Saat ini Alex sedang di rumah Anna karena jatahnya pulang ke rumah Anna. Seperti biasa sebelum berangkat ke kantor mereka sarapan bersama. Dengan senang hati Anna melayani sang suami.
“Mau tambah, Mas?” ujar Anna.
“Sudah, Cukup. Mas sudah kenyang!”
“Permisi Yuan, Nyonya,” sapa salah satu pembantu rumah Anna.
“Ya, Nia. Ada apa?” tanya Anna melihat Nia membawa amplop coklat.
“Maaf Nyonya, Ini ada surat dari pengadilan untuk tuan.”
“Surat dari pengadilan?” gumam Alex lalu mengambil amplop dari tangan Nia, sang pembantu.
Alex membukanya dengan tergesa-gesa lalu membaca baris demi baris kalimat yang ada di lembar surat tersebut.
“Gugatan cerai,” Gumam Alex lalu melihat Anna. Anna lalu mengambil surat tersebut dari tangan Alex dan membacanya.
“Ini gak mungkin Irene gugat cerai, Mas.“
“Tidak apa-apa. Mungkin ini yang terbaik buat Irene!”
“Iya, Tapi buat Mas bagaimana? Aku tahu Mas gak bisa tanpa dia.”
Alex menghela nafas panjang lalu memejamkan matanya. Mungkin saatnya ia melepas Irene, Ia tahu Iren sebenarnya merasa tertekan menjadi yang kedua.
“Aku mencintainya. Maka dari itu akan melepaskannya agar dia menemukan kebahagiaan tanpa di duakan bahkan di tigakan.”
“Mas....”
“No problem. Im ok !”
Alex berusaha tegar menerimanya, akan tetapi hatinya tidak bisa berbohong, hatinya hancur orang yang paling ia cintai menggugat cerai. Namun ia juga harus berpikir logis, saat ini ia harus fokus akan Bella dan kesehatan janin istri ketiganya serta fokus menemani Anna pengobatan.
“Ok. Kita berangkat ke kantor!” Alex beranjak dari duduknya dan berjalan keluar dari ruang tamu menuju ke depan tanpa menunggu Anna.
Anna menghela nafas panjang melihat suaminya yang berpura-pura terlihat baik-baik saja. Anna membawa tas kerja Alex lalu membawa tasnya sendiri menyusul sang suami.
Sopir membukakan pintu mobilnya lalu Alex masuk dan tak lama diikuti Anna. Anna meraih tangannya agar Alex merasa tenang.
Pandangan Alex menuju keluar jendela, pikirannya sudah entah kemana. Anna mengusap pundaknya dan tersenyum tipis.
“Mas ... Hari ini kamu gak usah ke kantor dulu ya. Tidak ada pekerjaan yang begitu penting, Mas ke rumah Bella saja ya.”
“Tidak, Na. Hari ini aku mau bersama kamu,” balas Alex lirih lalu merebahkan kepalanya di pundak Anna. Anna hanya bisa mengusap pipinya.
Hanya Anna yang saat ini mengerti perasaannya. Keberadaan Anna disisi Alex sedari dulu membuat Hatinya sedikit tenang jika saat ada masalah apapun. Sebab Anna yang bisa memberikan solusi yang masuk akal baginya.
Anna memang istri yang begitu sabar dan pengertian, temen dan partner kerja yang baik. Bahkan ia sangat tahu bagaimana Alex sedang sedih tanpa Alex memberitahunya.
“Pak, Ke rumah Nenek ya!”
“Baik Nyonya!”
Anna membawa Alex ke rumah sang nenek. Nenek dari Alex sendiri. Sang sopir mengalihkan perjalanannya menuju rumah keluarga besar Alex. Mungkin dengan berkunjung di sana Alex mendapat wejangan atau nasehat dari neneknya.
Sesampainya di rumah Nenek, mereka berdua masuk. Alex dan Anna menghampiri Neneknya yang sedang memberi makan ikan di kolam belakang rumah.
“Nenek...!” panggil Anna. Sang Nenek menoleh lalu tersenyum melihat Anna dan Alex.
“Kalian! Syukurlah kalian menyempatkan datang kemari.” Nenek meletakkan tempat makanan ikan di meja lalu memeluk Anna dan Alex bergantian.
“Apa kabar, Nek? Maaf ya Nek, Kami baru bisa berkunjung,” ucap Anna lembut lalu membantunya duduk. Alex duduk di sisi Neneknya begitu juga Anna di sisi lainnya
“Kamu kenapa murung Lex? Iren tidak ikut?” tanya sang Nenek melihat wajah sendu cucu pertamanya itu.
“Tidak Nek, Irene menggugat cerai Alex!”
“Loh ... kenapa seperti itu. Kalian bertengkar atau bagaimana.”
“Ini salah Alex, Nek. Alex menikah lagi tanpa izin darinya,” terang Anna.
“Heh...? Kau menikah lagi tidak undang Nenek, minimal kasih kabar!” Nenek menepak kepala Alex hingga Alex meringis.
“Sakit Nek, Alex capek-capek jaga wibawa di perusahaan, Nenek seenaknya.” Alex mengusap kepalanya sementara Anna dan Neneknya tertawa.
“Istri baru Mlnas Alex sekarang hamil, Nek!”
“Heh...! Kau benar-benar ya Lex, Gak kasih tau Nenek. Siapa gadis itu. Dapat dari mana? Apa pendidikan. Bagaimana latar belakangnya. Baguslah kalau Irene minta cerai. Dari dulu Nenek juga gak setuju kamu sama Irene!”
“Nenek ...! Sabar. Alex butuh waktu buat ajak Bella kesini!” balas Alex sambil merangkul sang Nenek.
“Namanya Bella?”
“Iya Nek. Bella masih muda, usianya baru 22 tahun. Bella itu anak dari guru Alex sewatu SMA. Dia seorang guru TK di desanya. Anaknya pinter, Nek. Jadi anak Alex pasti nanti juga pinter.”
“Syukurlah dari keluarga jelas dan berbobot. Lain waktu ajak Nenek ke rumahnya ya.”
“Iya, Nek. kandungannya juga baru masuk 2 bulan setengah.”
Sang Nenek tersenyum lalu meraih tangan Anna.
“Terima kasih ya ,Na. Kamu wanita dan isteri paling sabar menghadapi Alex yang suka berpetualang wanita dan kamu orang paling mengerti dirinya.”
“Nek ... Mas Alex itu bukan petualang wanita. Mungkin saja kalau Anna bisa memberikan nenek cicit. Pasti Mas Alex tidak akan seperti itu. Anna ridho, Nek. Demi kelangsungan darah Gunawan. Semua juga permintaan Anna agar Mas Alex menikah lagi.”
Alex mandangi Anna begitu dalam, hatinya begitu tulus. Alex sadar siapa wanita yang sangat mencintai dan membuatnya nyaman. Hanya Anna yang bisa memberikan itu semua. Rasa hormat dan di hargai sebagai suami amat sangat terasa.
“Bagaimana kalau hari ini ke rumah Bella. Kalian gak sibuk, Kan.” ujar sang Nenek yang tidak sabar ingin bertemu istri ketiga cucunya.
“Baiklah, Aku hubungi mbok Imah dulu.”
Alex pun menghubungi pembantunya agar menyiapkan segala sesuatu di rumah dan jangan memberitahu Bella. Alex ingin memberi kejutan Pada sang istri.
“Rosi!” panggil sang Nenek pada suster yang mengurusnya.
“Iya, Nek!” Rosi berlari kecil menghampiri Nenek.
“Iya, Nek?”
"Siapakah keperluanku, Kita ke rumah istri baru cucuku ya. Terus bawa baju kita mau menginap di sana, kamu juga bawa baju.”
“Baik, Nek. Permisi Tuan, Nyonya.” Rosi pamit masuk kedalam untuk menyiapkan keperluan Nenek.
Anna dan Alex mengajak sang nenek masuk kedalam rumah dan bersiap-siap.
Alex dan Anna duduk di ruang keluarga, Mereka duduk berdampingan. Tak lama Alex merebahkan kepalanya di pangkuan Anna.
“Na, Jangan tinggalkan aku ya. Tetap bersamaku sampai nanti. Aku akan terus adil denganmu dan juga Bella.”
“Irene?”
“Aku akan melepaskan Irene, Jika dia masih mencintainyaku, tidak mungkin dia menggugatku. Mungkin ini yang terbaik, Na.”
“Dipikirkan lagi Mas. Di bicarakan lagi nanti saat mediasi.” Anna mengusap lembut pipi dan Alex.
“Iya, nanti aku pikirkan lagi dan membicarakannya sama Nenek.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
Irene itu egois, udh tau bermasalah sm kandungan taipi ngk sadar diri maunya yg prima, dasar miang 🤑
2025-04-10
0
Author Pensiun.
Kak Ivan aku mau protes...
Mana ada suami yg adil Kak, huh menyebalkan. Aku gemes sendiri..
liat aja nanti, pasti yg di utamain Anna bukan Bella. Padahal Bella yang menderita selama nikah sama Alex... Andai saja ada Brondong tajir, udah aku jodohin sama Bella, biar Alex tahu rasa.....🥱
2023-07-14
0
⏤͟͟͞R◇Adist
heleh udah nyaman ma ana Kenapa nikah lagii..g dpt ana adopsi kan bisa ....
Alex itu diem diem tenag tapi playboy tetii elahh
2022-08-19
0