"Kau tidak apa-apa?" tanya Andrew sambil menoleskan salep ke pipi Diana yang memerah akibat tamparan gladys. Diana menggelengkan kepala.
"Tuan. aku sebaiknya pergi dari sini." Diana berbicara dengan berhati - hati.
"Tidak. Kau tetaplah disini." Andrew melarang.
"Aku. Aku tidak ingin ada kesalah pahaman lagi."
"Tenanglah wanita itu bukan siapa-siapa selain penguntit. Aku akan menangani Gladys."
"Tapi. Aku tidak mau ada keributan lagi."
"Tetaplah disini. jangan kuatir aku akan menjagamu. "
"Tapi tuan Nona Gladys pasti marah besar. Tidak seharusnya saya disini bersama anda. Dia mengira saya merebut " Diana menggantungkan kalimatnya bingung dengan kalimat yang dia ucapkan sendiri.
"Kau tidak merebutku dari siapapun, kecuali kau benar-benar merebut perhatianku." Andrew menyentil kening Diana. Pipi Diana bersemu mendengar kalimat Andrew.
"Ayo.. kita sarapan dulu. Setelah itu kau pergilah mandi."
Andrew menggandeng Diana ke balcony.
Diana makan dengan lahapnya setelah
semalaman perutnya kosong.
Ada bacon, sosis, potato wedges, omlet, egg benedict, salad, makaroni, ham, begel dan buah potong.
Setelah puas menikmati makan pagi, Diana melangkah menuju kamar mandi.
Sesaat di kamar mandi merupakan kebebasan bagi dia. Sengaja dia berlama-lama dikamar mandi, memanjakan diri dengan fasilitas mewah. Ketika keluar Andrew menyodorkan pakaian ganti yang baru saja diantarkan oleh crew bagian gift shop.
Dia kenakan gaun mini diatas lutur yang berwarna tosca dengan tali kecil dibahu dan rumbai kecil dibagian dada Diana keluar malu- malu dari kamar mandi. Memang Diana memiliki pakaian seperti ini dengan kualitas bahan yang lebih murah, tapi pakaian itu dikenakan ketika hanya didalam kamar nya saja dan tidak sependek ini. Sekarang pakaian mini ini harus dia kenakan di depan Boss besar yang sering usil.
Diana gelisah didalam kamar mandi, berjalan mondar-mandir seperti setrikaan.
Bagaimana caranya aku keluar dari tempat ini. Bodohnya aku, seharusnya aku kabur ketika dia mandi. Kenapa juga aku harus takut tadi. Bagaimana sekarang.
Terdengar bunyi bel di pintu membuat Diana penasaran untuk keluardari kamar mandi dan mengintip ke arah bawah. Kamar tidur Andrew dibagian atas. Disana dia melihat Lisa duduk bersama Andrew berkutat pada laptop yang dibawa oleh Lisa.
Aha miss Lisa datang. Aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini.
Diana merasa kegirangan dengan kehadiran Lisa, sambil mengendap-endap dia turun dari lantai atas kamar kemudian dengan perlahan dia membuka pintu presidential suite. Pembicaraan antara kedua orang tesebut masih berlangsung. Tampak Lisa sedang memprentasikan hal-hal baru. Diana tidak berniat mendengarkan percakapan mereka, dengan perlahan dia membuka pintu kamar kemudian keluar.
Hehhh.. akhirnya aku bisa keluar.
Diana berjalan dengan cepat menuju ke lift tamu dan memenjet lantai tiga. Dia berjalan dengan menundukan kepala menyembunyikan wajah karena tidak ingin ada karyawan yang menyadari keberadaanya apalagi dia tidak menggunakan name tag ataupun id.
Ya ampun aku lupa dengan name tag dan id cardku. Semoga Clara masih di cabin. Bagaimana caranya aku masuk ke cabin tanpa id card.
Setelah sampai lantai tiga (karena guest lift hanya sampai lantai tiga kecuali pada saat port day bisa menuju lantai ) Diana bergegas keluar dan menggunakan crew stairway Diana menuju ke deck B dan berjalan melalui lorong ke pintu cabinnya.
Berharap cemas dia mengetuk pintu cabin. Pintu terbuka, Clara tampaknya masih bersiap untuk berangkat bekerja. Diana segera masuk dan menuju tempat tidurnya yang kecil dan kasur yang keras kemudian menutup korden, meringkuk didalamnya bagaikan bayi dalam kandungan ibu.
Clara merasa heran dengan tingkah dari Diana, "are you okay Diana?"
Tapi Diana diam saja membisu sambil menutupkan matanya. Clara tidak melanjutkan pertanyaannya.
"Di, aku pergi kerja dulu ya. Kalau kau perlu sesuatu Maya atau Mona hanya punya jadwal sore hari saja. Kamu juga jadwalnya sore di lobby bar ya." Kata Clara.
Telphone di cabin berdering tepat sebelum Clara membuka pintu cabin, dia kembali dan mengangkat telphone.
"Clara speaking." Salam pembuka Clara.
"Hi, mr. Anthony. Diana?" tampaknya mr. Anthony sedang mencari Diana. Begitu mendengar kalau namanya disebutkan, Diana bergerak membuka selambunya dan memberi kode dengan wajahnya seraya memohon agar Clara mengatakan bahwa dia tidak beradi di cabin.
"Diana tidak ada di cabin. Mulai tadi malam dia belum kembali." kalimat Clara terdengar menyakinkan.
"Okey sir, i will." Clara meletakan gagang telphone dan menatap Diana dengan heran.
"Ada apa denganmu?"
"Tidak apa-apa. Tolong jangan katakan pada siapapun kalau aku sudah disini ya, please. Untuk jadwal lobby aku akan bertukar dengan Monna. Dia bertugas di dinning room kan?"
"Iya."
"Terimakasih Clara."
Clara meninggalkan cabin dengan masih diliputi tanda tanya.
Sementara itu di Presidential Suite.
Lisa masih terus berusaha menanamkan ide-idenya kepada Andrew. Dia ingin menunjukan bahwa dirinya adalah wanita yang handal. Andrew mendengarkan dengan seksama meskipun konsentrasinya agak terpecah memikirkan apa yang dilakukan gadis kecil nya di kamar mandi.
"Lisa, idemu bagus. Tetapi tim entertainmant pusat harus mengambil riset terlebih dahulu. Kau kirimkan saja semua ini pada Director Supervisor mu di kantor pusat." Ujar Andrew agar pembicaraan diantara mereka segera selesai.
"Terimakasih mr. Andrew anda mau mendengarkan saya." Ujar Lisa dengan mata berbinar-binar.
"Pergilah! Aku masih ada urusan." Andrew segera beranjak dari sofa dan menuju kamar di lantai atas. Dia penasaran kenapa Diana lama sekali di kamar mandi.
Tok.tok.tok
"Diana keluarlah."
Tok.tok.tok.
"Kalau kau tidak segera keluar aku akan masuk dan memandikanmu."
Tidak ada jawaban didalam kamar mandi membuat Andrew semakin penasaran,
Jangan bilang kau tertidur lagi di kamar mandi.
Pintu kamar mandi dibukanya dengan mudah dan tampak didalam kosong, bahkan sisa-sisa air di shower sudah mulai mengering. Dengan gusar Andrew mencari Diana di kamar, turun ke bawah dan memandang sekeliling. Dia tidak melihat siapapun kecuali Lisa yang sedang menuangkan segelas white wine dingin.
"Kau melihat seseorang keluar?" tanya Andrew dengan gusar.
"Tidak ada." Lisa menggelengkan kepala dan wahah penasaran melihat ke arah Andrew.
"Hubungi Anthony." Perintah Andrew. Segera Lisa menghubungi Anthony melalui ponsel kapal yang dibawanya dan memberikan ponsel tersebut kepada Andrew tanpa berani bertanya karena wajah Andrew sudah merah padam akibat marah.
Suara Anthony terdengar memberi salam dari kejauhan.
"Anthony bawa Diana ke ruanganku sekarang juga! Atau aku pastikan dirimu tidak akan mendapat promosi apapun!" Perintah Andrew dengan lantang.
Dia meletakan ponsel di meja bar dengan kesal. Lisa buru-buru memberikan segelas anggur putih kepada Andrew yang langsung ditegaknya habis. Andrew masih duduk dengan kesal sekali. Baru sekali ini ada seorang wanita yang lari dari dirinya. Apalagi wanita itu hanyalah seorang staff biasa. Wanita yang berstatus sosial lebih tinggi dari dirinya saja harus mengantri bagaikan ular. Tapi wanita satu ini menolaknya.
Andrew mengepalkan tanyannya dan mengahantam keja bar karena kesal hingga membuag gelas yang beradi didekatnya tergelimpang akibar getarannya.
Lisa segera membersihkannya dan mengambil gelas lain kemudian menuangkan kembali segelas white wine dan menyodorkan kepada Andrew. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, disentuhnya tangan Andrew seraya berkata, "minumlah mr. Andrew dan tenangkan dirimu. Aku bisa menemanimu."
Andrew memandang Lisa dengan tajam kemudian menegak wine di gelas.
"Pergilah." usirnya secara halus kepada Lisa.
"Aku akan menemanimu hingga gadis itu kembali." Lisa masih bersikukuh mencari celah.
"Aku bilang pergilah. Sebelum kesabaranku habis." Saar ini Andrew merasa muak dengan semua hal. Rasa jengkel dan amarahnya pada Diana tidak dapat dia bendung. Lisa tidak berani lagi membantah setelah melihay sorot mata Andrew yang tajam. Dia kemudian keluar dari kamar Presidential Suite. Ini adalah kedua kalinya dia ditolak gara-gara gadis yang sama.
💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗
Hai guys aku kasih gambaran cabin crew nya yaaa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 274 Episodes
Comments
AnggieYuniar
penulisan bahasanyaaa rapi dan baguss thor
2022-11-04
0
🏵🌸Blooming flower🌹🌷
bisa d pecat semua karyawan kabin gara² Diana yg bikin darah Andrew mendidih 🤣🤣 dasar bucin ❤❤
2021-08-23
0
Maria Binawati
lisa menemani andrew maksudnya menemani ena2 ya thor apa sekedar u minum dan omong2
2021-06-05
0