Bab 16. Wanita manis

...🌿🌿🌿...

...•...

...•...

...•...

Deo

Ia tahu benda apa yang saat ini terlihat menggelikan namun terlihat menggairahkan sewaktu dikenakan itu. Namun pura-pura tidak tahu jelas menjadi pilihan aman saat ini.

Ya, jelas benda itu merupakan harta karun milik Roro yang tertinggal. Masalahnya, kenapa dan bagiamana bisa ditemukan oleh Mama saat ini, ia juga tidak tahu.

Demas hanya melirik, pria itu juga pria dewasa, mustahil ia tak mengerti apa itu. Namun adik dari Deo itu lebih memilih tak ikut campur, ia tahu kalau kakaknya memang pemain.

" Deo!" Hardik Mama dengan mata melotot demi melihat kebisuan Deo yang makin menjadi.

" Anu...emmm anu Ma, Mama nemu dimana sih, itu Deo enggak tahu Ma. Apa punya pemilik yang lama dulu?"

Benar-benar licin, pria itu bahkan kini memutarbalikkan fakta.

Mama menyipitkan matanya dan seolah mencari kebenaran dari sorot mata Deo. Really?

" Beneran Ma, mama curiga aku bawa Roro kesini? Roro ada di Kalimandaru sejak kapan hari kan?"

Jessika seketika merubah raut wajahnya, demi mengingat jika Roro pernah mengatakan jika akan tampil di kota besar dalam waktu dekat. Ya, itu benar adanya. Ia tahu jika pacar anaknya itu memang pernah berkata jika akan ke kota lain.

" Yes, kayaknya Mama percaya!" Batin Deo bersorak hore.

" Awas kalau kamu sampai berbuat enggak bener De! Ingat kamu ini seorang direktur loh, jaga nama baik Opa, jaga nama baik Papa, terlebih jaga nama baik kamu sendiri!"

" Kalau sampai mama tahu kamu aneh-aneh, mama enggak akan maafin kamu!"

GLEK!

Deo merasa tenggorokannya mendadak terasa seret.

" Tidak di maafkan?"

.

.

Arimbi

Seminggu berlalu, di Minggu ketiga awal bulan ini ia merasa mulai jenuh. Informasi dari GH juga belum nampak. Ia seketika hopeless.

" Apa jangan-jangan karena aku kemaren berani sama ceweknya orang mesum itu ya?" Gumamnya saat mengaduk mie instan rasa hot jelotot dalam cup diam, yang baru ia beli dari minimarket.

Entahlah, perasaan yang simpang siur. Kadang ogah-ogahan, kadang berharap. Arimbi larut dalam kegamangan hatinya.

" Ah bodo amat lah! Kalau enggak keterima, mending aku jadi TKW aja keluar negeri!" Ucapnya kini meraup mie yang sudah ia tarik dengan garpu plastik yang ia pegang. Sama sekali wegah mumet.

SLUUURP

Ah mantap!

Arimbi seorang diri dirumah, seperti biasa.

Minggu ini cuaca hujan, membuatnya malas untuk datang ke lesehan mbak Wiwit sebab ia mudah masuk angin. Lagipula, Pakde dan Budenya pasti sudah ada disana.

Pucuk dicinta ulam tiba, sebuah panggilan yang berasal dari nomor telepon kantor kini membuat ponselnya bergetar. Menginterupsi kegiatan santap menyantapnya.

Arimbi menyambar tissue di depannya, sebelum ingus karena rasa pedas itu menjadi tsunami yang masuk ke mulutnya.

" Halo?" Jawab Arimbi dengan rasa kepedasan yang kian menggila. "Mie sialan, beraninya bikin aku nangis!"

" Selamat pagi saudari Arimbi, perkenalkan saya Kristin dari Darmawan Angkasa Ground Handling, menginformasikan bahwa selamat anda telah diterima menjadi karyawan baru di perusahaan kami. Mohon datang besok pagi ya, berpakaian rapih dan bersepatu hak minimal tujuan sentimeter, di harapkan mengenakan rok dan atasan putih ya mbak!"

" Saya di terima ini?" Tanya Arimbi penuh kegembiraan yang meletup-letup. Rasa pedas yang membakar mulutnya kini bahkan sirna dalam sekejap, demi perasaan bahagia yang menerpanya saat ini.

Ye Ye Ye Ye!

" Benar, sekali lagi selamat. Kalau begitu terimakasih sebelumnya. Kami tunggu kehadirannya, dan selamat pagi!"

Arimbi melompat - lompat diatas kasurnya usai panggilan itu berakhir. Ia senang bukan main. Pikiran akan mendapatkan gaji serta bisa membantu ibu melunasi hutang sudah ada di otaknya, terlebih ia tidak akan diminta oleh ibu lagi untuk menikah dengan Yusa.

Yes!!

Ia lantas cepat-cepat membereskan cup mie instansi favoritnya itu, sebelum kena damprat ibunya sebab makan di dalam kamar. Ibu sering mengatakan kepada Arimbi untuk jangan makan makanan yang pedas, sebab Arimbi memilih riwayat sakit tipes. Tapi begitulah kaum betina, jika tidak makan makanan yang rasanya seperti racun, tidak afdol.

" Lah, kan sepatuku jebol. Duh, gimana nih?" Ia menatap sepatu pantofel yang rusak karena aksi geret menggeret dalam mempertahankan dirinya, sewaktu Wira datang mengacaukannya kemarin.

Arimbi tertegun menatap sepatu yang ada di rak. Tak mungkin lagi bisa dibetulkan.

Ia masih memiliki sedikit sisa tabungan di rekeningnya, tidak apalah. Toh kemarin dapat sangu dua lembar rupiah bergambar proklamator dari Mbak Wiwit, sebab dapat untung banyak sewaktu Erik dan rombongan makan di sana.

Ok fix.

Ia juga ingin membeli beberapa make up yang sudah habis, bagiamanapun juga sebisa mungkin ia besok harus tampil all-out agar meyakinkan perusahaan, jika ia memang layak menjadi front liner di GH itu.

Ia mengunci rumahnya dan kini bersiap mengenakan helm, untuk menuju mall yang ada di kota. Ia mengenakan jeans dan blouse tosca, ia tak suka ribet. Sehari-hari ia lebih senang dengan pakaian casual. Lagipula, Arimbi merupakan jenis mahluk tahu diri yang mengedepankan asas bergaya sesuai isi dompet.

Arimbi selalu mandiri, kemanapun ia pergi selalu sendiri, bahkan saat ia pulang dari kota D, ia juga mengendarai motor seorang diri, walau jarak yang di tempuh ratusan bahkan hampir ribuan kilometer jaraknya.

Dan beberapa saat kemudian.

Seperti biasa, dimanapun tempat jika itu terjadi di hari Minggu, pasti akan rame melebihi hari biasanya.

" Gila, orang udah kayak semut begini!" Arimbi manyun saat melihat antrian yang mengular untuk masuk kedalam. Banyak manusia lintas usia yang tumpah ruah memenuhi mall besar pertama di kota itu.

Ia pun akhirnya ikut membariskan dirinya diantara orang-orang yang berjalan masuk. Tak berselang lama, ia akhirnya lolos dari siksaan bau campur aduk milik orang-orang dari bau keringat yang berbeda-beda.

Namun, saat ia hendak berbelok dan mencari arah keberadaan eskalator , sebab ia baru pertama kali datang kesana, ia tak sengaja menabrak seseorang yang sepertinya berjalan menunduk karena sibuk dengan ponselnya.

BRUK!

Ponsel mahal pria itu bahkan sampai terpelanting.

" Maaf, saya tadi..tidak melihat. Tolong maafkan saya!"

Arimbi mematung, ia seperti merasa Dejavu karena menabrak seseorang namun reaksinya sangat berbeda. Jika tempo hari ia tak sengaja menabrak Deo namun yang di dapat malah makian dan kesombongan, namun pria ini justru berbeda.

Ia sebenernya juga salah, sebab terburu-buru. Tali lihatlah, pria itu bahkan terlihat sangat tidak enak hati.

Rupanya masih ada orang waras di muka bumi ini. Ia memperhatikan pria berbau harum yang kini mengambil ponsel yang terlihat mahal itu.

" Maaf ya sekali lagi!" Pria itu agak ragu-ragu tersenyum, lebih tepatnya tak enak hati.

Arimbi mengangguk, sejurus kemudian ia pergi karena merasa tak ada yang perlu di debatkan lagi.

.

.

Demas

Ia datang ke mall pagi itu karena baru saja berkunjung untuk mengecek usahanya itu. Ya, Demas merupakan pembisnis di sektor perdagangan. Ia yang dulu melihat jika kabupaten B belum memiliki mall besar, akhirnya atas bantuan papa dan Om Leo bisa membuat dan mengembangkan mallnya itu dengan sangat baik.

Lain ladang lain belalang, lain orang lain kebisaan. Demas yang memang memiliki otak encer sejak kecil mampu melihat peluang pasar. Selain itu, ia juga bisa mewujudkan keinginan Opa Edy untuk menyerap tenaga kerja lokal. Selaras dengan keinginan Mama Jessika yang sedari dulu menggaungkan untuk memajukan tanah kelahirannya itu, lewat membuka lapangan pekerjaan bagi putra putri daerah.

Demas yang Minggu itu ingin berkeliling demi melihat secara langsung, dan berkamuflase menjadi orang biasa dengan berjalan santai mengitari mall miliknya, tak sengaja menabrak seseorang saat ia tengah berbalas pesan dengan relasinya dari perusahaan manufaktur yang selama ini bekerjasama dengan dirinya.

BRUK!

Ia terkejut dan merasa bersalah dalam waktu bersamaan

"Maaf, saya tadi..tidak melihat. Tolong maafkan saya!" Ucapnya tak enak hati kepada orang itu.

Bagiamanapun juga, orang yang ia tabrakan itu pasti adalah pengunjung mall miliknya pagi ini. Meski Demas irit bicara, namun ia meminta kepada anak buahnya terlebih para managernya untuk membriefring para karyawannya, untuk mengutamakan keramahan dalam sisi pelayanan.

Sebab jika kita ramah, orang pasti akan mau kembali.

Demas menatap wajah ayu wanita yang nampak kikuk itu. Wanita yang di jaman sekarang masih memperlihatkan kenaturalan, serta penampilan bersahaja .

" Maaf ya sekali lagi!" Ucapnya kembali demi ingin mendengar jawaban dari bibir ranum itu.

Namun, perempuan itu hanya mengangguk lalu sejurus kemudian pergi meninggalkan Demas.

Demas menatap punggung wanita yang tak sengaja bertubrukan dengannya itu. " Wanita manis!" Gumamnya menatap Arimbi yang kini mulai naik diatas eskalator yang berjalan ke atas.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Hartaty

Hartaty

wahhh gimana klu Demas jatuh hati ,hmm Deo 🤭🤭🤭🤣

2024-01-07

0

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

Nah loo.. Demas yang manusia es bisa melihat ada cewek manis 😀

2023-12-18

0

Erni Fitriana

Erni Fitriana

seneng nihhh roman romanyahhhhh

2023-04-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Interview
2 Bab 02. Kamu!
3 Bab 03. Arimbi yang berkompeten
4 Bab 04. Griya untuk Deo
5 Bab 05. Di ujung keresahan
6 Bab 06. Lolos seleksi
7 Bab 07. You are my enemy
8 Bab 08. Kurang ajar!
9 Bab 09. Gangguan
10 Bab 10. Masih ada orang baik
11 Bab 11. Interupsi Erik
12 Bab 12. Briefing intern
13 Bab 13. Lesehan Sayu Wiwit
14 Bab 14. Wanita pengupas degan
15 Bab 15. Oh sial!
16 Bab 16. Wanita manis
17 Bab 17. Direktur
18 Bab 18. You are my enemy
19 Bab 19. Kecemasan Daniel
20 Bab 20. Rasa penasaran bagi semua orang
21 Bab 21. Ready to work
22 Bab 22. Benar-benar musuh
23 Bab 23. Lintas cerita
24 Bab 24. Arti sebuah pertemanan
25 Bab 25. Bertemu lagi
26 Bab 26. Bertemu manusia normal
27 Bab 27. For Complain to be a Compliment
28 Bab 28. Sebuah bahaya
29 Bab 29. Menikah?
30 Bab 30. Pasangan Tom and Jerry
31 Bab 31. Flashback
32 Bab 32. Suami
33 Bab 33. Keresahan
34 Bab 34. Perjanjian tak masuk akal
35 Bab 35. Deep talk
36 Bab 36. Silent husband
37 Bab 37. Menjemput
38 Bab 38. Pulang ke rumahmu
39 Bab 39. Kegusaran seorang kekasih
40 Bab 40. Inikah rasanya....
41 Bab 41. Berduel
42 Bab 42. SP satu
43 Bab 43. Satu permohonan
44 Bab 44. Apakah itu perhatian?
45 Bab 45. Rasa di luar kendali
46 Bab 46. Menebar benih simpati segulut demi segulut
47 Bab 47. Deraan keresahan
48 Bab 48. Di kegelisahan hati
49 Bab 49. Percikan api kecemburuan
50 Bab 50. Gengsi amat Pak!
51 Bab 51. Mulai peduli
52 Bab 52. Sebentuk rasa perhatian
53 Bab 53. Menyingkap tabir
54 Bab 54. Kita selesai!
55 Bab 55. Mabuk
56 Bab 56. Jackpot untuk pria mabuk
57 Bab 57. What' wrong?
58 Bab 58. Perubahan sikap
59 Bab 59. Rencana
60 Bab 60. Tugas sang Baginda
61 Bab 61. Rasa di hati
62 Bab 62. Sejumput rasa yang mengakar
63 Bab 63. Takdir macam apa ini?
64 Bab 64. Semakin mengusik
65 Bab 65. Hakikat rasa cemburu
66 Bab 66. Nyari penyakit
67 Bab 67. Wanita yang pandai bersiasat
68 Bab 68. Apa mereka bertengkar?
69 Bab 69. Menjadi teman baik
70 Bab 70. Ikhtiar insan biasa
71 Bab 71. Kena kau
72 Bab 72. Asmaradahana
73 Bab 73. Menyambut
74 Bab 74. Cause you are My Boss My Enemy My Husband
75 Bab 75. Benci itu, biasanya awal dari?
76 Bab 76. Buaian Cinta
77 Bab 77. Sakit
78 Bab 78. Bertanggungjawab
79 Bab 79. Crowdit
80 Bab 80. Sebuah masalah yang beranak pinak
81 Bab 81. Serangan rival
82 Bab 82. Arti sebuah kerinduan
83 Bab 83. Satu cerita dua manusia
84 Bab 84. Terciduk?
85 Bab 85. Interogasi kelas amatir
86 Bab 86. Sayonara
87 Bab 87. Kemarahan Deo
88 Bab 88. Secuil ungkapan
89 Bab 89. Getaran itu ada
90 Bab 90. Sirnanya kegundahan
91 Bab 91. Diculik
92 Bab 92. In danger
93 Bab 93. Deo, tolong aku!
94 Bab 94. Lari dari kejaran
95 Bab 95. Get ready for action
96 Bab 96. Save Arimbi part 1
97 Bab 97. Save Arimbi part 2
98 Bab 98. Save Arimbi part 3
99 Bab 99. Find You
100 Bab 100. Karena kau ada bersamaku
101 Bab 101. Kegundahan rival
102 Bab 102. Kedatangan sirine
103 Bab 103. Are you...?
104 Bab 104. Defeat the enemy
105 Bab 105. Mengusik hati
106 Bab 106. Pungkas sebuah ketegangan
107 Bab 107. Sinyal debaran
108 Bab 108. Kena sawan?
109 Bab 109. Trending pada waktunya
110 Bab 110. Semua mesti berubah
111 Bab 111. Why you so Jeleous?
112 Bab 112. Cemburu
113 Bab 113. Kilas cerita
114 Bab 114. OMG
115 Bab 115. Bikin malu
116 Bab 116. Mencuri start
117 Bab 117. I love you my Boss My Enemy My Husband
118 Bab 118. Dikamar
119 Bab 119. What the...?
120 Bab 120. Serpihan perasaan
121 Bab 121. Istri saya!
122 Bab 122. Budak cinta
123 Bab 123. Bungkus!
124 Bab 124. Menuju hari bahagia part 1
125 Bab 125. Menuju hari bahagia part 2
126 Bab 126.Tagihan cicilan
127 Bab 127. Cinta itu, deritanya tiada akhir
128 Bab 128. Saya terima nikah dan kawinnya.
129 Bab 129. Ada yang berdesir
130 Bab 130. Waktu kan berlalu, tapi tidak cintaku
131 Bab 131. Tok Cer
132 Bab 132. Jangan tutup dirimu
133 Bab 133. Akan menjadi ?
134 Bab 134. Pregnant
135 Bab 135. Balada calon Bapak
136 Bab 136. What's wrong with Demas?
137 Bab 144. Salah letak
138 Bab 137. Ujian hidup
139 Bab 138. Paraplegia
140 Bab 139. Ayo kita menikah!
141 Bab 140. Titah orang tua
142 Bab 141. Tak bisa menunda
143 Bab 142. All support for a better life
144 Bab 143. Menuju pernikahan
145 Bab 145. Pilihan hidup
146 Bab 146. Jangan sedih-sedih
147 Bab 147. Ngidam
148 Bab 148. Imbang
149 Bab 149. Siklus kehidupan
150 Bab 150. Jamuan kasih
151 Bab 151. Devil beside you
152 Bab 152. Mencurigakan
153 Bab 153. Tak semudah rencana
154 Bab 154. Sebuah kasus
155 Bab 155. Sepenggal kisah dua insan
156 Bab 156. Situasi crowdit
157 Bab 157. Jalan menuju....
158 Bab 158. Hanya insan biasa
159 Bab 159. Secuil keresahan
160 Bab160. Dari hati ke hati
161 Bab 161. Mencium aroma kebusukan
162 Bab 162. Tiada menduga
163 Bab 163. Kenyataan itu pahit
164 Bab 164. Kenyataan ini begitu menyakitkan
165 Bab 165. Buah dari kecerobohan
166 Bab 166. Dua garis merah
167 Bab 167. Rencana kepindahan
168 Bab 168. Warna hidup manusia yang berbeda
169 Bab 169. Kehidupan baru
170 Bab 170. Pak Deo, finally i get it!
171 Bab 171. Aku telah kembali sayang!
172 Bab 172. Seberkas sinar kebahagiaan
173 Bab 173. Bimasena Wiwasata Darmawan
174 Bab 174. My Boss My Enemy My Husband END
175 Bab 175. Kisah Sadawira dan Claire
Episodes

Updated 175 Episodes

1
Bab 01. Interview
2
Bab 02. Kamu!
3
Bab 03. Arimbi yang berkompeten
4
Bab 04. Griya untuk Deo
5
Bab 05. Di ujung keresahan
6
Bab 06. Lolos seleksi
7
Bab 07. You are my enemy
8
Bab 08. Kurang ajar!
9
Bab 09. Gangguan
10
Bab 10. Masih ada orang baik
11
Bab 11. Interupsi Erik
12
Bab 12. Briefing intern
13
Bab 13. Lesehan Sayu Wiwit
14
Bab 14. Wanita pengupas degan
15
Bab 15. Oh sial!
16
Bab 16. Wanita manis
17
Bab 17. Direktur
18
Bab 18. You are my enemy
19
Bab 19. Kecemasan Daniel
20
Bab 20. Rasa penasaran bagi semua orang
21
Bab 21. Ready to work
22
Bab 22. Benar-benar musuh
23
Bab 23. Lintas cerita
24
Bab 24. Arti sebuah pertemanan
25
Bab 25. Bertemu lagi
26
Bab 26. Bertemu manusia normal
27
Bab 27. For Complain to be a Compliment
28
Bab 28. Sebuah bahaya
29
Bab 29. Menikah?
30
Bab 30. Pasangan Tom and Jerry
31
Bab 31. Flashback
32
Bab 32. Suami
33
Bab 33. Keresahan
34
Bab 34. Perjanjian tak masuk akal
35
Bab 35. Deep talk
36
Bab 36. Silent husband
37
Bab 37. Menjemput
38
Bab 38. Pulang ke rumahmu
39
Bab 39. Kegusaran seorang kekasih
40
Bab 40. Inikah rasanya....
41
Bab 41. Berduel
42
Bab 42. SP satu
43
Bab 43. Satu permohonan
44
Bab 44. Apakah itu perhatian?
45
Bab 45. Rasa di luar kendali
46
Bab 46. Menebar benih simpati segulut demi segulut
47
Bab 47. Deraan keresahan
48
Bab 48. Di kegelisahan hati
49
Bab 49. Percikan api kecemburuan
50
Bab 50. Gengsi amat Pak!
51
Bab 51. Mulai peduli
52
Bab 52. Sebentuk rasa perhatian
53
Bab 53. Menyingkap tabir
54
Bab 54. Kita selesai!
55
Bab 55. Mabuk
56
Bab 56. Jackpot untuk pria mabuk
57
Bab 57. What' wrong?
58
Bab 58. Perubahan sikap
59
Bab 59. Rencana
60
Bab 60. Tugas sang Baginda
61
Bab 61. Rasa di hati
62
Bab 62. Sejumput rasa yang mengakar
63
Bab 63. Takdir macam apa ini?
64
Bab 64. Semakin mengusik
65
Bab 65. Hakikat rasa cemburu
66
Bab 66. Nyari penyakit
67
Bab 67. Wanita yang pandai bersiasat
68
Bab 68. Apa mereka bertengkar?
69
Bab 69. Menjadi teman baik
70
Bab 70. Ikhtiar insan biasa
71
Bab 71. Kena kau
72
Bab 72. Asmaradahana
73
Bab 73. Menyambut
74
Bab 74. Cause you are My Boss My Enemy My Husband
75
Bab 75. Benci itu, biasanya awal dari?
76
Bab 76. Buaian Cinta
77
Bab 77. Sakit
78
Bab 78. Bertanggungjawab
79
Bab 79. Crowdit
80
Bab 80. Sebuah masalah yang beranak pinak
81
Bab 81. Serangan rival
82
Bab 82. Arti sebuah kerinduan
83
Bab 83. Satu cerita dua manusia
84
Bab 84. Terciduk?
85
Bab 85. Interogasi kelas amatir
86
Bab 86. Sayonara
87
Bab 87. Kemarahan Deo
88
Bab 88. Secuil ungkapan
89
Bab 89. Getaran itu ada
90
Bab 90. Sirnanya kegundahan
91
Bab 91. Diculik
92
Bab 92. In danger
93
Bab 93. Deo, tolong aku!
94
Bab 94. Lari dari kejaran
95
Bab 95. Get ready for action
96
Bab 96. Save Arimbi part 1
97
Bab 97. Save Arimbi part 2
98
Bab 98. Save Arimbi part 3
99
Bab 99. Find You
100
Bab 100. Karena kau ada bersamaku
101
Bab 101. Kegundahan rival
102
Bab 102. Kedatangan sirine
103
Bab 103. Are you...?
104
Bab 104. Defeat the enemy
105
Bab 105. Mengusik hati
106
Bab 106. Pungkas sebuah ketegangan
107
Bab 107. Sinyal debaran
108
Bab 108. Kena sawan?
109
Bab 109. Trending pada waktunya
110
Bab 110. Semua mesti berubah
111
Bab 111. Why you so Jeleous?
112
Bab 112. Cemburu
113
Bab 113. Kilas cerita
114
Bab 114. OMG
115
Bab 115. Bikin malu
116
Bab 116. Mencuri start
117
Bab 117. I love you my Boss My Enemy My Husband
118
Bab 118. Dikamar
119
Bab 119. What the...?
120
Bab 120. Serpihan perasaan
121
Bab 121. Istri saya!
122
Bab 122. Budak cinta
123
Bab 123. Bungkus!
124
Bab 124. Menuju hari bahagia part 1
125
Bab 125. Menuju hari bahagia part 2
126
Bab 126.Tagihan cicilan
127
Bab 127. Cinta itu, deritanya tiada akhir
128
Bab 128. Saya terima nikah dan kawinnya.
129
Bab 129. Ada yang berdesir
130
Bab 130. Waktu kan berlalu, tapi tidak cintaku
131
Bab 131. Tok Cer
132
Bab 132. Jangan tutup dirimu
133
Bab 133. Akan menjadi ?
134
Bab 134. Pregnant
135
Bab 135. Balada calon Bapak
136
Bab 136. What's wrong with Demas?
137
Bab 144. Salah letak
138
Bab 137. Ujian hidup
139
Bab 138. Paraplegia
140
Bab 139. Ayo kita menikah!
141
Bab 140. Titah orang tua
142
Bab 141. Tak bisa menunda
143
Bab 142. All support for a better life
144
Bab 143. Menuju pernikahan
145
Bab 145. Pilihan hidup
146
Bab 146. Jangan sedih-sedih
147
Bab 147. Ngidam
148
Bab 148. Imbang
149
Bab 149. Siklus kehidupan
150
Bab 150. Jamuan kasih
151
Bab 151. Devil beside you
152
Bab 152. Mencurigakan
153
Bab 153. Tak semudah rencana
154
Bab 154. Sebuah kasus
155
Bab 155. Sepenggal kisah dua insan
156
Bab 156. Situasi crowdit
157
Bab 157. Jalan menuju....
158
Bab 158. Hanya insan biasa
159
Bab 159. Secuil keresahan
160
Bab160. Dari hati ke hati
161
Bab 161. Mencium aroma kebusukan
162
Bab 162. Tiada menduga
163
Bab 163. Kenyataan itu pahit
164
Bab 164. Kenyataan ini begitu menyakitkan
165
Bab 165. Buah dari kecerobohan
166
Bab 166. Dua garis merah
167
Bab 167. Rencana kepindahan
168
Bab 168. Warna hidup manusia yang berbeda
169
Bab 169. Kehidupan baru
170
Bab 170. Pak Deo, finally i get it!
171
Bab 171. Aku telah kembali sayang!
172
Bab 172. Seberkas sinar kebahagiaan
173
Bab 173. Bimasena Wiwasata Darmawan
174
Bab 174. My Boss My Enemy My Husband END
175
Bab 175. Kisah Sadawira dan Claire

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!