Lala terlihat setengah berlari, bagaimana tidak waktu yang diperkiraan cukup untuk sampai ke kantor tempatnya berkerja malah harus molor karena jalan macet dan ojol pesanannya terlambat.
mampus aku, mana hari pertama lagi. seharusnya aku datang lebih awalkan. bagaimana ini?
Lala terus berlari dengan semua ocehan penyeselasan yang bisa dia ucapkan dalam hati.
karena ini hari pertama Lala mulai bekerja membuat dia semalaman tidak bisa tidur karena memikirkan semua kemungkin yang akan terjadi di hari peetamanya bekerja.
kerena terus berfikir sembari menerawang dalam gelapnya kamar kos membuat Lala tidak bisa memejamkan matanya. semua kemungkinan cara bekerja, berinteraksi, dan berkenalan dengan teman kerjanya membuat Lala pusing dan tanpa sadar tertidur sudah hampir subuh.
karena begadang membuat Lala bangun dengan kepala berdenyut. tapi Lala sedikit tenang setelah melihat jam masih mejunjukan pukul 07 kurang dan itu artinya dia masih punya waktu untuk uji bersiap.
"Lalisa"
suara orang memanggil, yang membuat Lala spontan berbalik menghadap asal suara.
"pak Rangga, selamat pagi pak" sapa Lala seraya tersenyum dan membungkukkan sedikit badannya pada kepala HRD yang pernah menginterviewnya.
"baru datang kamu? cepat ikut saya" titah pak Rangga melanjutkan langkahnya ke arah lift.
"maaf pak" ucap Lala meringis karena merasa malu atas tindakannya yang padahal belum di katakan terlambat juga.
tapi karena Lala anak baru tentu saja dia merasa segan, apalagi Pak Rangga seperti mencarinya.
"Sekali lagi maaf pak" ucap Lala sungkan.
"hmmm" hanya terdengar deheman saja.
setelah tiba di lantai teratas, tentu saja Lala merasa bingung, bukan kah lantai ini khusus untuk Ceo dan jajarannya. kenapa pak Rangga membawanya kesini.
apa aku akan di pecat bahkan di hari pertamaku bekerja, Tuhan bantu aku...
harap Lala dalam hatinya.
"meja mu disini" tunjuk pak Rangga pada meja yang tepat berada di depan ruangan Bertulisan Ceo Jaya Grup.
"gimana maksudnya pak?, bukankah saya mau staf baru" karena penasaran dan kaget Lala spontan bertanya pada Pak Rangga.
"Staf lama dipindah kecabang lain, karena staf di sini kosong, Sekertaris Dimas meminta orang baru untuk mengisinya. dan kebetulan kau orang barunya" jelas pak Rangga panjang lebar.
"baik pak" jawab Lala singkat dia masih bingung, dan dia berfikir menempatkan orang baru di jajaran tertinggi bukankah terlalu beresiko.
ahhh lupakan, yang penting aku tidak dipecat. bekerja cukup sesuai perintah dan tersenyum, maka semua akan baik-baik saja.
hibur Lala dalam hatinya.
"ayo, kita harus bertemu sekertaris Dimas untuk konfirmasi" ucap Pak Rangga sembari berjalan keruangan disisi lain lantai atas itu.
"baik pak" Jawab Lala dengan terus mengekor tepat dibelakang pak Rangga.
"kau harus patuh dan jangan terlalu banyak bertanya, Sekertaris Dimas memang ramah tapi tidak untuk Tuan Muda, Paham" jelas Pak Rangga pada Lala yang berada di belakangnya.
Pak Rangga juga tidak mau dapat masalah dengan menempatkan orang baru di jajaran teratas ini, tapi mencari staf yang lain pum sudah dibilang sangat terlambat.
karena Sekertaris Dimas sudah mengultimatum untuk mengisi segera kekosongan tersebut.
ahhh merepotkan saja, kalau sampai anak baru ini buat masalah tamat lah riwayat ku.
gumam pak Rangga dalam hati sembari menarik nafas sebelum mengetuk pintu yang ada didepannya.
huhhhhhhhhhhhh. suara tarikan nafas serentak di lakukan Pak Rangga dan Lala secara bersamaan sebelum mengetuk pintu.
Bismillahhhhhhh. ucap mereka dalam hati
tok tok tok
.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments