Bella dan Alex sedang duduk di ruang tengah. Alex sedang mengerjakan pekerjaannya, sementara Bella membaca buku tentang tumbuh kembang anak. Sesekali Bella melirik suaminya yang tampak serius di hadapan leptop.
Bella teringat dengan ucapan Anna yang meminta melayani Alex. Bella melihat ditail wajah Alex dari balik buku. Ia memperhatikan bibir, hidung, mata serta bulu-bulu halus di rahangnya. Sejenak ia merinding dan merasa geli membayangkan jika Alex menciumnya.
“Hi ... pasti geli.” Bella mengusap lehernya.
“Bang!” Panggil Bella.
“Hm....”
Bella memegang rahang Alex dan berkata. “Ini bisa di cukur tidak. Geli lihatnya.” Alex tertawa mendengar Bella mengusap bulu- bulu yang tumbuh di rahangnya.
“Memangnya sudah ngerasain gelinya bagaimana? Nanti ketagihan loh!”
“Abang! hiss...!” Bella malu lalu bangkit dari duduknya dan menuju dapur.
“Mau kemana?” tanya Alex melihat Bella.
“Ambil air minum!”
Alex menggeleng kemudian menutup laptopnya dan menyusul Bella ke dapur.
“Abang mau minum juga?” Bella melihat Alex berdiri di sampingnya lalu meminum air putihnya.
“Hem!” Alex mengambil gelas dari tangan Bella.
“Bang, itu kan bekasku!”
“Tidak apa-apa, anggap saja kita ciuman secara tidak langsung.” Alex tertawa melihat ekpresi kesal Bella.
“Bang ....”
“Hm.”
“Maaf ya Bang. Bella belum siap melayani Abang. Kalau Abang sudah tidak tahan, Abang pulang ke Mbak Anna dulu.” Bella merasa tidak enak belum siap melayani suaminya. Ia juga seperti merasa bersalah pada Anna sudah mengambil waktu Alex yang seharusnya untuk Anna.
“Abang tidak maksa kamu. Abang akan tunggu kamu siap dan dari kesadaran kamu sendiri sebagai istri. Abang tahu kamu belum mempunyai perasaan untuk Abang.” Alex tersenyum Namun, ucapannya itu membuat Bella berfikir. Sudah seharusnya ia memberikan hak itu pada suaminya, tetapi hatinya yang paling dalam ia belum siap.
“Maaf ya Bang.”
“Iya, tidak apa-apa.”
keduanya terdiam berdiri dan bersandar di tembok dekat lemari pendingin. Tak lama Mbok Imah datang menghampiri mereka dengan membawa beberapa bingkisan.
“Maaf tuan, Nona. Ini ada kiriman dari non Anna.” Alex mengerutkan dahinya dan melihat Bella. Alex mengambil bingkisan tersebut dari tangan Mbok Imah.
“Terima kasih, Mbok.” Alex sekilas melihat isinya dan tersenyum lalu memberikannya pada Bella.
“Ini untuk kamu.”
“Untukku? Semua?” tanya Bella, dengan ragu ia mengambil semua paper bag dari tangan suaminya.
Bella berjalan ke meja makan dan meletakkannya di meja lalu ia membuka dan melihat ada secarik kertas di dalamnya.
“Bella ... ini Mbak belikan baju dinas, malam ini di pakai di depan mas Alex ya. Baju dinasnya di paper bag warna merah. warna kuning baju sehari-hari. sisanya tas, sepatu sama makeup dan parfum. Janji di pakai ya. Tolong layani mas Alex.”
Begitu bunyi pesan singkat dari secarik kertas tersebut. Bella melihat suaminya yang kini duduk di kursi meja makan sambil melihat layar ponselnya.
“Baju dinas. Udah kayak pejabat pakai baju dinas. Memangnya melayani suami harus pakai baju dinas?” gumamnya sambil membuka paper bag yang dimaksud Anna.
Bella mengambil baju dinas yang di maksud Anna, Bella melebarkan matanya saat tahu yang di maksud baju dinas tersebut adalah lingerie.
“Ini baju apaan?” ujarnya saat merentangkan lingerie tersebut di depannya.
Alex tertawa melihat Bella yang masih memegangi lingerienya. Istri ketiganya itu sepertinya sangat polos.
“Coba pakai!” Alex menggoda Bella.
“Pakai? Gak mau. Baju kurang bahan begitu!” Bella memasukkan kembali ke dalam paper bag-nya.
“Coba saja pasti cantik!” Alex terus menggoda Bella.
“Apaan sih Bang, malu!" Bella kemudian membalikkan badannya membelakangi Alex.
Alex tertawa kecil kemudian memeriksa satu persatu paper bag tersebut. Ia mengambil parfum dan menyemprotkannya di telapak tangannya, setelah itu ia menggosokkannya kedua telapak tangannya kemudian menyibak rambut Bella yang tergerai dan mengusapkannya di tengkuknya lalu menciumnya.
“Kamu yakin tidak mau melayani Abang. Kalau tidak yakin, malam ini Abang pulang ke tempat Mbak Anna ya,” bisik Alex di telinga Bella.
perlahan Alex mengusap pundak Bella sampai ke ujung jari dengan lembut lalu berakhir di perutnya. Saat tangan Alex menari di perutnya, nafas Bella sudah tidak teratur, ada rasa sensasi berbeda yang menjalar di seluruh tubuhnya, degup jantungnya sudah tidak normal. Melihat Bella hanya pasrah, tangan Alex berpindah ke gundukan dadanya. Bella semakin memejamkan matanya.
Melihat Bella semakin pasrah, Alex memutar tubuh Bella agar menghadap dirinya. keduanya saling pandang, Alex mengusap lembut pipi dan beralih mengusap bibirnya. Perlahan Alex mendekatkan wajah dan mencium bibirnya.
Sadar Alex menciumnya, ia pun mendorong Alex lalu menghindar sambil memegang dadanya, merasakan detak jantungnya yang sedari tadi ingin lompat dari tempatnya. Tak lama ia berbalik menatap suaminya yang juga menatapnya penuh arti.
“Maaf Bang. Bella belum siap.” Bella kemudian berlari ke kamarnya. Alex menghela nafas panjang dan mengejar Bella.
“Baiklah, kalau kamu belum siap. Abang pulang ke rumah Mbak Anna!” ujar Alex diambang pintu.
Bella meneteskan air matanya. Jujur ia belum siap melayani Alex tetapi ia juga belum siap di tinggal Pergi Alex di tengah malam.
Alex berjalan keluar dan mengambil kunci mobil di meja ruang tengah serta ponselnya. Namun saat sampai di rumah tengah tiba-tiba Bella berlari ke arahnya lalu memeluk dari belakang.
“Jangn Pergi Bang. Bella takut sendirian.” Bella memeluk erat Alex
“Bang...,” lirih Bella lalu Alex membalikkan badannya. Alex mengusap air mata Bella lalu memeluknya.
“Maafkan Abang, sekarang sudah malam. Tidur ya.” Alex kemudian membopong Bella.
Bella terus melihat wajah suaminya. Bella memberanikan diri mencium bibir Alex, awalnya Alex diam tidak membalasnya, Namun sepertinya Bella meminta balasan.
Alex membalas ciumannya sambil menurunkan Bella serta menutup pintu kamar dengan kakinya. perlahan mereka terbawa suasana.
Nafas mereka terengah-engah, Alex masih menatap Bella. Bella menarik Alex menuju tempat tidur dan pada Akhirnya mereka bergumul bersama.
Permainan Alex tidak diragukan lagi. Ia begitu pintar membuat suasana menjadi romantis, ia bisa membuat istri-istrinya nyaman. Pembawaan yang tidak buru-buru membuat Bella semakin pasrah.
“Kamu sudah siap?” tanya Alex di atas tubuh Bella.
“Kalau tidak siap, tidak mungkin aku mengikuti arahan Abang.” Alex tersenyum lalu mencium bibirnya sambil menekan bagian inti Bella dengan miliknya. Alex terus mencium bibirnya agar Bella tidak berteriak kesakitan.
Bella meremas bantal dan pundak suaminya. ia mengeram kesakitan tetapi lambat laun rasa sakit itu berganti dengan desahan nikmat yang membuat Alex semakin bersemangat. Sudah satu minggu ia menahan hasratnya semejak kembali dari kampung halaman Bella. Jika Iren sudah pulang mungkin saja ia sudah mendatangi Iren, istri keduanya. Sedangkan Anna memang sengaja menolak agar Alex bersama Bella dan berharap ada kabar bahagia setelah Alex tidur bersama Bella.
Setelah selesai, Alex mencium kening Bella. Bella tersenyum lalu memeluk Alex yang masih berada di atasnya.
“Semoga kamu bisa memberiku anak, Bella. Apa yang di harapkan Anna bisa terwujud, Ia juga ingin mempunyai anak.” batin Alex.
“Kamu masa subur?” tanya Alex.
“Iya, Mas. Malah lagi subur-suburnya.“ Alex tersenyum lalu mencium kening Bella kembali.
“Bang, udah dong turun ... berat.” Bella sedikit mendorong pundak Alex. Namun Alex memeluknya lebih erat.
“Sebentar lagi. Biar jadi adek.” Keduanya tertawa kecil, tanpa Bella tahu jika memang Alex belum mempunyai Anak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Rose_Ni
gak sempat dipake baju dinasnya
2022-10-07
1
⏤͟͟͞R◇Adist
lahh 🤣🤣🤣🤣
baju dinasnya kyk sringan tahu🤣🤣
2022-08-17
1
🍭ͪ ͩ☠ᵏᵋᶜᶟ印尼🇮🇩小姐ᗯ𝐢DYᗩ 𝐙⃝🦜
jadi menikah cuman buat keturunan aja
2022-08-09
1