...🌿🌿🌿...
...•...
...•...
...•...
Deo
Tak berselang lama setelah Deo memungkasi sambungan teleponnya, pintunya terbuka dan menampilkan sosok wanita bertubuh sexy, yang tak lain adalah kekasihnya. Terlihat menggoda karena pakaiannya selalu ketat sedikit terbuka.
Kawasan perkantoran di jajaran kantor Nawangsa Pura ,merupakan kawasan yang tidak terlalu vital seperti di area air side maupun terminal keberangkatan dan kedatangan. Lagipula, aviation security yang bertugas di sana sudah mengenal siapa Roro.
" Sayang!"
Roro langsung datang memeluk tubuh kekasihnya seraya sengaja menggesekkan dua benda kenyal kebanggaannya kepada Deo yang baru saja meletakkan sebuah ordner, ke rak khusus yang ada di samping meja kerjanya.
Membuat Deo tersenyum penuh arti.
" Kamu bawa mobil sendiri?" Ucap Deo melonggarkan pelukan mereka, dan kini memilih duduk di sofa warna abu yang sepertinya akan pas untuk menahan bobot mereka berdua.
" Iya lah, mau sama siapa lagi!" Ucap Roro seraya menundukkan tubuhnya. " Deo..maafin aku ya, udah dong kamu jangan ngambek lagi, bikin aku gak tenang tahu!"
Roro yang kini memeluk tubuh harum Deo, memanyunkan bibirnya. Ia ingin bermanja-manja dengan pria yang kerap meniduri itu. Ia tak bisa melepas Deo yang selama ini menjadi ATM berjalan untuknya.
" Aku cuman enggak suka kalau kamu itu marah-marah enggak jelas, kamu tahu aku sibuk akhir-akhir ini, banyak banget deadline yang musti kelar akhir bulan!"
" Aku cuma pingin kamu itu ngerti, itu aja!"
Roro melirik setumpuk buku tebal serta beberapa laporan yang menggunung di meja Deo. Membuatnya merasa bersalah. Deo sepertinya jujur dengan perkataannya.
" Am sorry beib!" Roro dengan cepat kini menangkup wajah Deo, dan sejurus kemudian melumaat bibir manis kekasihku itu. Roro beruntung bisa mengenal Deo. Pria kaya yang selalu di elu- elukan oleh kaum hawa.
Deo yang memang rindu dengan sentuhan menggilakan itu, seketika mengangkat tubuh Roro yang berpakaian ketat dengan belahan dada yang membuat sisi kelelakiannya tergugah dalam waktu sepersekian detik.
Desah*an serta lengu*han menjadi pemandu sorak kedua dalam aksi pertukaran Saliva itu. Deo meremas bokong Roro yang selalu menjadi bagian favoritnya itu, membuat dirinya lupa jika mereka tengah berada di kantor.
Namun beberapa detik kemudian,
JEBLAK!
Deo seketika tersentak dengan matanya yang sudah melebar manakala melihat Arimbi yang juga nampak syok, kini mematung di ambang pintu ruangannya.
Damned!!!!
" Heh, siapa kamu. Kurang ajar sekali!" Roro yang terkejut seketika memarahi Arimbi karena mereka aksi enak-enaknya terinterupsi.
Arimbi menelan ludahnya sekali lagi demi membunuh rasa takut. " Saya mau ambil hape saya!"
.
.
Arimbi
Ia terkejut manakala mendengar Deo yang malah meminta wanita berdada terbuka itu, untuk keluar, dari pada mengusirnya.
Ia melirik Roro yang menatap sengit ke arahnya dengan tatapan permusuhan. Kini, tinggal dia yang berdua dalam ruangan bersama pria mesum itu.
" Duduk!" Ucap Deo biasa saja padahal beberapa menit yang lalu, ia telah memergoki aksi mesum pasangan tidak tahu malu itu.
" Saya buru-buru pak, saya mau am....!"
" Duduk!" Ucap Deo dengan suara yang lebih tinggi. Membuat Arimbi mau tak mau duduk dengan wajah terpaksa.
" Sialan nih orang!"
" Saya mau ngomong sama kamu. Ada dua hal!" Ucap Deo melipat kedua tangannya ke atas meja. Menatap Arimbi dengan sorot mata tajam.
Arimbi menyipitkan matanya, pria mesum itu benar-benar menyebalkan sekali. Memangnya apa yang mau dibicarakan? Dasar mesum!
" Yang pertama, saya tersinggung sama kamu saat saya bicara tadi, kamu justru asik main ponsel. Bisa lebih menghargai orang saat berbicara?"
" Menghargai apanya, kamu aja mesum di dalam ruangan sampai-sampai gak dengar aku ngetuk pintu apa itu juga menghargai?" Batin Arimbi mengumpat di dalam hati.
" Maaf Pak, tapi tadi ada keluarga saya yan..."
" Saya belum selesai!" Sergah Deo dengan wajah yang makin sebal. Sama sekali tak suka jika di sela.
" Yang kedua, apa yang kamu lihat tadi cukup sampai disini saja. Awas kalau kamu sampai koar-koar ke orang lain. Saya bisa cari kamu sampai ke lobang semut, denger kamu!" Hardik Deo dengan wajah dua kali lebih serius.
" His, sialan sekali mulutnya. Memangnya siapa yang mau nyebarin berita cabul kayak gitu, asu ni orang!"
" Udah sekarang mau ngomong apa kamu?" Ucap Deo sejurus kemudian. Memberikan waktu bagi Arimbi.
Arimbi menghela napas. " Pertama saya mau mohon maaf jika bapak tersinggung. Tapi, saya tadi tidak ada maksud untuk berlaku curang, keluarga saya menghubungi saya karena ada hal penting, jadi saya..."
" Keluarga ? Keluarga apa yang namanya ' Jancok'?" Ucap Deo demi mengingat nama yang bolak-balik menghiasi layar berkedip ponsel Arimbi.
Arimbi mendelik. Oh tidak, jangan-jangan...
" Dari tadi ponsel butut kamu ini meraung-raung dengan nama jancok!" Ucap Deo sebal menyerahkan ponsel yang casingnya sudah pudar itu. Membuat Arimbi semakin resah.
Arimbi terlihat menyalakan ponselnya di tempat itu dengan rasa was-was, sama sekali tak mempedulikan Deo yang menatapnya tajam. Ia takut jika Wira mendatanginya, itu saja.
Deo menatap lekat Arimbi yang terlihat panik dan rautnya menunjukan keresahan yang begitu kentara. Kalau dilihat-lihat, Arimbi cantik juga. Apalagi bibir wanita itu terlihat ranum.
Haishh!!!
" Hah!" Ucap Arimbi setengah berteriak dan membuat Deo tersentak manakala membuka pesan di ponselnya yang baru saya menyala itu.
" Maaf Pak saya harus pergi!" Ucap Arimbi terlihat buru-buru dan meningkatkan Deo dengan wajah kesal.
Deo menggelengkan kepalanya kesal karena cara berpamitan wanita itu yang dinilainya jauh dari kata sopan.
" Kalau bukan karena Daniel dan Bu Sisca, gue ogah nerima dia!" Ucapnya bermonolog demi merasai sikap Arimbi yang terlihat sangat kurang ajar.
.
.
Roro
Ia kesal manakala mendengar Deo yang malah memintanya keluar, sesaat setelah kegiatan mereka terganggu dengan datangnya perempuan kurang ajar yang masuk tanpa mengetuk pintu.
" Sayang kamu tunggu dulu diluar sebentar, ini urusan kerajaan!" Ucap Deo kepadanya. Ia tak tahu jika perempuan yang sudah berwajah pias itu masih memiliki urusan dengan kekasihnya yang pasti saat ini pusing demi menahan gejolak dalam dirinya.
Hingga tak berselang lama, pintu ruangan Deo terbuka dan menampilkan sosok wanita yang terlihat buru-buru keluar.
" Gadis kampung kurang ajar!" Cibirnya yang mampu di dengar oleh Arimbi. Membuat langkah gadis itu terhenti.
" Apa kau bilang tadi?" Arimbi mendatangi Roro sebab tak terima ia dikatai kurang ajar.
" Gadis kampung kurang ajar!" Ucap Roro mencibir dengan wajah mengesalkan.
" Cari ribut?" Arimbi langsung mendorong dada Roro dengan kerasnya. Sama sekali tak takut meski wanita itu terlihat Hedo. Harga diri itu penting. Ia memang kampung dan miskin, tapi ia tidak kurang aja seperti yang di sangkakan.
Ia terpaksa menjeblak pintu sebab tak ada sahutan dari dalam, terlebih ia sangat membutuhkan ponselnya saat ini.
" Kurang ajar!" Balas Roro yang tak terima dirinya di dorong.
" Roro!"
Saat ia hendak melayangkan tamparan kepada Arimbi, Deo datang dan berhasil mencegahnya.
" Apa yang kamu lakukan?" Ucap Deo terkejut. Berjalan cepat demi ketegangan yang mendadak menyeruak.
" Mulut wanita kampung ini harus di kasih pelajaran sayang, sudah kurang ajar eee... beraninya dia mendorongku, wanita kam..."
Arimbi berhasil mencekal tangan mulus Roro yang berhiaskan gelang emas mahal, sejurus kemudian Arimbi mendorong Roro hingga mental ke dada Deo yang ada di belakangnya.
Membuat Deo terkejut.
" Biar aku kasih tahu apa itu kurang ajar. Kalian tahu, mesum di dalam kantor saat orang lain menunggu itu baru namanya kurang ajar. Permisi pak Deo yang terhormat!" Ucapnya dengan dada bergemuruh dan sejurus kemudian melesat keluar.
Deo terkejut demi menyaksikan keberanian Arimbi. Membuat Erik yang baru saja turun dari lantai dua itu melebarkan matanya.
" Apa baru saja terjadi pernah dunia?"
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Khairul Azam
nah aku suka karakter perempuan begini gak bisa ditindas, aku paling benci dan muak klo ada karakter pemeran perempuan yg bisanya cuman nangis pasrah padahal udah direndahkan, kaya miski derajat kita sama, sama sama hamba Allah. bener soh cuman novel tp gak selalu pasrah,
2024-12-27
0
𝐕⃝⃟🏴☠️𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Sukaaa karekter Arimbi, wanita pemberani yang tidak mudah tertindas.
2023-12-15
0
dementor
👍👍👍👍
2023-05-21
0