Mencintai Adik Angkat
Malam itu kota London turun hujan begitu deras dan seorang laki-laki yang berada di sebuah apartemen terlihat cemas.
Laki-laki itu terus saja menatap jendela apartemennya sambil mencoba menelpon seseorang yang sudah berkali-kali tidak aktif.
Karena tak kunjung aktif ponselnya Bagas pun menyuruh Luna sang adik untuk menelpon teman satu kelompok dengan Zafira.
Zafira adalah adik angkatnya Bagas yang juga ikut berkuliah di London bersama saudara kembarnya dan juga adik kandung Bagas.
Dulu saat Bagas dan keluarganya sedang ada masalah yang mengakibatkan dia, kakak dan juga kedua adiknya harus tinggal di panti asuhan.
Dan di panti asuhan itulah kami bertemu dengan bu Khayra dan ibu mertuanya yang ternyata dari keluarga al-Fatir. Keluarga konglomerat yang cukup terkenal di kotanya.
Dan keluarga al-Fatir mengangkat kami berempat untuk menjadi anak angkat ustad Gibran dan khayra. Yang membuat kami berempat sangat bersyukur karena bisa bertemu dan di angkat anak oleh manusia berhati malaikat.
Mereka benar-benar memperlakukan kami dengan sangat baik. Dan mereka tak pernah membeda-bedakan Anak kandung dengan anak angkat. Anak kandung mereka juga sangat menerima kami berempat.
Bahkan sampai permasalahan keluarga kami selesai dan bisa berkumpul dengan ayah kandung kami lagi. Tapi mereka tetap menganggap bahwa kami tetap anaknya dan tetap melimpahkan kami dengan kasih sayang yang luar biasa.
" Dek Coba kamu telpon teman-teman kamu yang satu kelompok dengan Fira, mas Bagas khawatir sudah malam Fira belum kembali." Ucap Bagas yang khawatir terhadap zafira
Luna pun langsung ke kamarnya karena ponselnya berada di kamar.
Tak lama Luna keluar kamar dan Bagas langsung menghampirinya karena tidak sabar mengetahui keberadaan Zafira.
" Gimana?." Tanya Bagas.
" Kata teman Luna yang rumahnya jadi tempat buat tugas kelompok nya Fira. Fira sudah pulang dari sejam yang lalu." jawab Luna.
" Sudah sejam yang lalu tapi kenapa bisa belum sampai juga. Apa rumah teman kamu itu jauh." Tanya Bagas lagi yang semakin khawatir.
" Nggak jauh kok mas cuma satu stop dari sini." Ucap Luna.
" Coba tanya Fira pulang sama siapa dan telpon teman kamu yang pulang bareng Fira."
Luna pun kembali menelpon teman-temannya yang kiranya Fira bakal pulang bareng dengannya.
" Mas kata teman aku yang pulang bareng sama Fira. Fira sudah turun di stasiun bisa aja Fira nunggu hujan reda baru pulang mas soalnya kata teman Luna ponsel Fira mati." ucap Luna.
Bagas yang mendengar itu pun langsung mengambil dompet dan juga ponselnya keluar apartemen. Bagas juga tak lupa membawa payung untuknya dan untuk Zafira.
Bagas khawatir dengan Zafira yang terus menunggu hujan reda sedangkan hujan tak ada tanda-tanda akan reda. Dan Bagas membayangkan Zafira menunggu sendiri di stasiun sedangkan dia jarang sekali memakai transportasi umum.
Sepanjang perjalanan Bagas terus saja berdoa akan keselamatan adik angkatnya yang sudah mengisi seluruh harinya.
Tak lama Bagas pun melihat wanita yang begitu dia kenali sedang berjalan dengan sangat terburu-buru di bawah guyuran hujan.
" Zafira." Teriak Bagas sambil berlari menghampiri zafira yang sudah basah kuyup.
" Mas Bagas.." Ucap Zafira saat Bagas mendekat.
" Ya Allah Fira kenapa kamu hujan-hujanan sih? Kalau sakit gimana?Kenapa nggak nunggu sampai hujannya reda? Terus kenapa nggak bisa di hubungin? Kamu tahu nggak sih mas Bagas tuh khawatir sama kamu? harusnya kamu telpon mas Bagas biar mas Bagas jemput kamu?." rentetan pertanyaan yang dikeluarkan oleh Bagas sambil memberikan payung dan jaket ke Zafira.
Zafira yang mendengar serentetan pertanyaan yang keluar dari mulut Bagas pun hanya bisa bengong.
" Mas Bagas Fira bingung jawabnya." Gumam Fira .
" Sudah ayo pulang kamu sudah kedinginan, sini tasnya mas bawa." Ucap Bagas.
Bagas pun mengajak Zafira pulang.
" Kasihan kamu dek kedinginan begitu kalau mas bisa meluk kamu mungkin kamu nggak kedinginan seperti itu." Gumam Bagas dalam hati yang tak tega wanita yang di cintai nya menggigil ke dinginan.
Akhirnya mereka pun sampai di apartemen.
Ceklek...
" Sudah kamu masuk ke kamar kamu terus mandi pakai air hangat." Titah Bagas yang menyuruh Zafira segera masuk ke kamar.
" Ya Allah dek kenapa basah kuyup begini." Tanya Zafran yang baru keluar dari kamarnya.
" Fran biar Fira mandi dulu kasihan kedinginan." ucap Bagas.
Zafran pun membiarkan Zafira masuk ke kamarnya karena dia juga nggak tega saudara kembarnya kedinginan.
Sedangkan Bagas sendiri langsung masuk kamar untuk ganti baju. Setelah itu dirinya pergi ke dapur ternyata sudah ada Zafran di dapur.
" Fran lagi ngapain?." Tanya Bagas.
" Ini mas mau bikinin Fira minuman hangat." Jawab Zafran.
" Biar mas aja Fran lebih baik kamu tidur, nanti mas bikin wedang jahe buat Fira biar badannya hangat." ucap Bagas menyuruh Zafran untuk kembali ke kamarnya.
" Ya udah Fran ke kamar ya mas." Zafran pun meninggalkan dapur karena Zafran yakin Bagas pasti akan mengurus adiknya dengan baik.
Bagas pun membuat wedang jahe dan juga memasakkan sup untuk Fira.
Tak menunggu lama sup dan wedang jahe pun siap.
Tok...tok...tok...
" Fir ini mas Bagas fir, Mas Bagas masuk ya." teriak Bagas dari luar kamar Zafira.
Cukup lama juga Bagas menunggu jawaban dari dalam kamar Zafira.1
" Iya masuk aja mas." Akhirnya Zafira pun menjawabnya.
Bagas pun masuk ke dalam dan melihat Zafira membungkus tubuhnya dengan selimut.
Bagas pun mendekat ke ranjang Zafira.
" Dek kamu masih kedinginan tubuh kamu di bungkus selimut gitu. Kenapa nggak nyalakan pemanas ruangan." Ucap Bagas sambil menaruh nampan di nakas
" Fira nggak pakai hijab mas, hehehe .." Cengir Zafira.
" Mana hijab kamu mas ambilkan." Tanya Bagas.
" Itu di rak sana." Zafira menunjuk dengan mulutnya ke rak untuk menggantung hijab -hijab nya agar tidak kusut.
Bagas pun berjalan ke rak yang di maksud Zafira.
" Yang mana yang mau kamu pakai." Tanya Bagas
" Yang paling bawah pojok mas."
Bagas pun mengambil hijab yang di minta oleh Zafira
" Nih kamu pakai dulu, Mas Bagas akan merem."
" Bener loh mas merem jangan di buka matanya."
" Iya."
Zafira pun memakai hijab yang di berikan oleh Bagas
" Udah mas."
Bagas pun membuka matanya
" Ayo di minum wedang jahe nya biar hangat." Bagas menyodorkan gelas ke Zafira.
Zafira pun menerima gelas berisikan wedang jahe dan meminumnya.
" di habiskan dulu wedang nya atau nanti lagi setelah makan kamu pasti belum makan kan."
" Makan dulu Fira lapar."
" Kenapa tadi nggak beli roti dulu sih buat ganjal perut.' Omel Bagas sambil memberikan piring ke zafira.
" Dan itu mas Bagas bikinin juga sup ayam buat kamu."
" Makasih mas." Zafira pun makan dengan lahap.
" Tadi pertanyaan mas Bagas belum kamu jawab." tanya Bagas begitu Zafira sudah menghabiskan makanannya.
" Yang mana tadi mas Bagas nanya banyak banget." ucap Zafira sambil memanyunkan bibirnya.
" Ya Allah dek kenapa bibirnya dimanyunin kaya gitu sih. Kalau mas khilaf gimana?." Gumam Bagas dalam hati.
" Kenapa handphone nya nggak bisa di hubungi?." Tanya Bagas.
" baterai nya habis."
" Emang nggak bawa power Bank."
Zafira menggeleng.
" Tahu pas kapan baterai handphone kamu habis."
" Pas masih di mau pulang dari rumah teman." jawab Zafira.
" Kenapa nggak pinjam telpon teman kamu buat nelpon mas Bagas "
" Hehehe...lupa."
" Besok-besok power Bank di bawa dan kalau ada tugas kaya tadi lagi dan harus pulang malam langsung telpon mas Bagas. Ngerti." Ucap Bagas gemas.
Zafira mengangguk.
" Ya udah sudah malam kamu tidur." Ucap mas Bagas sambil mengambil nampan dan berjalan keluar kamar zafira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Yayuk Bunda Idza
mampir ni Thor...
2022-09-01
0
Murni Zain
ceritanya ringan dan menarik... oke lanjut baca☺️👍🏼
2022-08-12
0
Cah Dangsambuh
gumuuuus akoh ķakak!
2022-08-10
0