis dari michropone dock kapal.
Udaranya hangat tapi entah kenapa hembusan angin terasa dingin berhembus perlahan menembus kemeja putih Diana dan memainkan rambutnya. Diana mengusap bahu tangannya sedikit untuk menimbulkan rasa hangat.
Sial! jas ku tadi di lepas oleh tuan Andrew. Sekarang apa yang mesti aku lakukan ya apakah baik aku berdiam diri disini saja kalau aku berbalik apa
yang harus aku kerjakan? aku harus bagaimana ini.
Sementara itu Andrew menegak wine di gelas nya sambil memandang Diana yang bermandikan cahaya bulan.
Gadis ini begitu sederhana tapi mempesona Andrew.
Sikapnya yang natural, santai bahkan tidak berusaha
untuk mencari perhatian.
Dilihatnya Diana menggosok tangannya. Andrew berdiri berjalan menghampiri Diana. Dia berdiri dengan menyadarkan punggungnya di pagar balcony. Dibelainya rambut Diana yang tersibak angin.
Diana sedikit terkejut dengan keberadaan Andrew, sentuhan tangan Andrew di rambutnya, menyalurkan kehangatan dan getaran kecil yang mengalir dari dada ke perut.
"Apa yang kau lamunkan?" tanya Andrew lembut.
"Tidak ada Tuan," jawab Diana sambil tersenyum kecil.
"Kau melamunkan aku?"
''Eh. ti ... tidak tuan." Diana tergagap mendengar pertanyaan Andrew.
"Oh ya apa itu berarti aku tidak pantas kau lamunkan?" Pertanyaan yang menjebak.
"Bukan. Bukan begitu tuan."
"Jadi aku pantas atau tidak?" Desak Andrew.
"Iyaa Tuan pantas. Pantas sekali. " Diana mengangguk-angguk kecil.
"Berarti benar kau melamunkan aku tadi?" Andrew tersenyum penuh kemenangan.
ihhh. Apaan sih kok maksa banget deh.
Diana tidak menanggapi perkataan Andrew , hanya menoleh dah mengeringai tipis.
"Apa yang kau pandangi ?"
"Bulan, Tuan." Jawabnya asal.
"Kenapa?"
"Bulannya bercahaya indah sekali, sangat cerah dan cakep" diana menjawab dengan polos sambil menunjuk kebulan.
"Mana lebih cakep aku atau bulan. "
haissss!!! pertanyaan apa lagi ini. Kalau aku bilang bulan lebih cakep , nyatanya pria disebelahku ini cakep bangettt. Kalau aku bilang dia cakep kan aku maluuu.
"Sama-sama cakep Tuan." Diana menyeringai malu.
"Kalau begitu kenapa kau tidak memandangku?"
Oh My God
"Ehh hahahha." Diana tertawa kecil menyembunyikan kegugupannya. Jawaban pendek untuk pertanyaan konyol Andrew.
Andrew menyentuh dagu Diana, memutar kepala gadis itu untuk menoleh kepadanya.
Pandangan mereka bertemu.Sorot mata lembut Andrew di bawah sinar bulan, menyentuh kalbu. Ada gelitik ringan lagi mengalir dari dada turun ke perut menjalar ke kaki membuat lemas.
Diana mendorong tangan Andrew berusaha melepaskan sentuhannya.
Tapi Andrew tidak melepaskan.
Wajah Andrew mendekati wajah Diana membuatnya tidak dapat berkedip dan semakin waspada.
Dia cium lembut kening dan pipi Diana .
Sesungguhnya Andrew ingin mencium bibir Diana yang merekah,tapi diurungkan niatannya ketika dilihat mata Diana menyiratkan ketakutan
Kemudian Andrew melingkarkan tangannya dipinggang Diana.
"Ayo kita pandangi bulan bersama-sama."
Andrew mempererat pelukannya, dicium aroma harum di rambut Diana. Ada rasa damai yang sudah lama tidak dirasakannya ketika bersama seorang wanita. Ada perasaan tenang keinginan untuk memiliki dan melindungi. Dan gadis itu pun tidak lagi berontak dari pelukannya.
Suasana romantis terpecah ketika Diana tertawa kecil tertahan.
"Apa yang kau tertawakan gadis kecil?"
"Itu disana." Disana menunjuk kearah bawah deck , tampak sepasang kekasih yang sedang asyik bercumbu dan beberapa gadis muda yang tengah mengintip sambil tertawa. Untungnya balcony tempatnya sekarang berada dilantai paling atas. Jadi tidak mungkin ada yang mengintip.
Andrew melihat kearah bawah dan tersenyum nakal.
"Kau menginginkannya?"
"Eh. Tidak. Tidak tuan " Diana gelagapan.
"Tapi aku menginginkannya," tanpa menunggu jawaban dari Diana, Andrew menyibakkan rambut gadis itu, meniup perlahan telinga dan lehernya.
Mengecup leher diana, menciumi dengan lembut telinga turun ke leher kemudian menghisap leher dan meninggalkan bekas merah disana.
Tangan Diana mencengkeram bahu Andrew dengan keras. Tanpa sadar Diana mendesah .
tidak! Ini tidak benar! Aku tidak seharusnya begini.
Alam bawah sadarnya masih bekerja. Pikirannya masih waras.
"Tuan hentikan! Jangan! Arkhh!!" Diana menjerit tertahan ketika Andrew menghisap leher dan menggigitnya. Diana berusaha meronta. Tapi pelukan Andrew begitu kuat. Dia memukul bahu Andrew dan mencengkram kuat, tapi disaat yang bersamaan, jantung nya berdebar kencang dan getaran listrik mengalir berulang-ulang.
Tanpa disadari Diana , tangan Andrew sudah melepaskan satu lagi kancing kemejanya bagian atas. Jadi ada dua kancing baju yang terlepas, memberikan akses kepada Andrew untuk mencium dan menjilat bahu Diana.
Ketika Andrew hendak membalikan badan Diana dan siap melancarkan aksi yang lebih. Terdengar suara krukkk kriukkkk Dia spontan menghentikan aksinya dan tertawa lepas, sementara Diana tertunduk malu.
terimakasihhhhh cacing - cacing di perut kau sudah menyelamatkanku.
💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗
Ini visual Andrew ya guysss. Cakep banget kannnnn
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 274 Episodes
Comments
Maya Mawardi
ampuuun dj
2023-09-11
0
Deasy Dahlan
Hebat... Thor... Sesuai dengan karakter andrew....
2023-06-05
0
Devitafazasa
aq jadi iri thoor
2022-12-27
0