Alex dan Bella sampai di bandara. Di pintu keluar bandara Mereka sudah di sambut oleh Ronald, asisten Alex.
“Selamat malam, Tuan. Akhirnya Anda sampai.” Ronald memberikan salam dan sekilas melihat gadis cantik di samping Alex.
“Malam, sudah kau siapkan semuanya?”
“Sudah, tuan.” Ronald melihat Bella dengan penuh selidik apakah Bella istri sang tuan yang baru.
“Jaga pandanganmu. Dia istriku.” Seketika Ronald menunduk dan Bella melihat Alex penuh arti.
“Ayo...,” ajak Alex meraih jemari tangan Bella dan asisten serta sopirnya membawakan barang bawaan mereka.
Bella terus melihat Alex dengan segala pemikirannya. Kenapa ia tidak malu mengakui dirinya istri. Padahal ia hanya gadis kampung.
Sopir membukakan pintu mobil untuk mereka. Bella masuk lebih dulu diikuti Alex. Ronald kemudian masuk di bagain samping kemudi.
“Dimana rumah itu?” tanya Alex.
“Di dekat apartemen nona Anna, tuan. Tidak begitu besar sesui permintaan tuan.”
“Hem... langsung ke sana.” Alex terus menggenggam jemari Bella karena Bella seperti orang ketakutan.
“Jangan takut. Mereka sopir dan orang kepercayaanku," ucap Alex melihat Bella sekilas.
“Bella pikir Abang mau jual Bella,” cicit Bella sambil menunduk melihat tangannya di genggam suaminya. Alex tertawa kecil lalu mengusap lembut rambut Bella.
“Abang mana mungkin jual istri Abang yang cantik ini. Orang lain melihat kamu saja bisa Abang bunuh!” balas Alex merangkul Bella.
“Siapa tahu, kan.”
“Tidk Bella. Abang kan sudah janji sama Ayah kamu untuk menjaga kamu, masak mau dijual. Kamu akan selalu sama Abang, hem.”
Seulas senyum terlihat dari bibir Bella, ia tahu saat ini hidupnya tergantung pada Alex, ia juga tidak tahu harus bagaimana jika tidak ada Alex. Hanya Alex lah sandarannya saat ini.
Sesampainya di rumah, mereka sudah di sambut satu orang pembantu rumah tangga. Barang-barang mereka diturunkan sopir dan Ronald.
“Selamat datang, Tuan, Nyonya. Saya Mbok Imah. Pembantu baru Nyonya dan Tuan.“
“Terima kasih Mbok, sudah menyambut kami,” balas Alex tersenyum begitu juga Bella.
“Mari Tuan, kamar Tuan dan Nyonya sudah saya siapkan.” Alex dan Bella masuk ke dalam rumah diikuti Mbok Imah.
“Mari Tuan. Kamarnya di sini.” Mbok Imah mendahului mereka dan membukakan pintu kamarnya.
“Terima kasih Mbok," balas Bella sopan.
Bella masuk dan melihat sekeliling kamarnya. Kamar yang tidak besar dan juga tidak begitu kecil. Kamarnya termasuk luas di banding kamarnya yang ada di rumahnya.
“Kamu istirahat. Abang ada di kamar sebelah,” ujar Alex sambil meletakkan tas milik Bella di samping pintu. Bella mengangguk dan melihat Alex, seolah ia tidak mau sendirian tapi ia tahu dan sadar diri, ia hanya istri kedua. Tanpa tahu jika ia adalah istri ketiga .
Alex menutup pintu kamarnya, namun ia tidak sepenuhnya menutupnya. Alex melihat Bella dari celah pintu.
“Aku harus bagaimana, harus ngapain.” Bella merebahkan tubuhnya. Ia tidak tahu harus melakukan apa. Pikiranya melayang mengingat almarhum Ayah dan kekasihnya. Tidak terasa air mata itu mengalir tanpa henti. kenangan manis bersama Ayah dan kekasihnya menari dipikirannya.
“Ayah ... Mas Hadi. Aku harus apa? Aku sendirian, aku sudah menjadi istri, tapi istri kedua. Apa enaknya jadi istri kedua. Pasti jadi bahan gunjingan tetangga yang tidak suka. Pasti nanti sering di tinggal kerja, terus Abang ke istri pertama. Cita-cita jadi istri satu-satunya kayaknya hanya mimpi,” lirih Bella di sela tangisannya.
Bella tidak tahu jika Alex mendengar dan melihat Bella menangis. Ia juga ingin menenangkan gadis itu. Tetapi ia memilih membiarkan Bella sendiri dulu dan membiarkan ia menangis meluapkan segala kesedihan di hatinya, mungkin itu akan membuat dirinya lebih baik.
Alex kemudian menuju kamarnya lalu membersihkan badannya dan mengganti semua apa yang melekat di tubuhnya. Alex melihat jam dinding. Jarum jam menunjukkan jam 10 malam, ia teringat Bella belum memakan apapun lalu ia keluar menuju kamar Bella.
Alex mengetuk kamar pintunya beberapa kali baru Bella membukanya. Bella juga baru selesai mandi dan mengganti bajunya dengan baju tidur lengan pendek dan celana di atas lutut.
Saat Alex melihat Bella ia sedikit meremang. Melihat kulit putih alami, rambut basah dan betis putih mulus. Namun Alex type pria yang masih bisa mengontrol hasratnya, walau sebenarnya sah-sah saja jika meminta haknya.
“Ada apa Bang?”
“Makan yuk! Abang lapar.” Alex mengusap lembut rambut Bella.
“Tapi gak mau nasi, mau mie.”
“Ya sudah, Kita masak atau kamu mau masakin Abang.”
“Em ... boleh. Tapi Bella taruh handuk dulu.” Bella masuk kembali lalu meletakkan handuknya di tempatnya kemudian ia keluar menuju dapur bersama-sama.
“Wah, dapurnya bagus banget Bang.” Bella melihat dapurnya begitu takjub, semua serba modern dan baru.
Alex tersenyum sambil membuka lemari gantung mencari persediaan mie lalu membuka lemari pendingin untuk mengambil telur dan sayur dan pelengkap lainnya.
Bella juga mengambil panci yang menggantung dan meletakkannya di atas kompor yang menurutnya bagus dan modern.
“Ini mienya, coba masak buat suami kamu ini. Abang mau coba masakan istri baru Abang. Rasanya bagaimana ya?” goda Alex membuat semu merah di wajah Bella.
Bella membuang pandangan lalu ia mencuci sayur dan mencuci cabe serta bawangnya. setelah ia menuangkan air kedalam panci ia menyalakan kompornya. Akan tetapi masih tidak menyala.
“Bang ini ba–” ucapan Bella belum selesai Alex sudah di belakangnya dan menghidupkan kompornya.
“Sudah, kamu masak. Abang siapkan mangkuknya.” Alex tersenyum lalu mengambil mangkuknya.
“Eh ... Non ,Tuan. Kok gak manggil Mbok!” ujar Mbok Imah melihat Bella dan Alex memasak.
“Tidak apa-apa Mbok. Mbok istirahat saja. Kami hanya buat mie kok. Mbok mau?” balas Bella menawari.
“Tidak Non. Terima kasih, ya sudah Mbok tinggal ya. Takut ganggu.” Mbok Imah tertawa kecil melihat Pasangan pengantin baru itu, di matanya Alex sangat perhatian pada Bella. Ia masuk kembali ke dalam kamarnya.
Bella mulai memasak mie instan sesui seleranya dan Alex hanya mengikuti apa yang membuat senyum di bibir Bella.
“Wah ... enak kayaknya ini.” Alex berdiri di belakang Bella membuat Bella sedikit terkejut.
“Ini kan cuma mie Bang.”
“Tapi kalau istri yang buat pasti rasanya lebih wenak...,” goda Alex membuat Bella salah tingkah.
“Abang dari tadi godain terus. aku kasih cabe banyak ni.”
“Jangn dong, nanti perut Abang mules.” keduanya tertawa kecil hingga tawa mereka terhenti ketika ponsel Alex berdering.
“Sebentar!” Alex berjalan ke meja makan dan melihat siapa yang menghubunginya.
“Anna,” batinnya lalu mengangkat ponselnya.
“Ya, Na.”
“Mas ... Mas sudah di Jakarta?”
“Sudah.” Alex melihat Bella.
“Kamu bawa kemana Bella. ke apartemen atau ke rumah.”
“Ke rumah.”
“Ke rumah kita?”
“Tidak. Aku bawa di rumah baru yang di dekat apartemen kamu.” Alex duduk sambil melihat Bella meletakkan mangkuk di meja. Bella hanya diam tidak berbicara.
“Ya sudah... besok atau lusa aku ke sana.”
“Iya, nanti aku izin Bella dulu.”
“Ok! have fun ya!”
“Hem ...” Mereka berdua memutuskan sambungan ponsel masing-masing.
“Siapa Bang?Mbak Anna?Abang disuruh pulang? Ya udah Abang pulang saja. Aku tidak apa-apa sendiri.” ujar Bella membuat Alex tertawa.
“Kayaknya ada yang cemburu!”
“His ... gak! ” Bella kemudian makan mienya diikuti Alex yang tersenyum melihat ekspresi sang istri yang seolah menunjukkan rasa cemburu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Samsuna
Anna kok baik banget rela di madu
2022-12-16
3
N I A 🌺🌻🌹
wow reaksi ana bisa sesantai itu😀😀😀😀😀
2022-11-02
1
Neni Anggraini
mampir thor....🤩
2022-10-13
0