Prangggg........
pesanan Tuan Revan jatuh berhamburan, bahkan jus buah naga yang terlihat segar pun habis tumpah mengenai pakaian Lala dan wanita cantik itu.
"ahhkkkkkk......", teriak wanita itu, bagaimana tidak pakaian seksi dan mahalnya habis sudah. ditambah lagi jus yang terasa lengket karena mengenai kulit pahanya.
"kamu tidak apa-apa La" tanya Sasa khawatir karena dia tau semua itu pesanan tuan mudanya. dan lebih parahnya lagi waktu pengantaran sudah terlewat cukup lama.
"bagaimana ini mbak" suara Lala terdengar ketakutan.
mungkin ini akhir dari dunia kerjanya, ditengah kegaduhan yang terjadi. pintu lift terbuka dan menampilkan sosok sekertaris Dimas.
"kau lihat pekerja bodoh mu ini mengotori dan merusak gaun ku" kesal wanita itu.
"sedang apa anda disini?" Dimas cukup terkejut dengan kedatangan wanita ini.
jangan sampai Revan tau dia ada disini, kalau tidak habis lah aku.
huhhh........ Dimas membuang nafasnya keras.
"sebaiknya ada pergi, sebelum saya sendiri yang mengusir anda" tegas Dimas.
"cihhh.... pantas saja kelakukan pekerja mu seperti ini, ternyata tidak jauh beda dengan mu" wanita itu makin geram dan menatap tajam Dimas.
"Lisa buat pesanan Tuan muda sekarang, jangan sampai Tuan muda meminta" suara Dimas yang menjurus ke Lala membuat Lala tersadar dan pergi segera untuk membuat pesanan yang baru.
" dan kamu bereskan kekacauan ini, jangan sampai masih ada di saat Tuan muda keluar ruangan" titah Dimas kembali tanpa menghiraukan tatapan tajam mahluk lainnya.
" Baik pak" Sasa lari segera mengambil perlengkapan untuk membersihkan kotoran buah dan jus.
"sepertinya ada punya banyak waktu sekarang..?, lain kali gunakan waktu anda untuk hal yang lebih baik". jelas Dima seolah mencibir. entahlah dia kesal sekali setiap melihat wanita ini.
" satu lagi Revan tidak punya waktu untuk bertemu anda, jadi silahkan....." ulang Dimas mengusir dengan jelas.
wanita itu tidak terima tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa. dan untuk saat ini dia harus pulang karena tidak mungkinkan dia bertemu dengan Revan dengan penampilan seperti ini di tambah kulitnya yang terasa sangat lengket.
...****************...
tok tok tok
setelah mendengar jawaban dari dalam ruangan, Lala langsung masuk dan meletakan buah dan jus pesanan Tuan Revan.
Revan melihat Lala dengan intens, " kenapa terlambat ini bahkan sudah lewat jam makan siang" tanya Revan yang merasa aneh.
"terus kenapa sama pakaian mu?" tanyanya kembali.
"maaf tuan, tadi....." belum selesai Lala bicara sekertaris Dimas masuk tanpa mengetuk pintu dahulu.
"kau boleh keluar sekalian bersihkan pakaian mu" perintah Dimas tanpa melihat reaksi Revan yang ada tepat di depannya.
"tapi pak....."Lala terlihat ragu. apalagi tidak mendengar apapun dari tuan mudanya.
" keluarlahhh, kau belum makan siang bukan. dan ingat karena waktu makan siang sudah lewat, makannya gantian dengan Sasa. jangan sampai meja staf kosong..." jelas Dimas panjang lebar.
"baik pak" menganggukan kepala.
" sekali lagi maaf pak atas keterlambatan pesanannya" ucap Lala pada Tuan Revan.
setelah Lala meninggalkan ruangan Revan. Revan mengernyitkan keningnya melihat interaksi sekertaris sekaligus sahabatnya bersama stafnya.
" apa ini benar kau..." Revan merasa bingung tapi sedikit kesal juga karena Dimas melakukan sesuatu tanpa bertanya dahulu padanya.
" tentu saja, kau fikir siapa memang" jawab Dimas santai.
Revan menatap tajam Dimas, yang artinya Dimas harus menjelaskan semuanya tanpa terkecuali.
berbohong juga percuma, ini sama sekali tidak penting tapi harus tetap di katakan bukan...
Huhhhhhhh..........
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments