“Selamat pagi!” salam Anna pada pembantu rumah tangga Bella.
Mbok Imah menghentikan aktivitasnya menyapu halaman rumah dan melihat wanita cantik di luar pagar lalu, Ia pun menghampirinya.
“Pagi ... maaf bisa saya bantu, Non?” tanya Mbok Imah pada Anna.
“Maaf, Bu. Mas Alex dan Istrinya ada?” tanya Anna sopan.
“Oh ... Ada Non. Tapi maaf Non siapa ya? Ada perlu apa?”
“Bisa buka sebentar gerbangnya?” pinta Anna.
Mbok Irmah membuka pintu pagar tersebut dan membiarkan Anna masuk.
“Saya Ana Bu. Istri pertama Mas Alex.”
“Hah?” Mbok Imah terkejut seakan tidak percaya.
“Tenang Bu ... saya tidak melabrak Bella atau cari keributan disini. Saya mengizinkan Mas Alex menikah lagi, jadi saya mau lihat dan mengucapkan selamat pada mereka.” Anna tersenyum tulus.
“Tapi mereka masih tidur di sofa dari tadi malam. Sepertinya ketiduran habis makan tadi malam,” balas Mbok Imah. Anna tersenyum, ia pikir mereka berdua sepertinya sudah saling suka.
“Boleh saya masuk?” tanya Anna.
“Silahkan Non.”
Mbok Imah jalan lebih dulu diikuti Anna di belakangnya. Anna juga sedikit gugup melangkahkan kakinya. Bagaimana tidak ia harus legowo Suaminya membawa istri baru.
“Itu mereka Non. Mereka tidur di sofa.”
Anna melihat mereka lalu tersenyum. Anna melihat Bella dan berharap Bella bisa memberikan anak untuk suaminya. Ia tidak berharap banyak pada Iren, karena setiap membahas itu Iren selalu marah padanya dan Alex tidak ingin melihat mereka bertengkar. Jadi Alex menyerahkan semuanya pada Iren.
“Apa mau saya membangunkan mereka, Non?” ucap mbok Imah.
“Jangan, Mbok. Biarkan mereka tidur, pasti mereka kecapean. Oh iya ... Mbok sudah masak buat mereka?”
“Belum, Non. Saya tidak tahu makanan kesukaan Tuan Alex tapi kalau Nona Bella sepertinya suka apa saja.”
“Ya sudah, bantu saya menyiapkan sarapan untuk mereka.” Anna dan mbok Imah berjalan menuju dapur.
Anna meletakkan tas di meja makan dan meletakkan jasnya di kursi meja makan. Ia mulai memasak bersama Mbok Imah. Anna memasak masakan kesukaan suaminya. ayam kecap dan sayur sop serta sambel kecap.
Alex yang mencium aroma masakannya pun terbangun. Ia merasa masakan itu adalah buatan Anna. Alex melihat Bella yang masih tidur di lengannya, perlahan ia menarik lengannya dan bangun. Alex melihat kearah ruang makan dan melihat tas Anna di sana.
“Anna,” gumamnya kemudian ia bangkit dan menuju dapur.
“Hai sayang!” sapanya. Anna melihat ke arah sumber suara dan tersenyum.
“Mas, sudah bangun? Ini aku masakin ayam kecap kesukaan kamu.” Alex berjalan dan sekilas mencium pucuk rambutnya.
“Bella sudah bangun?” tanya Anna saat Alex berdiri di sampingnya melihat dirinya memasak. Mbok Imah hanya melihat heran.
“Masih tidur, semalaman dia curhat, nangis terus ketiduran di sofa.”
“Aku tahu, Bella pasti masih belum bisa menerima kepergian Ayahnya. Tolong temani dia ya. Jangan biarkan dia sendiri. Kamu harus jadi suami yang baik buat dia sekaligus pengganti Ayahnya. Disini dia hanya punya kamu dan aku.” Anna tersenyum sambil menyodorkan sendok yang ada sedikit kuah ayam kecapnya, agar suaminya mencicipi rasa masakannya.
“Hem ... rasanya sudah pas.” Alex tersenyum begitu juga Anna.
Alex melihat Anna penuh arti. 10 tahun sudah mereka bersama, Awal menikah mereka tidak saling mencintai, akan tetapi semakin menjalani biduk rumah tangga bukan rasa cinta yang tumbuh, melainkan rasa sayang. Alex juga tidak bisa meninggalkan Anna begitu saja walau Anna tidak bisa memberikan ia anak. Sedangkan Bersama Iren, Alex begitu mencintainya sedari dulu sampai apapun yang di minta Iren semua ia berikan. Alex menikahi Iren juga atas restu dari Anna dan berharap Iren bisa memberikan anak untuk suaminya. Anna sudah putus asa saat dokter mengatakan jika ia mandul dan rahimnya bermasalah.
“Abang!” Suara Bella terdengar di ruang tengah. Anna yang mendengar suara Bella tersenyum lalu sedikit mendorong suaminya.
“Sana hampiri bella.” Alex sedikit berlari menghampiri Bella.
“Ya ...! Abang di dapur!” Alex menghampiri Bella.
“Abang, kok gak bangunin Bella?” Bella duduk sambil mengikat rambutnya.
“Tidur kamu nyenyak?”
“Lumayan, Bella buatin kopi ya. Abang mau sarapan apa?” tanya Bella saat bangkit dari duduknya.
“Tidak usah, Em ....”Alex ragu saat ingin mengatakan jika Ada Anna di rumahnya.
“Kenapa, Bang? Tapi kok bau masakan. Mbok Imah sudah masak?” Bella kemudian bergegas ke dapur.
“Mbok ...!” panggil Bella dan pandangannya justru terhenti pada sosok wanita cantik yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan.
“Hallo Bella! Ayo sarapan. Maaf ya, Mbak masuk dapur kamu gak izin sama kamu.” Anna meletakkan piring setelahnya menghampiri Bella yang masih berdiri mematung melihat Anna.
“Saya Anna. panggil aja Mbak Anna,” ujar Anna lalu mengulurkan tangannya.
“Mbak Anna istri pertama Abang,” sambung Alex yang tiba-tiba merangkul Bella.
Bella sesaat tampak skeptis, tidak percaya istri suaminya akan datang ke rumahnya. Ia sedikit takut dan berfikir Anna akan menjambak dan mengatainya dengan sebutan pelakor.
Dengan ragu Bella mengulurkan tangannya, lalu sekilas melihat suaminya dan kembali melihat Anna yang tersenyum tulus padanya.
“Isabella, Mbak. panggil saja Ibel.” Bella tersenyum tipis dan membalas Pelukan Anna.
“Terima kasih, kamu sudah mau jadi istri Mas Alex. Mbak berharap banyak padamu.”
"Hah?” Bella tidak mengerti maksud Anna dan hanya bengong memikirkan ucapan Ana.
“Oh iya ... kebetulan Mas Alex belum minum kopi. Kamu yang buat ya. Yuk!” Anna menarik lembut Bella menuju dapur.
Alex duduk di meja makan sambil memandangi keduanya. Anna mengajari Bella bagaimana membuat kopi dengan rasa sesuai selera suaminya.
Alex menyayangi Anna bak sahabat dan partner kerja sedangkan pada Bella ia kasihan, sebab Bella sudah tidak mempunyai siapapun. Sementara rasa cintanya hanya untuk Iren, walau Iren begitu menyebalkan tapi ia sangat mencintainya.
Anna selesai mengajari Bella membuat kopi, kemudian ia menyuruh Bella untuk memberikannya pada Alex.
“Ini kasih sama Mas Alex, ingat ya ... takarannya seperti tadi.” Anna tersenyum sambil mengusap lembut rambut Bella. Bella mengangguk lalu memberikan kopi tersebut pada Alex.
“Abang, ini kopinya. Maaf kalau nanti rasanya kurang pas.” Bella meletakkan kopinya dan melihat Alex tersenyum padanya.
“Terima kasih ya, buatan istri Abang pasti nikmat.” Alex menarik Bella agar duduk di sampingnya. Bella sekilas melihat Anna yang sedari tadi melihat dirinya sambil tersenyum.
“Ya sudah, Mas. Aku ke kantor ya, sementara ini Mas sama Bella. Bella, Mbak pamit ya, mau ke kantor.” Anna memakai jasanya.
“Mbak, tidak ikut sarapan dulu.” Bella bangkit berdiri sejajar dengan Anna.
“Tidak usah. Mbak sudah sarapan di rumah. Jaga diri baik-baik ya. Jangan lupa layani Mas Alex.” Anna sekilas memeluk Bella lalu menyalami Alex. Anna tahu Alex belum melakukan apapun pada Bella dan belum pula pada Iren, sebab Iren juga masih berada di Singapore bersama teman-teman arisan dan sosialitanya.
“Hati- hati di jalan ya!” Pesan Alex sekilas mencium keningnya.
“Iya ... hasil meeting nanti aku kirim ke email kamu ya.” Anna tersenyum lalu meriah tasnya dan melangkah keluar.
Bella hanya memandangi Anna yang begitu baik padanya. Ia tidak tahu terbuat dari apa hati istri pertama suaminya itu, yang dengan senang hati menerimanya.
Alex duduk melihat Bella masih berdiri mematung melihat ke punggung Anna.
“Kamu mau di cium juga.” Alex mendaratkan ciumannya di kening Bella membuat ia terkejut.
“Apaan sih Bang.” Bella duduk lalu meminum jus buatan Mbok Imah. Alex hanya tersenyum dan menggoda Bella dengan mendekatkan wajahnya.
***
Alex & Anna, istri pertama.
Alex & Iren, istri Kedua
Alex & Bella, Istri ketiga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
Anna hati nya baik banget mau lg msk buat madu, ayo ibel siap2 jadi pencetak anak 🤡
2025-04-10
0
Santi Rizal
istri pertama kaya gitu dapet dari mana Thor..
rela di madu
2023-07-02
0
guntur 1609
ana sungguh baik
2023-03-22
0