"Laura datang ke kantor, dan memaksa masuk untungnya Sasa dan Lisa berhasil nahan.
tapi ya gitu jadinya gaduh. si Laura itu berontak sampai pesanan mu tumpah semua dan mengenai pakaian dia sama Lisa. ya udah saya suruh pulang, kalau baju seksinya enggak kotor aku yakin sekarang ini mereka masih berdebat" jelas Dimas panjang lebar.
" kenapa tidak biarkan dia masuk?" Revan merasa aneh dengan sikap sahabatnya.
" memang kau mau menemuinya, jangan bilang kalau sekarang kau tertarik padanya?" cerca Dimas.
"cihhhh..... , tentu saja dia harus masuk setelah membuat kegaduhan. bahkam sekarang pekerjaan ku, kau dan para staf terganggu karena kegaduhannya". Revan merasa perlu memberi pemahaman yang jelas pada Laura.
Laura menyukai Revan setelah ia dan orangtuanya menghadiri jamuan makan malam yang di adakan di rumah utama Jaya Grup. Laura berharap orangtua mereka akan menjodohkan mereka seperti yang ada di novel-novel.
tapi kenyataannya, orangtua Revan adalah orang nomor satu karena kerajaan bisnisnya tentu saja orangtua Laura cukup tau diri mengenai hal itu.
hal itu berbeda dengan Laura, yang selalu berusaha mendekati Revan dengan semua tingkahnya. bahkan orangtua Laura beberapa kali mengatakan padanya untuk tidak melewati batas. namun tidak juga di indahkan oleh Laura.
" saya rasa tidak perlu, yang ada dia malah besar hati. oh ya masalah Lisa tadi saya sengaja memintanya keluar karena akan sangat tidak adil kalau dia dapat teguran darimu. ditambah lagi mereka belum sempat makan siang. kamu paham lah maksudku...." Revan makin mengernyitkan dahi mendengar penjelasan Dimas.
"kau suka pada staf itu..?" Revan tidak dapat menyembunyikan rasa penasarannya.
" siapa yang tidak suka, dia baik, pinter, kerjanya bagus dan satu lagi dia cantik...." fuji Dimas tanpa sungkan.
"cihhhh..... , kenapa tidak kau pacari saja sekalian" jawab Revan terdengar kesal.
."bwahahhahahhaaa......" tawa Dimas menggelegar. " sepertinya kau menyukainya juga, baiklah saya akan mundur Tuan dan mempersilahkan anda mendekat" ejek Dimas yang menangkap kecemburuan dari nada bicara sahabatnya itu.
" enggak jelas....." jawab Revan singkat.
" baiklah, saya kembali keruangan ku. oh ya jangan lupa nikmati buah dan jusnya bila perlu coba pahami perasaan mu Tuan muda. HahahahhahahHhHh.... " Dimas melenggang keluar setelah mengeluarkan semua hal untuk menggoda sahabat sekaligus tuan mudanya.
bagaimana bisa dia tidak sadar dengan perasaannya. memang dasar Tuan muda apatis.
gerutu Dimas dalam hati.
"Keruangan ku sekarang"suara Revan terdengar pada interkom yang ada di meja staf.
Sasa yang berada di meja segera menuju keruangan Tuannya setelah mendengar perintah.
tok tok tok
"masuk" suara dari dalam terdengar.
"maaf tuan, yang bisa saya bantu"ucap Sasa setelah masuk ruangan.
" suruh Lisa menyiapkan cemilan baru selain buah...", suara Tuan Revan terdengar " sekarang...." sambung Revan.
" baik Tuan, kalau begitu saya permisi" ucap Sasa seraya menundukkan kepala.
Sasa segera keluar dan syukurnya dia melihat Lala sudah berada di meja kerjanya.
"La Tuan Revan minta buatkan cemilan dan minumannya" beritahu Sasa ke Lala. " ahh ya katanya Sekarang" tambah Sasa.
"iya, kalau gitu aku siapkan dulu mbak" jawab Lala tanpa banyak bertanya.
setelah cemilan dan minuman siap, Lala segera beranjak ke ruangan Tuan Revan.
"La", panggila Sasa. "Semangat". tambah Sasa.
Lala berlalu dengan sedikit meringis, merasa khawatir, karena artinya hari ini dia membuat pesanan dua kali. apa mungkin, Tuan Revan ingin menegurnya karena masalah yang tadi. mengingat tuan Revan memerintah setelah Dimas keluar dari ruangannya.
.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments