My Boss My Enemy My Husband
...🌿🌿🌿...
...•...
...•...
...•...
Arimbi
Seorang wanita manis berkemeja putih, mengenakan rok span, serta bersepatu pantofel berjalan sedikit terburu-buru manakala jam yang melingkar di pergelangan tangannya telah menunjukkan waktu, yang jelas-jelas mengindikasikan jika dirinya terlambat.
Arimbi, gadis berusia 21 tahun itu mau tidak mau harus mengikuti interview di sebuah bandara, atas keinginan ibunya yang menginginkan dirinya bekerja menjadi staff Airline, atau ia harus mau menikah dengan pria pilihan ibunya jika tidak di terima.
Semua itu berawal manakala lima bulan yang lalu, ia di PHK mendadak dan menjadi pengangguran banyak acara hingga sekarang. Ibunya benar-benar berang karena andai dari dulu Arimbi mau menurut, mungkin nasib malang tak akan menimpa dirinya.
" Woy! mas, ruangan Boeing milik Darmawan Angkasa Ground Handling disebelah mana?" Tanya Arimbi kepada petugas housekeeping yang tengah bertugas.
Pria itu tak langsung menjawab namun malah memindai tampilan Arimbi yang terkesan sangar walau secara visual perempuan itu telah mengenakan rok.
" Buset, ini preman salah klambi ( baju) atau gimana?" Batin pria itu.
" Woy mas!" Ucap Arimbi lagi demi melihat pria yang malah membisu itu. Sialan!
Pria itu terkesiap. " Di atas mbak, mbak naik aja, disana udah banyak yang datang kok!" Jawab mas-mas itu yang mengetahui jika Arimbi pasti merupakan salah satu peserta interview hari ini.
" Yo wes, kesuwun ( Makasih)"
Arimbi lalu berbalik dan tanpa sengaja tubuhnya menabrak seseorang. Seseorang yang tubuhnya keras dan tinggi. Membuat kopi yang di bawa pria itu tumpah dan mengenai kemejanya.
" Ma..." Ia hendak mengucapkan kata maaf.
" CK, kalau jalan pakai mata bisa nggak sih?" ucap pria itu kesal sebab bajunya kini terkena tumpahan kopi.
" Nih lihat, bajuku kotor kan?" Pria itu marah besar.
" Setan belang! Aku juga enggak sengaja kali! Orang mau minta maaf juga, seenaknya aja main ndamprat orang!" Arimbi yang memang berjiwa pemberani dan realistis itu, sontak melawan pria itu. Ia memang salah, tapi tidak perlu memakinya di tempat umum seperti itu kan?
Membuat mas- mas housekeeping tadi terkejut. Pun dengan beberapa karyawan yang nampak mendelik demi melihat kejadian itu.
" Astaga, kenapa wanita itu berbicara kasar sama Pak Deo!"
" CK!" Pria itu tersentak demi mendengar ucapan Arimbi yang benar-benar diluar dugaannya. Belum pernah ada wanita yang berbicara kasar terhadapnya.
" Orang aneh" Arimbi meninggalkan pria bermulut pedas itu dengan rasa kesalnya.
" Eh, mau kemana kamu? Bukannya tanggung jawab malah pergi!"
Arimbi mengabaikan pria gila tadi, moodnya sudah buruk sejak berangkat tadi, dan bertemu pria gila itu jelas membuat hidupnya bagai dirundung kiamat.
" Kalau bukan karena Ibuk yang nyuruh, ogah aku kesini. Asu!" Gerutu Arimbi sambil menapaki tangga menuju lantai dua. Mendengus kesal sambil misuh - misuh.
Selama lima bulan ini ia masih kesal dengan nasibnya, belum hilang dari ingatannya, waktu ia memergoki kekasihnya ngeeweee dengan wanita lain di kamar kosnya, saat ia pulang dengan berurai air mata, lantaran baru terkena PHK sepihak karena tempat kerjanya pailit.
Membuatnya memutuskan untuk pulang dan kembali ke tanah kelahirannya.
Namun menjadi pengangguran rupanya bukan hal yang bisa ia banggakan, terlebih mereka juga berasal dari keluarga yang serba pas pasan. Membuatnya kerap mendapat paksaan dari ibunya untuk menikah saja kala ia kerap terlihat lontang- lantung.
Tentu ia harus memutar otak agar tak dinikahkan oleh ibunya. Ia bukan Siti Nurbaya yang tunduk pada aturan patriarki.
Ia terkejut manakala melihat ada banyak orang yang duduk berhimpitan di kursi panjang, manakala ia telah tiba di lantai dua. Sebagian dari mereka terlihat berdiri dengan mulut komat-kamit, demi menghapal narasi jawaban interview yang sepertinya mereka ulik dari google.
Hah, bisa-bisanya.
Tak satupun dari mereka yang Arimbi kenali, mereka semua kebanyakan mengenakan make up tebal, sanggul rambut rapih dan tas yang bermerek. Tak seperti dirinya yang hanya mengenakan lipgloss tanpa alis palsu maupun foundation tebal.
" Cih, rupanya belum mulai. Tau gitu aku bisa makan dulu tadi, mana laper banget!" Ia menyesal salam hati, semua gara-gara ibunya yang selalu nyusu- nyusu ( memburu- buru).
" Hay, baru datang? Dari sekolah mana?" Sapa salah satu gadis cantik yang terlihat kurus namun tingginya sama dengan dirinya
Arimbi mengangguk " Iya, baru datang. Sekolah? Sekolah apa?"
Kesemua pelamar disana langsung menatap ke arah Arimbi yang berbicara keras namun terlihat bingung itu. Mereka yang datang memang kebanyakan dari sekolah atau lembaga penerbangan yang menjamur di beberapa kota.
" Kamu mau interview juga kan?" Tanya anak itu dengan wajah ramah.
Arimbi kembali mengangguk.
" Kenalkan, aku Resita!"
Arimbi menatap nanar tangan mulus gadis yang pembawaannya supel itu, baru kali ini ia mendapat sapaan ramah dari seseorang. Mengingat sikapnya yang kasar dan cenderung masa bodo.
" Arimbi!" Jawabannya biasa saja namun menyambut uluran tangan gadis itu.
" Hah, Arimbi? Kayak nama pewayangan!" Celatuk salah seorang lagi, laki-laki bergaya parlente yang bibirnya berkilau itu, jelas merupakan golongan manusia tulang lunak.
Arimbi memilih diam, sudah cukup kesal karena pria sombong di bawah tadi, ia lebih memilih tak meladeni selorohan lain yang jelas akan menguras tenaganya.
Ada hal yang harus ia menangkan demi taruhannya dengan Ibunya, jika ia bisa di terima bekerja nanti, maka ia bisa menolak menikah dengan pria yang dijodohkan oleh ibunya.
Yes, dan itu harapannya.
" Kalau kamu bukan dari sekolah penerbangan, terus kamu tau info perekrutan dari man?" Ucap Resita kembali.
" Dari saudaraku, dia jadi tukang kebun di Nawangsa Pura ini!"
Ia melirik segerombolan orang yang mendadak bisik-bisik manakala ia mengutarakan hal itu. Arimbi jelas menduga, mereka pasti menuduh dirinya lewat jalur orang dalam.
Padahal, bukan itu kebenarannya. Dua pekan lalu ia juga kemari seorang diri demi menaruh berkas lamaran, walau ia di tawari oleh saudaranya itu agar bisa cepat di terima, namun Arimbi menolak. Baginya, nepotisme itu merupakan hal yang sudah tidak berkah di awal penitian sebuah perjalanan karir. No way!
" Kamu udah pernah kerja sebelumnya ?" Tanya Resita kembali sembari mendudukkan tubuhnya ke kursi kosong di dekatnya, membuat Arimbi turut mendudukkan dirinya.
Arimbi mengangguk.
" Dimana?"
" Aku di Tirta Dewata di kota D!" Sahutnya dengan wajah malas sebab lelah dengan Resita yang rupanya cerewet.
" Hah, mall besar itu? Berapa lama? Jago bahasa Inggris dong?"
Ia makin sebal akan kekepoan Resita terhadap dirinya, ia bukan jenis orang yang senang berbicara. " Hemm, mayan!"
Merasa kandung kemihnya penuh, Arimbi pergi menuju toilet tanpa pamit kepada siapapun. Membuat Resita memanyunkan bibirnya. Gadis itu sengaja mengajak ngobrol orang lain demi membunuh rasa groginya.
Dan begitu ia kembali, ia kaget karena beberapa orang sudah berposisi tegang dengan sebagian besar berwajah pucat karena sepertinya pemanggilan interview sudah di mulai.
" Ya Tuhan, berkatilah anakmu ini, beri kelancaran, beri pertolongan...."
Ia duduk perlahan mana kala ekor matanya menangkap seorang pria berambut ikal dengan kulit sedikit gelap, yang kini tekun berdoa dengan keringat yang sudah membanjiri kening. Sepertinya pria itu baru saja datang, sebab Arimbi tak melihatnya tadi.
" Sepertinya banyak yang interview hari ini. CK, dong sainganku makin banyak. Gimana kalau enggak masuk ya. Ogah banget aku disuruh nikah dulu, enak aja. Aku kan masih kepingin jalan-jalan ke luar negri!"
Makin lama berada disana makin membuat perasaan santai Arimbi memudar. Sudah banyak anak yang masuk dengan raut wajah yang berbeda-beda manakala keluar.
Ada yang terlihat resah, biasa saja, bahkan ada yang menangis. Entah apa sebab musababnya. Ia tidak mengetahui ilmu penerbangan seperti apa, namun kelihaiannya dalam berbahasa Inggris, ia harapkan bisa menjadi penolongnya untuk bisa diterima.
" Pokoknya kalau kamu enggak keterima di sana, kamu harus mau ibuk nikahkan sama Yusa!"
Arimbi bergidik ngeri demi mengingat ancaman Ibunya yang membuatnya seketika merinding.
" Saudari Arimbi!"
Ia terperanjat manakala namanya di panggil.
.
.
.
.
.
Halo semua, bagi yang ingin tahu indung semangnya Deo, bisa baca novel pertamaku " Nada cinta Jessika"
Love you all😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Irawati Soetojo
Thor.....jangan pakai kata² ASU dong
2024-06-09
1
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Tertarik karena lihat judul,akhirnya mampir dan ternyata menarik...jadi.. lanjut 😀
2023-12-15
0
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Ya ampun sikil papate metu 🤭 kaget aku
2023-12-15
0