...🌿🌿🌿...
...•...
...•...
...•...
Deo
Ia memaki ke arah ponselnya usai Erik menutup sambungan teleponnya. Jelas ia sudah tak mood untuk melanjutkan kegiatan esek-eseknya lagi.
Assiten Deo itu selalu datang pagi. Erik seperti itu sebab ia bertanggungjawab karena membawahi beberapa Manager operasional dalam tubuh GH .
" Kenapa? Kerjaan lagi?" Tanya Roro yang kini menatap Deo dari atas tubuh pria kekar itu, dengan posisi bagian bawah mereka yang saling menyatu.
Benar-benar gila!
" Sory Ro, tapi ini hal penting. Gak enak kalau aku telat. Apalagi pesawat sekarang pasti udah take off, mereka pasti udah pada siap-siap. Kamu pulang sendiri enggak apa-apa ya?"
Deo mengatakan hal panjang lebar itu seraya mencabut kepemilikannya dari liang longgar itu. Roro kesal, selalu dan selalu saja Deo lebih mementingkan pekerjaannya dari pada dia.
" Apa anak buahmu tidak berguna sehingga harus kau yang kesana? Brengsek!" Batin Roro kesal sembari menatap Deo yang mulai menghilang di balik pintu kamar mandi.
.
.
Sementara itu, di sebuah ruangan bersih dan luas yang berada di gedung Darmawan Angkasa Ground Handling, terlihat dipenuhi oleh beberapa petinggi kerajaan yang sudah duduk di singgasana mereka masing-masing.
Manager cargo, manager bagian SDM, kepala urusan administrasi , dua leadership terbaik, manager keuangan, serta manager alat-alat berat turut hadir, mengitari meja bundar untuk rapat pagi jelang siang ini, guna melakukan briefing intern.
Untung saja Deo datang tepat waktu. Ia memaklumi kemarahan Roro. Astaga, baru saja mereka baikan. Tapi mau bagaimana lagi, ia memang bukan orang lurus, namun soal pekerjaan ia harus profesional.
Deo itu merupakan pribadi yang intens sebenarnya kalau urusan pekerjaan. Semua ini karena hasil didikan pamannya, Leo prawira saat ia beberapa tahun ikut Leo di kota S.
" Baik terimakasih atas kehadiran Bapak Ibuk dan juga saudara sekalian, telah kita ketahui bersama jika perusahaan kita ini tengah gencar melakukan pembersihan nama baik, dari isu-isu tidak benar yang bertebaran!" Ucap Deo sembari menatap Aswin, pria yang terduga melakukan pungli atau pungutan liar. Membuat Aswin menelan ludahnya seraya menunduk.
Deo sengaja mengundang hadirkan semua orang yang menempati posisi krusial itu, agar mereka tahu jika Deo tidak suka dengan tidak suap menyuap. Say no to nepotism!
" Sesuai dengan MOU / nota kesepahaman bersama, para calon pegawai baru yang masuk diutamakan ialah mereka yang berasal dari warga pribumi atau kita menyebutnya dengan putra / putri daerah!"
" Dan saya sudah melakukan hal itu dalam perekrutan kita kali ini! " Tukas Deo demi mengingat jumlah peserta yang ia pangkas sebab ada beberapa pelamar yang berasal dari kota lain.
Kesemuanya mengangguk, tekun menatap Deo yang selalu berkharisma dan lugas manakala berkata. Membuat siapa saja terpesona.
" Saya persilahkan bagi yang telah mengoreksi soal juga sesi wawancara untuk berbicara, silahkan!" Ucap Deo yang kini mendudukkan dirinya kembali. Memberikan waktu juga tempat bagi leader front liner yang terjun langsung dalam perekrutan, untuk berbicara.
Fransisca yang hadir, kini menatap Daniel untuk mengutarakan hasil penilaian mereka kepada beberapa anak yang dinilai memenuhi kualifikasi.
" Baik, sebelumnya terimakasih Pak Deo atas waktu dan kesempatan yang diberikan!" Ucap Deo mengangguk hormat kepada pria tampan yang terkesan dingin itu.
Sejurus kemudian, Daniel lalu mengumumkan beberapa nama yang menurutnya masuk dalam kategori.
" Seperti yang kita ketahui bersama dalam rapat terbatas bersama pihak Airlines beberapa waktu lalu, staff kita masih sangat kurang dalam knowledge berbahasa asing. Untuk itu, saya dan Bu Fransisca dalam hal ini yang ada di sisi front liner, telah memilih lima orang. Tiga perempuan dan dua laki-laki! Untuk masuk ke team passasi!"
Saat Daniel berbicara, Erik sibuk membagikan sebuah kertas yang isinya merupakan daftar nama yang sudah di golongkan, sesuatu klasifikasi penempatan pekerjaan. Membuat kesemua yang hadir, kini membaca selebaran hasil penilaian yang di bagikan oleh Erik dengan teliti.
" Saya berharap Pak Deo meng- ACC pilihan kami, agar kita bisa segera membagi mereka ke group masing-masing dengan harapan bulan depan mereka sudah bisa di lepas untuk menghandle penumpang!"
Deo membaca dan mempelajari satu persatu nama, berikut dengan nilai ulasan dari penguji, serta kelebihannya masing-masing. Deo terkejut manakala melihat foto gadis kurang ajar yang memang turut melamar di perusahaannya itu, turut ada di list pelamar yang masuk.
Deo mendecak tak percaya, gadis itu di terima oleh Daniel karena kemampuannya berbahasa asing, meski dalam nilai ujian tulis dan wawasan masih kurang memenuhi persyaratan.
" Daniel, apa yang nomor delapan ini kamu tidak salah?" Tanya Deo ulang. Seperti ragu.
Membuat kesemuanya yang ada di sana turut mengalihkan pandangannya kembali.ke bawah, untuk membaca kertas dengan nomor yang di sebutkan oleh direkturnya itu.
" Arimbi maksud Bapak?" Tanya Daniel dengan kesopanan yang penuh.
Deo mengangguk.
" Arimbi memang rendah dalam nilai wawasan, namun tinggi di nilai psikotes. Saya memaklumi karena dia bukan berasal dari background Aviasi seperti pelamar lainnya, yang kebanyakan berasal dari lembaga diklat penerbangan!"
Kesemuanya kini menatap Daniel yang duduk di samping Bu Fransisca. Pria muda itu sangat piawai dalam mengemukakan pendapat yang logis.
" Dan kembali lagi ke kebutuhan Jatayu Pak, kami yang di lapangan membutuhkan kontribusi dari orang-orang seperti Arimbi. Perihal knowledge soal aviasi, saya yakin dengan berjalannya waktu Arimbi akan tahu dan paham nanti!"
Deo terlihat menimbang saran dari Daniel. Masuk akal juga. Tapi, ia dan wanita itu bagai musuh bebuyutan. Apalagi gadis itu pernah memergoki dirinya bercumbu dengan Roro di kantor. Membuatnya tak tenang saja.
" Baiklah, saya setuju. Mohon setelah ini yang hadir disini untuk memberikan laporan kalian kepada Erik agar segera di teruskan ke saya! Silahkan di lanjutkan Rik!"
Erik mengangguk menyetujui titah Deo. Pria dengan rambut yang selalu tersugar rapih itu kini mengambil alih pembicaraan.
" Mas Rio, nanti dua anak akan saya tambahkan di bagian cargo, kemudian mas Daniel akan ada lima anak nanti yang join ke pasasi, dan Mas Beni, dua orang sebagai operator BTT ( Baggage Towing Tractor) "
" Untuk mas Aswin!"
Aswin seketika terperanjat saat Erik menyebut namanya. Pria itu sedari tadi melamun demi suasana yang menurutnya sangat tidak nyaman.
" Mohon segera di uruskan terkait pas karyawan baru kita, silahkan anda bekerja sama dengan bagian keuangan untuk besaran dana yang dikeluarkan untuk pembuatan pas training anak-anak baru!"
" Dan terakhir, mohon di tempa masing-masing SDM yang sudah saya tunjukkan tadi. Sekali lagi, tolong untuk benar-benar memonitoring anggota baru kita, karena Jatayu sudah meminta daftar nama anak-anak yang akan menghandle penerbangan internasional mereka menuju Singapura!"
Kesemua yang disana mengangguk. Sangat senang kinerja Deo yang kini begitu membakar semangat para bawahannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
𝐕⃝⃟🏴☠️𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Detail banget berasa ikut meetting 🤭
2023-12-17
0
Erni Fitriana
aku rasa ini ada andil author nih..dlm membagi" kerjaan sama anak buah deo🤔🤔🤔
2023-04-30
0
Raden Ajeng Safitri
haduh,,udah longgar ternyata 🤭🤭🤭
2023-01-10
0