...🌿🌿🌿...
...•...
...•...
...•...
Arimbi
Hari Minggu ini ia ingin sekali bangun siang, tanpa gangguan dan tanpa halangan apapun. Namun, semua itu rupanya hanya angan-angan belaka. Rumah dengan tiga orang penghuni itu selalu ribut tiap pagi.
" Ar!!!! Bangun kamu, bantu adikmu mindahin kasur itu, banyak semut itu di bawah kasurnya!"
" Ar!!! Cekat bangun kamu ibuk mau berangkat dulu!" Teriak ibu yang akan membuka lapak mereka di pasar.
Membuatnya mau tak mau musti bangun sebelum ia mandi diatas kasur lagi. " Jancok si Farel!"
Ia menggerutu, kesal sebab semalam ia tertidur sangat larut usai menonton drama Korea yang menegangkan. Aktor Ji Chang Wook yang menjadi idolanya yang bermain di film The K2 itu, selalu menjadi temannya tiap malam. Oh Mr. Handsome!
" Opo?" Tanya Arimbi ketus dengan wajah malas kepada farel yang kini kesulitan menggeser matras berukuran 160x 200 itu.
" Tuh lihat!" Tunjuk Farel kearah bawah kasurnya yang kini penuh dengan semut yang merajalela, sebab istana mereka telah terancam.
" Makanya jangan jorok kamu, makan apa-apa di kamar ya gini, rencekannya jatuh dan di gondol semut, dibawanya dia ke kerajaan mereka, pesta pora dia di dalam sana, gara kamu!" Arimbi mengomeli Farel yang hanya diam.
Diam karena apa yang dikatakan Arimbi itu benar adanya. Ia senang makan di dalam kamar saat menonton YouTube di kamarnya.
Usai menolong adiknya selera tidurnya mendadak sirna. Sama sekali tak ingin menyelam di dunia mimpi lagi.
"Minggu-minggu gini enaknya ngapain ya. Bosan dirumah terus."
" Rel"
" Hem!"
" Jalan-jalan yuk?"
" Aku jam sepuluh nanti ada latihan sama temenku mbak, di rumah Angga!" Jawab Farel sambil menggerakkan penebah untuk merontokkan koloni yang berbau langu itu, dari atas dipannya.
Arimbi tertegun, adiknya tidak bohong kalau soal latihan band itu. Sebab adiknya memang pemain bass dari band indie sekolahan yang dibentuk bersama teman-temannya.
" Apa aku ke mbak Wiwit saja ya?"
.
.
Dan benar, Arimbi yang di jam sembilan itu sudah selesai dengan segala kesibukannya, yang mengalahi kesibukan Ibu yang memiliki balita itu, kini terlihat telah siap untuk menuju ke tempat mbak Wiwit.
" Mau kemana dandan kenceng begitu?" Tanya Farel yang baru saja dari dapur. Menatap heran kakaknya yang tumben terlihat cantik di waktu sepagi ini.
" Ke tempatnya mbak Wiwit, kamu sih diajak keluar sibuk terus!"
" Ya gimana lagi mbak, namanya juga udah jadwalnya. Mbak Ar sendiri yang bilang kalau aku harus nyari-nyari kerja dari sekarang! Angga itu udah dapat sinyal kontrak sama salah satu cafe, kalau ini deal, bulan depan kita udah bisa manggung tiap malam, honornya lumayan mbak. Bahkan katanya kalau rejeki, bisa diajak rekaman juga. Kayak band yang udah- udah!"
Arimbi mengangguk senang, ia tak menyangka jika omelannya beberapa waktu lalu nyatanya di noted juga oleh adiknya.
" Doain mbak masuk dan di terima Rel, nanti biar bisa bantu kamu beli bass yang bagus kalau utang ibuk udah lunas. Inget, kalau bisa berteman sesuai kondisi kita aja Rel. Kamu tahu Dendi anaknya Pak RT ujung barat sana? Dia gantung diri karena banyak hutang, sosialita banget di medsos, pamer mobil, pamer ini itu, enggak taunya utang di pinjol seabrek. Tuh ibunya sekarang stroke gara-gara tahu kalau anaknya mati terus ninggal utang sampai lima puluh juta. Baik-baik kamu milih temen Rel, karena itu berpengaruh banget buat karakter kita!"
...----------------...
Deo
Semalam, usai jajaran para manager, leader, admin, serta staffnya yang bekerja di perusahaannya berkumpul dan makan malam bersama , dalam acara syukuran perpindahan rumah barunya, Deo meminta Roro untuk datang kembali kerumahnya.
Ia tak mau dong menyia-nyiakan kesempatan atas rumah barunya.
Mama Jessika dan Papa David juga pulang bersama adiknya yang bernama Demas, tepat di jam sebelas malam.
Deo dan Demas hanya terpaut satu tahun saja. Membuat mereka lebih mirip seperti teman sebaya. Hanya saja, pada kenyataannya Demas dan Deo tidak terlalu akrab. Entah mengapa, Demas memiliki sikap yang lebih tertutup dan tak banyak bicara.
Pagi ini, Deo mengulang kembali perhelatan panasnya bersama Roro. " Kamu masih rutin minum kan?" Tanya Deo yang menanyakan soal pil kontrasepsi yang selama ini dikonsumsi oleh Roro.
Roro mengangguk, tentu saja ia harus minum. Lagipula, ia tak mau memiliki anak dulu sebab ia saat ini tengah berada di puncak karirnya sebagai penyanyi kondang dan juga influencer terkenal.
Roro memainkan dada Deo yang saat ini tengah telanjang. " De, tadi managerku kirim pesan Rabu besok aku harus ke Kalimandaru. Kamu enggak apa-apa kan aku tinggal?"
Deo menghela napas panjang. Ia sebenarnya tak suka dengan profesi Roro sebagai penyanyi. Banyak pria bermata genit yang kerap menyaksikan kemolekan tubuh Roro secara cuma-cuma, pria mana yang rela jika kekasihnya menjadi tontonan banyak orang.
" Kamu sampai kapan sih jadi kayak gitu terus ?" Ucap Deo tak suka . Membuat Roro kini kembali menggesekkan tubuhnya, demi merayu Deo agar mengijinkannya.
Dan terjadilah apa yang memang harus terjadi. Di jam sepagi itu, Deo sudah dua kali sarapan apem anget.
.
.
Erik
Ia lupa jika Minggu ini ia harus mengirimkan kabar kepada Deo, untuk datang dan merapatkan hasil ujian serata wawancara, agar Minggu depan anak-anak baru itu bisa segera join sebab banyak rute baru yang akan mereka handle.
"CK enggak di angkat-angkat lagi!" Ia mendecak resah manakala nomor ponsel Deo tak jua mengeluarkan suara apapun selain nada Tut..Tut.. Tut.
Pekerja di airport ini tidak seperti pekerja kantoran lainnya yang di hari Sabtu dan Minggu libur. Mereka libur berdasarkan schedule khusus yang sudah dibuat sedemikian rupa. Hari besar dan tanggal merah, tak berlaku libur jika schedule yang bersangkutan masih belum waktunya libur.
Termasuk Erik yang selalu standby. Gaji besar seraya tunjangan yang tak sedikit, jelas membuat Erik mampu dan sanggup menjadi abdi setia Deo, seperti papanya dulu yang menjadi abdi Om David.
" Halo, apa Rik?
" Ah...ah...ah...!"
Betapa terkejutnya Erik tatkala gelombang suara yang kini terdengar dari ujung telepon itu terasa sialan sekali, membuat biji mata Erik kian melebar.
Erik mengumpat dalam hatinya. " Astaga, ini masih pagi sekali bos! Apa tidak ada waktu lain?"
" Bos , maaf saya lupa bilang. Kita habis ini ada rapat bersama para manager buat bahas penerimaan karyawan baru. Habis flight pagi di jam delapan ini!"
" Apa? Sialan kamu Rik. Kenapa enggak bilang dari semalam!"
Erik dengan gerakan cepat seketika menjauhkan ponselnya demi mengurangi suara yang kini memekakkan telinganya itu. Sialan!
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Erik sang pengganggu 🤣🤣🤣
2023-12-17
0
säňäýä🖤
dio oh dioo . kok gitu ij
2023-09-04
0
dementor
mantap kali pagi2 sudah dua kali makan apem hangat.. kenyang sekali ya deo!!!
2023-05-21
0