satu bulan kemudian
satu bulan sudah Lala bekerja sebagai staf utama, kenapa utama karena dia mengurus hal utama di perusahaan tersebut ( Tuan Revan maksudnya).
sejauh ini semua berjalan dengan baik, dan Lala cukup merasa nyaman dengan pekerjaan barunya.
Lala hanya mrmastikan semua tamu yang datang sesuai dengan jadwal tuannya. dan sesekali mengurus persiapan metting yang dihadiri langsung oleh Tuan Revan.
semua sudah beres, tinggal cek LCD saja.
riang Lala dalam hati karena untuk rapat hari ini semua sudah siap, bahkan tempat duduk yang biasa dia tempati pun sudah siap pula.
selang beberapa menit orang yang mengikuti rapat mulai berdatangan, Lala duduk dengan tenang di tempatnya.
walaupun peserta lain sudah lengkap tampaknya peserta utamanya belum tiba.
semua peserta rapat mulai terlihat tak tenang tapi satupun tidak ada yang berani menunjukan secara prontal.
tak tak tak
derap langkah terdengar, ya peserta atau pemeran utamanya masuk disusul sekertaris dimas dibelakangnya.
Revan masuk dan duduk dengan santai seolah tidak membuat masalah sama sekali (wajar bukan).
"kita mulai" ucap Revan tegas memimpin rapat yang dipandu langsung oleh sekertarisnya.
sementara Lala hanya diam menyimak, di pojokan namun tetap terlihat oleh semua peserta rapat. Karena Lala bertugas menyiapkan proses jalannya rapat jadi dia lebih santai.
ditengah pembahasan entah kenapa Revan melihat Lala yang terlihat meregangkan badannya. entah efek lelah atau dia yang duduk terlalu kaku.
disaat Revan fokus ke Lala tiba-tiba Lala mengangkat kepala dan pandangan mereka bertemu. entah seperti apa perasaan mereka sekarang.
Lala segera membuang muka untuk memutus tatapan mereka, entahlah Lala sedikit merinding karna itu.
...****************...
Rapat selesai setengah jam Lalu dan Lala sudah selesai membereskan tempat rapat di bantu OB di lantai itu.
hahhhh, apa tuan Revan marah ya karena aku kurang fokus dirapat tadi. tapi aku kan hanya staf, fokus dengan pembahasan rapat bukan tanggungjawab ku. huhhhhhhh
suara helaan nafas Lala terdengar seolah dia pasrah dengan kemungkinannya. bisa saja Tuan Revan tersinggung kan dengan sikapnya tapi bukan kah tindakannya masih dikatakan wajar dan manusiawi ya.
"hahhhhhh" helaan nafas makin terdengar disaat hanya Lala yang masih diruangan tersebut.
didalam ruangan Ceo Revan tampak berfikir seraya mengetukan jarinya di atas meja kerjanya, sekertaris Dimas yang melihat sedikit merasa aneh.
" apa hasil mengganggumu?" tanya Dimas dengan mata fokus mrnghadap Tuan sekaligus sahabatnya itu.
"kalau ada yang mengganggu, katakan. kau terlihat kurang fokus selama dalam ruangan rapat tadi" todong Dimas kembali.
"Carikan staf baru, untuk lantai kita" ucap Revan.
Dimas yang mendengar perintah itu, sedikit terkejut bagaiman tidak staf sekarang saja baru berkerja satu bulan. dan menurutnya hasil kerja Lala lumayan rapi.
"apa masalahnya, oke aku bicara sebagai Dimas sekarang. Lisa bekerja dengan baik. satu bulan ini semua tertangani dengan rapi bahkan..." Dimas
"sepertinya dia perlu teman" ucap Revan memotong ucapan Dimas.
Dimas makin mengerutkan dahinya, bagaimana tidak selama ini dia pun mengerjakan semua hal sendiri.
dan bagaimana bisa seorang Tuan Muda Aditya Revaka Jaya menanyakan kondisi stafnya. terlebih lagi stafnya terbilang masih sangat baru.
"Dim......, kau dengar?" Revan bertanya ada Dimas yang malah terlihat melamun.
Revan merasa aneh dengan sikapnya tapi entah kenapa sosok Lala selama rapat membuat Revan tidak bisa mengabaikannya. entahlah apa penyebabnya yang jelas untuk sekarang dia hanya perlu mencari teman agar pekerjaan Lala lebih ringan
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments