Ustad Gibran dan Khayra pun akan kembali ke Indonesia. Mereka di antar Bagas sampai bandara.
" Gas Mommy titip princess dan Zafran ya." Pesan Khayra.
" Mommy tenang aja Bagas akan menjaga mereka." Jawab Bagas.
" Kami pulang dulu Jaga Fira dan Zafran untuk kami gas, terutama Fira gas. Jangan sampai kamu menyalah gunakan kepercayaan kami." Ucap Ustad Gibran.
" Iya Ded Bagas mengerti insyaallah akan menjaga Fira. Nggak mungkin Bagas bakal merusak wanita yang begitu Bagas cintai." ucap Bagas
" Ya sudah kami pulang dulu ya." Pamit ustad Gibran dan Khayra.
Setelah Mommy dan Deddy nya sudah masuk ke dalam bandara. Bagas pun langsung kembali ke kantor.
Di perjalanan kembali ke kantor tiba-tiba ponselnya berdering. Bagas pun langsung mengangkat telpon yang sudah dia sambung ke layar yang ada di mobilnya.
Ternyata yang menelpon adalah Devano sahabatnya.
" Assalamualaikum." Jawab Bagas.
" Walaikum salam gas Lo dimana? gue sama Bryan ada di kantor lo tapi Lo nggak ada."
" Aku lagi di jalan habis ngantar Mommy dan Deddy ke bandara. Ini lagi di jalan mau ke kantor."
" Ya udah cepetan gue sama Bryan nunggu Lo di sini. Assalamualaikum."
" Walaikum salam."
Tak sampai setengah jam Bagas pun sudah tiba di kantor al-Fatir corp yang ada di London. Bagas pun langsung menuju ke ruangannya. Dan benar saja kedua sahabatnya sudah ada di sana.
" Akhirnya datang juga Lo." Ucap para sahabatnya begitu Bagas sampai di ruangannya.
" Lagian kalian ngapain sih ke sini, emang kalian nggak punya kerjaan apa?." Tanya Bagas ke kedua sahabatnya.
" Kalau gue sudah jelas ada yang ingin gue bahas sama Lo. Tapi kalau Bryan gue nggak tahu dia mau ngapain." Tunjuk Devano ke Bryan.
" Gue juga ada perlu sama bagas juga kali." Ucap Bryan.
" Ya udah siapa dulu yang mau ngomong soalnya kerjaan gue banyak." tanya Bagas ke kedua sahabatnya.
" Gue dulu gas." Ucap Bryan.
" Ya udah kenapa Bry."
" Jadi gini gas seperti yang sudah gue ceritain ke Lo. Keluarga besar Nyokap gue masih aja terus merongrong nyokap gue. Lo tahukan keluarga nyokap gue semuanya pada pemalas tapi mereka mau hidup enak. Dan yang bikin gue kesal nyokap gue selalu aja mengiyakan apa yang mereka minta dan tak pernah bisa menolak."
" Dan lo tahu sendiri bagaimana perjuangan gue untuk membuat perusahaan peninggalan bokap gue untuk tetap bisa bertahan. Dari sebelumnya perusahaan peninggalan bokap gue hampir terancam gulung tikar karena nyokap gue terus saja mengambil uang perusahan untuk di berikan ke keluarganya. Gue sudah capek gas berapa kali gue bicara ke nyokap gue tapi nyokap gue seakan nggak kasihan sama gue." Ucap Bryan sedih.
" Gue heran deh sama keluarga Nyokap Lo mereka mau di lihat oleh orang -orang kalau mereka orang kaya tapi kerjaan mereka cuma morotin nyokap Lo." Timpal Devano.
" Maka dari itu minta bantuan Lo gas, bikin seakan perusahaan peninggalan bokap gue bangkrut. Terus di lilit hutang dan Lo ambil perusahan gue sebagai bayar utang gitu. Gue minta tolong sama Lo gas sampai gue bisa membuka mata nyokap gue kalau dia cuma di manfaatin sama keluarganya. Gimana Lo mau kan nolongin gue?." mohon Bryan.
" Insyaallah tapi gue juga harus bicarain ini dulu ke Deddy dan opa gue dulu karena bagaimanapun ini perusahaan mereka." Ucap Bagas.
" Terima kasih gas." Ucap Bryan.
" Terima kasihnya nanti aja kan gue belum bantu Lo juga."
" Sekarang giliran gue." Ucap Devano.
" Gini gas untuk pembangunan apartemen ada kendala. Ada berapa oknum yang membuat resah para pegawai kontruksi. Dan mereka juga menghadap truk-truk yang membawa bahan material ke sana . Dan mereka akan mengizinkan truk tersebut lewat kalau para supir memberikan uang yang menurut para supir cukup banyak." jelas Devano.
" Gue sudah dapat laporannya tadi pagi dan Deddy langsung meminta om Alberto untuk mengurus semuanya jadi Lo nggak usah khawatir." Jawab Bagas.
" Thanks gas."
" Nggak masalah karena itu juga bisa menghambat pekerjaan yang mengakibatkan kerugian buat kita." Jelas Bagas.
" Terus kalian mau ngapain lagi di sini." Tanya Bagas.
" Ya ilah gas gitu banget sih, gue di sini dulu soalnya tadi kakak gue telpon katanya ada hama nungguin gue di kantor." ucap Devano.
" Siapa April?." tanya Bagas.
Devano mengangguk.
" Tuh orang nggak punya malu apa?" ucap Bryan kesal karena dia tahu bagaimana hancurnya dulu Devano atas perbuatan April dulu.
" Ya nggak punya malu lah, Apalagi sekarang dia tahu gue anak siapa? Sudah pasti dia bakal terus berusaha deketin gue. Makanya keluarga gue berusaha untuk menjaga gue agar nggak terjerat lagi sama dia." Ucap Devano.
" Kenapa Lo nggak cari aja bukti kebusukan dia biar buat bahan dia nggak deketin Lo lagi." ujar Bryan sewot.
" keluarga gue lagi nyari bukti-bukti yang banyak biar dia nggak bisa ngelak lagi. Lo tahu sendiri dia itu licik dan nggak tahu malu." jawab Bagas.
" Semoga secepatnya deh bisa selesai masalahnya." ucap Bagas.
" Amin."
" Lo sendiri Bry ngapain masih di sini." Tanya Bagas.
" Gue males balik kantor karena nyokap gue dari tadi telponin gue. Terus nyokap gue bilang kalau dia mau ke kantor gue sama kakaknya yang cowok. Katanya dia mau minta gue beliin mobil sport soalnya malu sama teman-teman sudah pada punya." jelas Bryan.
" Gila itu mah mau gaya tapi minta sama orang lain. Nggak usah pulang Bry di kantor lo lagi banyak kerjaan nggak." Tanya Devano.
" Nggak begitu kenapa? " Tanya Bryan.
" Lebih baik lo ikut gue dulu ke Swiss gimana?." Tanya Devano.
" Iya Bry Lo ikut aja biar nyokap Lo dan keluarga nyokap Lo kebingungan. Nah pas Lo menghilang gue bakal ambil tuh perusahaan Lo biar mereka makin bingung." Ujar Bagas.
" Astaghfirullahaladzim gas nggak nyangka kalau Lo bisa kejam juga. Tapi gue setuju." Ucap Devano.
" Boleh deh."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Anisnikmah
kemelut keluarga membuat bry gak gercep buat Chan ya, memang jodohnya gak diatur kesana
2022-07-16
1