"keputusanmu memberikan kesempatan kedua pada pengkhianat?" tanya sang ayah pada putranya.
setelah makan malam selesai, seluruh anggota keluarga memilih berbincang santai di ruang keluarga.
Ardian selaku kepala keluarga dan presdir di perusahaan merasa penasaran dengan keputusan yang di ambil putranya.
"iya yah" jawab Revan singkat.
"kenapa?" tanya tuan Ardi penasaran.
"karena Revan yakin, aku dan dimas bisa menyelesaikan ini dengan cara kami" jawab Revan tegas.
"bagaimana kalau tidak?, kamu siap mundur?" meremehkan.
"hah.., Revan tidak menemukan alasan yang logis kenapa ayah memilih Revan yang menjabat sebagai CEO, selain karena Revan putra ayah. dan sekarang ayah menggertak Revan dengan hal yang sama..!, entahlah ayah percaya atau tidak, Revan tidak akan mundur dari jabatan Revan. apalagi karena alasan sepele seperti sekarang ini. jelas Revan panjang lebar sekaligus mengingatkan sang ayah bahwa dia tidak sedang main-main.
"karena staf itu..? terka tuan Ardi.
"staf?" Revan balik bertanya.
"ayah orangtua mu, dan perlu kau tau ayah sangat paham dengan isi kepala mu...." dengan senyum mengejek.
"Revan tidak mengerti" balas Revan.
"sebenci apa pun kamu dengan ayah, ayah tau Revan dan selama ini kau tidak pernah meninggikan suara mu.." jelas Tuan Revan.
Revan mngernyitkan dahi tanda tak mengerti.
"huh...., ternyata kau pun tidak sadar" ucap tuan Ardi tersenyum samar. " kau perlu mengenali dirimu van" tambah tuan Ardi.
"masalah kantor, ayah percaya padamu dan ingat jangan segan dalam mengambil keputusan" setalah menyampaikan unek-uneknya tuan Ardi beranjak.
" ayo ma, kita istirahat" tuan Ardi menggandeng sang istri untuk segera beristirahat.
"jangan terlalu difikirkan, lekas ke kamar mu dan istirahatlah" ucap nyonya Fatma pada putrannya.
" iya ma" jawab Revan singkat.
...****************...
"ada masalah" Dimas merasa terganggu dengan suara ketukan tangan sahabatnya.
mereka tengah membereskan beberapa dokumen terkait masalah proyek kemarin.
"sepertinya ada yang terlewat..., tapi apa?" ucap Revan tampak jelas dia tengah berfikir keras.
"santai aja lah, masalah akan selesai di saat semua dokumen ini kita kerjakan" jawab Dimas yang berfikir kalau sahabatnya memikirkan soal masalah proyek.
Revan yang mendengar perkataan sahabatnya tersadar, seharusnya dia fokus dengan masalah ini dulu baru memikirkan yang lain.
dan syukurnya Dimas tidak menyadari kegundahannya mengenai yang lain.
"huhh......." Revan menghembuskan nafasnya kasar dan melanjutkan kembali pekerjaannya.
setelah hampir jam pulang kerja, semua berkas selesai di cek dan dapat dipastikan masalah proyek teratasi dengan baik.
"Alhamdulillahh...., akhirnya istirahat juga cuy...." suara Dimas yang bersyukur seraya meregangkan badannya.
"dasar aneh, kaya yang tumben kerja aja" timpal Revan.
"hahahhahahaha, wajarlah kali ini taruhannya jabatanmu jadi aku merasa terbebani" jawab Dimas terdengar berkelakar.
" bukannya bagus, kalau Kak Riva yang menjabat, sekalian PDKT kan?" Revan menggoda sahabatnya.
"huh....., seharusnya iya tapi aku sadar diri lah" suara Dimas terdengar lemah kali ini.
Dimas memang menaruh hati pada kakak sahabatnya sejak lama, entahlah sejak kapan perasaan itu muncul.
Dimas terkadang sengaja datang kerumah utama hanya untuk melihat pujaan hatinya.
walau keluarganya sangat dengan dengan keluarga dari Jaya Group, Dimas tetap menahan diri selain karena memang level yang berbeda Riva juga tengah menjalin kasih dengan seseorang.
sampai suatu hari Dimas mendengar kabar kalau Riva dan kekasihnya putus, karena sang kekasih kedapatan selingkuh. karena merasa tidak terima sang pujaan hati di sakiti Dimas menghajar habis pria itu, sampai Dimas berujung di kantor polisi. Revan yang mendengar sahabatnya dikantor polisi tentu saja kaget dan tidak kalah terkejut lagi setelah mengetahui alasan apa yang membuat sahabatnya ber akhir di kantor polisi.
Semenjak saat itu, Dimas lebih menutup diri karena merasa lancang memendam rasa pada kakak dari sahabatnya. walaupun reaksi Revan biasa saja, tapi Dimas memohon agar sahabatnya jangan sampai membocorkan mengenai hal itu pada siapa pun.
"huhhhh..." suara helaan nafas Revan terdengar, menyadarkan Dimas dari lamunannya.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments