Rumah Sakit.
Bella duduk di ruang tunggu bersama beberapa pasien lainya. Sesekali ia melihat arah masuk menanti kedatangan suaminya.
“Abang kok lama sih. Aku bingung nanti bilang apa sama dokternya,” gumam Bella dalam hati.
“Ibu Isabella!” panggil suster.
“Ya Sus, saya!” Bella bangkit dari duduknya.
“Mari, Bu.” Suster mempersilahkan Bella masuk dan mbok Imah hanya menunggu di luar.
“Selamat siang, Ibu. Silahkan duduk,” sapa dokter.
“Siang dok,” balas Bella ramah.
“Ibu Isabelle, ada keluhan apa, Ibu. Maaf suaminya tidak ikut?”
“Em ....”
“Maaf sayang, Abang terlambat!” Alex tiba-tiba masuk dan mengejutkan dokter dan suster serta Bella sendiri.
“Abang! Ibel pikir Abang gak datang?” ujar Bella yang senang melihat Alex datang.
“Kau...?” ujar sang dokter tidak percaya saat tahu suami Isabella adalah temannya sewaktu SMA.
“Tadi malam, aku sudah bilang, kan. istriku mau cek kesehatan rahimnya.“
“Iya ... tapi aku pikir ....”
“Ini istri baruku.” Alex duduk di samping Bella yang tersenyum tipis. Bella malu saat mendengar Alex mengatakan istri barunya.
“Memang pesonamu dari dulu tidak diragukan lagi. kelas kakap.” Alex dan Wahyu tertawa mengenang semasa SMA.
“Sudah, Maaf Ibu Bella. Tadi sampai mana?” tanya dokter Wahyu mulai fokus pada pekerjaannya.
“Keluhan saya, dok.”
“Oh, iya, maaf saya lupa.”
“Saya hanya mau memeriksakan rahim saya, dok. sehat atau tidak? Kami sedang program ingin mempunyai momongan,” ujar Bella sedikit malu-malu.
“Baik ... mari USG dulu ya, Bu.”
Bella bangkit dari duduknya diikuti Alex di belakangnya. Bella berbaring di brankar dan dibantu suster untuk mengenakan selimut dan membuka bajunya sampai batas perut. kemudian dokter Wahyu mulai memeriksa Bella.
“Rahimnya bagus ..., kapan terakhir haid?” tanya dokter.
“Tanggal 3 dok.”
“Em ... berati lagi masa subur ya. Ok ... semoga bulan depan ada kabar baik ya.” Wahyu menyudahi pemeriksaan lalu tersenyum kearah Alex.
Bella dibantu suster lagi untuk merapikan bajunya kemudian turun dari brankar.
“Ini istri ketiga kamu, dia kok mau jadi yang ketiga?” bisik Wahyu.
“Sttt ... Jangan keras-keras nanti dia dengar. Iya, dia istri ketigaku. Tapi dia tahunya istri kedu. Panjang ceritanya,” jelas Alex yang juga berbisik.
Wahyu hanya menghela nafas lalu duduk dikursinya, kemudian melihat Bella yang duduk di kursi di depannya.
“Saat masa subur seperti ini, sering berhubungan seminggu 3 kali, tidak boleh setiap hari ya. Semoga bulan depan ada kabar baik. Ini saya beri vitamin untuk kalian berdua. Tapi saya yakin bulan depan pasti ada kabar baik. Rahim istri kamu bagus dan dari usia juga masih sangat muda. Dan untuk kamu Lex, kamu jangan begadang, kurungi pekerjaan biar gak stress.”
“Ok..! Aku berharap bulan depan ada hasilnya. Ya, kan sayang.” Alex merangkul Bella dan tersenyum.
“Iya, Bang.”
“Ya sudah, ini resep vitamin kalian. Sampai ketemu bulan depan.” Wahyu memberikan resepnya pada Alex kemudian keluar bersama Bella.
Mereka berdua berjalan ke bagian farmasi untuk menebus obatnya. Namun saat berjalan dilorong, Alex melihat Iren yang berjalan ke arahnya sambil sibuk dengan ponselnya.
“Sayang, kamu ke bagian Farmasi ya. Abang ke toilet sebentar, kebelet.” Alex buru-buru belok ke toilet yang tak jauh dari lorong yang ia lalui bersama Bella. Bella hanya tertawa kecil melihat suaminya berlari kecil menuju toilet.
Bella terus berjalan menuju bagian Farmasi. Akan tetapi ia tidak sengaja menjatuhkan resepnya. Ia pun mengambilnya. Saat hendak berdiri, tiba-tiba ada seseorang yang menabraknya dan seseorang itu adalah Iren, istri kedua Alex.
’BRUKKKK’ Keduanya terhuyung dan menatap satu sama lain.
“Maaf, Mbak,” ujar Bella.
“Maaf! Maaf! Kalau jalan liat-liat dong. Punya matakan.” Iren mengambil tasnya yang terjatuh kemudian berdiri melihat tajam Bella.
“Iya, Mbak. Maaf, saya tidak sengaja.”
Iren tidak peduli dengan permintaan maaf Bella, ia langsung meninggalkan Bella begitu saja. Alex melihat dari kejauhan sedikit geram melihat sikap Iren yang tidak pernah simpatik dengan orang sekitar.
“Dasar cewek aneh, dia jalan yang gak hati-hati, aku udah ngalah minta maaf, malah ngatain orang. Dasar cewek aneh!,” gerutu Bella sambil berjalan ke bagian Farmasi.
Bella memberikan resepnya pada Suster, lalu ia duduk untuk menunggu suster memberikannya obatnya. Sambil menunggu Bella melihat sekitar mencari keberadaan suaminya yang tidak kunjung datang.
“Mana Abang, sih. ke toilet kok lama.”
“Ibu Isabella!” panggil suster. Bella bangkit dan mendatangi sumber suara.
“Ya, Sus."
“Ini obat Anda, Bu. di minum tempat waktu ya. caranya sudah tertera dilebel obatnya dan tagihannya dikasir ya, Bu.”
“Iya, Sus. terima kasih.” Bella kemudian bergeser di bagian kasir yang hanya berdampingan dibagian farmasi lalu ia mengeluarkan beberapa lembar uang untuk membayarnya sesuai nominal yang ada di tagihan tersebut.
“Sayang ... sudah?“ Alex tiba-tiba datang lalu merangkul Bella.
“Abang! kok lama?”
“Iya, tadi mules.” Alex mengambil obatnya.
“Terima kasih, Sus.” Alex mengajak Bella keluar dari rumah sakit, sesekali melihat ke arah dimana Iren tadi masuk.
Alex mengendarai mobilnya buru-buru, di tambah melihat mobil Iren terparkir tidak jauh dari mobilnya. Beruntung mobil yang ia kendarai mobil baru yang baru saja ia beli untuk Bella.
Bella hanya melihat heran pada Alex yang sedang mengemudi terburu-buru, sampai-sampai tidak memperhatikan mobil yang ia tumpangi itu baru.
“Abang, kenapa buru-buru? Abang habis lihat hantu?” Bella melihat serius Alex.
“Iya, tadi Abang liat hantu di rumah sakit. Makanya Abang buru-buru ajak kamu pulang.”
“Ih ... Abang ada-ada saja.”
“Gak kok. Abang laper pengen cepat sampai rumah.”
Bella menghela nafas dan menggelengkan kepalanya. Ada saja tingkah suaminya yang membuatnya tertawa.
“Bang ... tadi di rumah sakit, ada perempuan aneh,” ujar Bella ingin bercerita tentang wanita yang menabraknya.
“Perempuan aneh? Siapa?”
“Tidak tahu, dia yang nabrak, eh dia yang marah-marah. Ngeselin banget pokonya. Cantik sih , body juga seksi, tapi sayang, ngeselin.”
Alex hanya tersenyum tipis. ia tahu siapa yang di maksud Bella, sudah pasti Iren.
“Sudah, tidak usah dipikirkan. Mungkin orang itu sedang datang bulan atau lagi ada masalah.”
“Iya juga sih!” Bella tersenyum sambil meraih lengan Alex.
“Abang janji ya, jaga Bella. Bella disini gak punya siapa-siapa. Cuma punya Abang.”
“Iya, Abang gak akan pernah ninggalin kamu. Apapun yang terjadi. Abang akan berusaha adil membagi waktu untuk istri-istri Abang.”
Alex merangkul Bella lalu mencium pucuk rambutnya. Ia juga masih berfikir bagaimana caranya menyampaikan pada Iren. Ia tahu bagaimana sifat Iren yang tempramental.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
lucu juga Alex, bikn jurnal tiap minggu🥸
2025-04-10
0
hadeeh emosi aku baca novel ini... pengen aku bejeg2 tuh si alex😡😡😡
2023-01-24
0
Samsuna
Alex bodoh udh tau iren tempramental masih mau aj
2022-12-16
0