...🌿🌿🌿...
...•...
...•...
...•...
Arimbi
Ia terkejut manakala melihat Pak Daniel dan Pak Erik, ralat mas Erik. Pria itu akan marah jika di sebut Pak lagi. Hihihi.
" Udah datang Ar?" Ucap mbak Wiwit yang rupanya menyusulnya kedepan sambil mengelap tangannya yang baru ia cuci, sebab baru saja mengulek sambel mentah dengan terasi dan kucuran jeruk limau yang segar.
Namun, bukannya menjawab Erik, yang nampak terpaku kini malah menatap Wiwit tak jemu.
" Mas Erik, mas!" Ucap Daniel menyenggol lengan pria yang kini melongo itu. Membuat Arimbi mendengus.
" Gak jelas banget nih orang!" Batin Arimbi melirik Erik yang mendadak mematung.
" Oh i-iya. Kamu Arimbi kan? Kok bisa ada disini?" Bukannya langsung bertanya soal sudah siap apa belum makanan yang dipesan, pria itu malah menanyakan hal lain kepada Arimbi.
" Anda kenal dengan adik saya?" Ucap mbak Wiwit ramah.
" Adik?" Batin Erik dengan tatapan penuh maksud.
" Pak Daniel ini, dan Pak...emm maksud saya Mas Erik ini yang kerja di bandara mbak!" Sahut Arimbi melirik Erik yang sudah hendak melayangkan protes. Membuat Daniel mengulum bibirnya sendiri, demi menahan tawa.
" Oalah, kebetulan sekali kalau gitu!" Mbak Wiwit tersenyum senang. Pun dengan Daniel. " Ini gimana, mau di keluarkan sekarang atau gimana Pak?"
" Ya, boleh. Udah siap ya?" Sahut Erik.
" Nah, ini enggak marah di panggil Pak. Sialan nih orang!" Arimbi terus membatin dengan alis yang tiada berhenti mengkerut.
" Sudah, tinggal kokonat woter aja kurang beberapa biji. Jadi tolong di tunggu dulu, maklum tenaga cuma dua orang, jadi mohon bersabar, kalau enggak sabar bisa langsung nyedot air laut!" Ucap Arimbi tekrikik-kikik.
" Ar!" Mbak Wiwit menyenggol tubuh adiknya yang kebablasan. Membaut Erik menghela napasnya pasrah.
Seketika Arimbi menutup mulutnya karena sadar telah keceplosan. Ada Daniel disana. pria Arif yang membuatnya sungkan untuk bersikap bar-bar. " Maaf Mas Erik, maaf!" Arimbi langsung ngacir kebelakang karena malu. Membuat Daniel makin tergelak.
" Dia bener adik anda? Kenapa bisa beda sekali!" Gerutu Erik demi melihat Arimbi yang benar-benar misterius. Kadang horor, kadang longor.
Mbak Wiwit hanya tersenyum, sama sekali tak menjawab pertanyaan pria yang diam-diam mengamatinya, tanpa ia sadari itu.
.
.
Daniel
" Ar, aku bantu ya?"
Ia yang melihat Arimbi berkutat dengan senjata tajam bergagang besar kala mengupas kulit kelapa muda berwarna hijau itu, berinisiatif untuk membantu saat Erik dan Bu Fransisca bersama orang-orang audit itu tengah larut dalam obrolan.
Ya, masakan lesehan itu cocok di lidah tamu penting Deo itu. Membuat mereka meminta Daniel, untuk memintakan sambal kembali ke dalam. Dan saat ia berjalan menuju dapur, ia melihat Arimbi yang berjongkok sambil berusaha mengupas kelapa muda.
Arimbi terkejut demi mendengar suara pria itu. Ia tak sempat memperhatikan kedatangannya, sebab masih ada tiga biji degan yang musti ia sajikan.
" Kok Pak Daniel kesini, ada butuh sesuatu?" Ucapnya sambil membacok pinggiran kulit buah nyiur itu.
Arimbi bertanya penuh nada kesopanan pada pria tampan itu , sebab Daniel merupakan pria baik yang pernah menolongnya. Ya, menurut Arimbi, tidak ada alasan untuk tak bersikap baik kepada pria itu. Berbeda dengan Deo. Bos yang sombong itu. Pria arogan, dingin, ketus, bermulut pedas juga mesum.Hiiiii!!
" Iya, mau nambah sambal nih. Sambelnya enak banget soalnya, itu mereka pada kekurangan semua!"
CROKK!!!
CROKK!!!
Daniel kagum saat melihat Arimbi yang benar-benar berjuang keras, demi menguliti selapis demi lapis kulit buah berserabut itu. Membuat Daniel suka akan pemandangan itu.
" Kamu ambilin sambal tolong ya, biar aku yang lanjutin! Daniel tersenyum, menampilkan giginya yang bersih rapi.
" Hah?" Arimbi mendongak dan tak percaya saat mendengar ucapan Daniel.
"Yang benar saja!"
" Beneran!"
Arimbi mendelik. Kenapa pria di depannya itu bisa tahu isi hatinya?
"Itu team audit ku kelamaan nunggu nanti. Tuh lihat! Mbak kamu lagi ngeladenin pembeli lain tu!" Tunjuk Daniel kepada mbak Wiwit yang tengah berbicara dengan seorang pasangan muda-mudi yang sepertinya akan memesan makanan di dalam.
Arimbi terlihat berpikir, mana mungkin ia membiarkan pelanggannya mengupas sendiri degan- degan yang ranum itu.
" Udah buruan, tuh kasihan mereka pada berhenti makan karena pada nungguin!"
Arimbi melihat para pria yang saling mengobrol, namun dengan tangan yang masih terangkat menggantung, sebab kegiatan makannya belum usai.
Membuat Arimbi meletakkan golok khusus untuk mengupas buah kelapa muda udah itu dengan terpaksa. " Baiklah, tapi...jangan di kupas ya, masa yang beli ngupas sendiri. Upahku gimana nanti. Dong Pak Daniel yang dapat upah." Ucap Arimbi berkelakar.
Daniel dan Arimbi terkekeh bersama. Entah mengapa, Daniel merasa nyaman di dekat wanita yang baru ia temui sebanyak tiga kali itu. Wanita sederhana dengan sikap apa adanya
Arimbi tak langsung pergi, namun kini melihat pria keren berbaju putih, yang saat ini menggulung lengan baju panjangnya sebatas siku itu terlebih dahulu. Memastikan apa pria itu benar-benar bisa.
Sejurus kemudian Daniel yang masih menghisap rokoknya, kini menggamit batang kecil itu ke pinggir mulutnya, kala dengan piawainya leader GH itu membacok kulit demi kulit buah kelapa muda dengan cekatan.
CRAK!
CRAK!
CRAK!
Otot lengan pria itu terlihat mengetat, kala dengan tekunnya Daniel membacok buah itu dengan kuatnya. Membuat Arimbi menelan ludahnya.
Keren banget!
...----------------...
Deo
Usai pertemuannya dengan para petinggi Nawangsa Pura, pria itu berkirim pesan kepada Erik dan mengabarkan jika dirinya tak kembali ke kantor karena merasa pusing.
Ia semalam kurang tidur karena menghabiskan waktunya untuk menggempur pertahanan Roro semalam suntuk. Di tambah, pagi tadi ia harus pagi-pagi datang ke kantor untuk membahas penerimaan karyawan baru.
Ia yang kini melempar tubuhnya ke kasur rumah barunya, terlihat menggulir ponsel dan melihat jika Erik membuat story pada jejaring sosialnya.
" Apa ini?" Gumamnya melihat foto yang di posting oleh Erik.
@Lesehan satu Wiwit. Begitu caption yang tertera di bawah foto, yang di unggah oleh Erik ke akun instagramnya.
Mata Deo membulat demi melihat foto Arimbi yang menghidangkan beberapa makanan bersama seorang wanita berkulit putih, yang tidak ia kenali.
" Astaga, kenapa wanita itu ada dimana-mana!"
Sejurus kemudian, ia menelpon Erik demi membunuh rasa penasarannya. Kenapa Erik bisa bertemu calon pegawai barunya itu disana.
" Ya bos?" Jawab Erik dari sebrang telepon.
" Kenapa kamu aja tamu ku makan di tempat jelek seperti itu!" Ucap Deo sedikit kesal.
" Bos, jangan marah dulu. Pak John dan Pak Robert yang minta makna dekat-dekat sini. Lagipula, tempatnya bersih bos, beneran. Mereka malah suka sekali dengan masakan orang sini bos, sampai nambah!" Terang Erik sedikit mulai kesal
Deo mengernyit, biasanya tamu-tamu audit dari beberapa kota lain yang datang malah minta makan di resto ternama. Lah ini?
" Terus, kenapa itu anak kurang ajar ada disana?"
" Anak kurang ajar siapa bos?"
" CK, siapa itu, Ar- Arimbi!" Deo mendecak tak percaya karena barusan menyebut nama perempuan kurang ajar itu. Astaga!
" Oh Arimbi, dia adik pemilik lesehan ini bos. Udah dulu ya bos. Si Daniel datang nih, lanjut makan dulu!"
TUT
Erik memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak. Membuat Deo kesal.
" Halo! Rik! Erik!"
" Brengsek si Erik!"
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
𝐕⃝⃟🏴☠️𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Bilang aja pengen ikut nyusul bos 🙄
2023-12-17
0
Erni Fitriana
kesel tapi kepo😛😛😛
2023-04-30
0
Raden Ajeng Safitri
Arimbi2
2023-01-10
0