“Mas beli ini buat siapa?“ tanya Iren melihat suaminya memilih cincin di toko perhiasan.
“Buat Anna, dia kan ulang tahun.” Alex tersenyum lalu melihat Iren yang menatapnya dengan sinis. Iren pun langsung pergi ke bagian lain.
Saat Iren menjauh darinya, Alex memanfaatkan momen tersebut untuk memilih salah satu cincin lagi untuk Bella dan menyuruh pegawai membedakan tagihannya.
Setelah selesai Alex mengantongi kotak cincin yang akan ia berikan pada Bella. Tentunya tanpa sepengetahuan Iren.
“Mas, aku mau ini. Boleh?” Iren membawa satu Kalung berlian di hadapan Alex. Alex menghela nafas panjang lalu mengangguk.
“Yes ... terima kasih ya, Mas.” Iren kemudian memeluk suaminya dari samping dan mencium pipinya.
“Nanti malam imbalannya ya,” bisik Irene di telinga Alex lalu menggigit nakal telinganya.
“Ok!” Alex kemudian mencium kening Iren.
Setelah selesai membayar semuanya, Alex dan Iren kembali ke hotel tempat mereka menginap. Sesampainya di hotel, Alex menyuruh Iren ke kamarnya, sedangkan Alex menuju kamar Anna.
“Hai!” sapa Alex saat Anna membuka pintunya.
“Ada apa? Sudah selesai urusannya dengan Iren.
Alex menghela nafas panjang, ia tersenyum tipis pada dirinya sendiri, kenapa akhir-akhir ini semua istrinya cemburu satu dengan yang lainnya.
“Selamat ulang tahun ya.” Alex menyodorkan paper bag dan masih tersenyum menatap Anna.
“Terima kasih.“ Anna membalas senyuman suaminya dan membiarkan mencium keningnya.
“Mas...!” panggil seseorang sambil berjalan ke arah kamar Anna, siapa lagi kalau bukan Iren.
“Lama banget sih, Mas. Aku udah tungguin. Dan kamu! Jangan harap malam ini Mas Alex tidur sama kamu. Karena tiga hari ini jatahku sama mas Alex.” Iren langsung menarik Alex. Anna hanya menghela nafas lalu hendak menutup pintunya, namun di tahan Iren.
“Selamat ulang tahun ya. Sorry aku gak bawa kado buat kamu!” Anna hanya tersenyum kemudian menutup pintunya.
Iren menarik Alex dan mengajaknya ke kamarnya.
“Ren ... tolonglah kasih waktu satu jam aku buat ngerayain ulang tahun Anna,” ucap Alex saat sudah berada dikamar.
“Gak, Mas! Kalau mau rayakan ... Mas harus ... tahu kan maksudku.”
Iren mengusap lembut pipi Alex lalu menarik kerah kemejanya, wajah mereka begitu dekat. Alex tersenyum lalu meraih pinggang Istri keduanya itu dan menuntunnya sampai di atas tempat tidur.
“Kau memang berbeda, sayang.“ Keduanya memulai bergumul di atas tempat tidur.
Istri keduanya itu memang sangat berbeda, ia tahu titik mana yang di sukainya. Iren memang lebih dominan saat melayani dan itu lah yang membuat Alex semakin mencintainya.
Disisi lain, Bella melihat layar ponselnya dan terus memandangi nomor ponsel Alex. Ingin sekali ia menghubunginya tetapi ia tidak ingin mengganggu Alex dan Anna. Karena ia hanya tahu jika Alex bersama Anna.
Bella melihat Mlnbok Imah yang tidur di sebelahnya lalu melihat sekeliling kamar mbok Imah. dua hari terakhir ini ia tidur di kamar mbok Imah dan selama itu ia berusaha tidur. Namun, ia tidak bisa memejamkan matanya, hanya saat hampir subuh ia baru bisa memejamkan matanya.
Bella memutuskan bangkit dari tidurnya lalu ia memilih untuk keluar dari kamar mbok Imah.
Bella menuju dapur untuk mengambil air minum. Perutnya terasa lapar, kemudian ia membuka lemari tempat penyimpanan mie instan. Namun tiba-tiba ia teringat harus menjaga pola makannya.
“Tidak boleh! Aku harus mengurangi makanan seperti ini. Aku kan pengen hamil.“ Bella akhirnya memutuskan memakan buah apel sambil duduk di sofa.
Bella duduk sendirian di ruang tengah. Ia melihat sekelilingnya lalu melihat lukisan bunga mawar dinding. Ia baru ingat tidak ada foto satu pun dirinya maupun foto suaminya. Apalagi foto pernikahan.
“Ternyata tidak punya kenangan-kenangan di hari pernikahan,” batin Bella sambil masih memakan buah apel.
Bella memandangi layar ponselnya, rupanya ia masih menggunakan foto almarhum kekasihnya. Bella menghela nafas panjang teringat kenangan manis saat bersama sang kekasih. Namun saat ini ia sudah menjadi istri orang lain, tidak elok jika masih menggunakan foto almarhum kekasihnya di latar belakang di ponselnya
Bella akhirnya menghapus semua foto almarhum kekasihnya dan mengganti latar layar ponselnya dengan foto dirinya dan suaminya. Ia pun tersenyum saat melihat layar ponselnya yang sudah berganti foto dirinya dan sang suami. Foto yang diambil saat pulang dari rumah sakit dan berada di dalam mobil.
“Sehari lagi, Abang pulang dari luar kota. kira-kira nanti langsung pulang kesini gak ya.” Bella menerka-nerka kepulangan suaminya nanti. Apakah langsung pulang ke rumahnya atau masih bersama Anna.
Setelah selesai memakan buahnya. Bella berbaring di sofa sampai tidak terasa matanya terpejam.
Pagi harinya ia bangun dan melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Ia tersentak dan langsung menuju kamarnya untuk shalat subuh.
Selesai shalat, Bella berbaring di tempat tidur sambil memainkan ponselnya. Ia begitu berharap sang suami menghubunginya atau mengirim pesan. Namun sudah dua hari ini Alex juga tidak mengabari dan Bella hanya bisa memakluminya karena sudah pasti Alex sibuk dengan pekerjaannya ditambah ada istri pertamanya.
“Rasanya begini ya, jadi istri kedua? Serba salah. Apa aku sanggup menjalani sampai nanti. Terus apa kata tetangga kalau tahu aku istri kedua. Kenapa takdirku begini sih, emang harus begini ya. Punya suami tapi tidak sepenuhnya memiliki. Andai saja ....” Bella tidak melanjutkan kalimatnya, ia mengingat lagi kenangan indah bersama almarhum calon suaminya.
Bella membayangkan indahnya menjalin rumah tangga, mengurus dan melayani suaminya. Menyiapkan keperluan suamianyya dan setiap hari bertemu dan bersama sang suami.
Namun itulah hidup, terkadang tidak sesuai dengan harapan dan yang terjadi kita harus menerima kenyataan yang sudah di tentukan Tuhan. Manusia hanya bisa menjalani dengan ikhlas dan ikhlas juga tergantung pribadi manusia masing-masing. Ada yang menerima dengan lapang dada ada pula yang masih mempertanyakan 'KENAPA?'
Tak lama ponsel Bella berdering, cepat-cepat ia melihat layar ponselnya.
“Abang?” Bella begitu senang saat melihat layar ponselnya dan ternyata sang suami yang menghubungi.
“Halo Abang!”
“Ya, sayang ... apa kabar?” balas Alex di sebrang ponselnya.
“Baik Bang, cuma ....”
“Cuma kenapa?”
“Ibel kangen!”
Alex tersenyum di balik ponselnya sambil melirik Iren yang masih tidur di tempat tidur, sedangkan dirinya duduk di sofa sambil menikmati kopi buatanya sendiri.
“Abang juga. Sabar ya, hari ini terakhir Abang di Surabaya. Selesai meeting nanti mungkin siang Abang langsung pulang. Kemungkinan Abang sampai rumah malam, karena Abang tidak langsung ke rumah. Abang ke kantor dulu sebentar.”
“Iya, Ibel tunggu Abang pulang.”
“Ya sudah. Abang mau mandi, mau siap-siap buat meeting hari ini. Kamu jangan lupa makan dan minum vitaminnya, ya.”
“Iya Bang. Abang juga ya.”
“Hm.” keduanya memutuskan sambungan ponselnya.
Setelah itu Bella begitu bahagia. Ia sudah menyusun rencana untuk menyambut suaminya pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
N I A 🌺🌻🌹
cincin kawin nya di pale ga lex tiga2 nya😂😂😂😂
2022-11-09
0
Neni Anggraini
lex gk loyo apa kamu.... 😂😂😂
2022-10-13
0
⏤͟͟͞R◇Adist
lah Lex...waktu tiga hari diluar kota kan ma iren terus ...kapan wktu ma ana nya....kaisna tahuu..Adill donggg giman sih..
2022-08-17
1