Lala terlihat berdiri dengan gugup, hal itu terlihat dari pandangan yang kurang fokus dan posisi tangan yang saling terjalin.
ahhhh, bagaimana bisa orang setampan ini terlihat menakutkan secara bersamaan. aku hanya perlu tenang bukan, ahh bahkan tubuhku menghianati ku pada akhirnya.
gumam Lala dalam hati dengan posisi tangan terjalin makin rapat.
"ini Lala yang akan menggantikan staf sebelumnya pak" suara pak Rangga memecahkan keheningan.
Dimas terlihat melihat kearah suara dengan sesekali memperhatikan staf baru yang dipilih kepala HRD itu.
" anda tau Tuan Revan seperti apa, bagaimana bisa anda seyakin ini meminta anak baru untuk mengganti Susi" jawab sekertaris Dimas seolah menghakimi.
Dimas orang yang santai dan ramah tapi jika berhubungan dengan pekerjaan tentu saja dia harus tegas bukan.
selain karena tuntutan pekerjaan hal itu juga karena dia malas sekali jika harus meladeni kemarahan Tuannya hanya karena keteledoran pekerjanya.
"maaf Pak, seharusnya kami konfirmasi sebelumnya tapi untuk sekarang yang memenuhi standar hanya anak baru ini" balas pak Rangga dengan sedikit segan melihat sekertaris Dimas.
"namamu siapa?" tanya Dimas mengalihkan perhatiannya pada staf baru yang terlihat jelas tengah gugup.
"Lala Pak, ah maksud saya Lalisa Cintya" jawab Lala agak gugup.
"hah aneh sekali bagaimana bisa nama sebagus itu di panggil Lala" jawab Dimas santai seolah mencibir panggilan untuk staf tersebut.
"baik Lisa sekarang ikut saya menemui Tuan Revan. dan ingat kamu cukup menjawab pertanyaan seperlunya saja karena Tuan Revan tidak suka basa basi yang berlebihan" tegas Dimas seraya mengultimatum orang di depannya.
"dan anda, bisa kembali keruangan anda sekarang dan ingat harus tetap siaga untuk semua kemungkinannya" lagi suara sekertaris Dimas terdengar lebih tegas pada Kepala HRD itu.
"baik pak, saya permisi. Lala selamat bekerja" ucap pak rangga sedikit pelan setelah melewati Lala yang masih terlihat gugup.
bertemu sekertarisnya saja sudah sehoror itu, bagaimana dengan Tuannya.
tenang Lala tenanggg....
gumam Lala dalam hati
...****************...
"masuk" suara dari dalam terdengar.
"maaf Tuan menggagu waktu anda" ucap Sekertaris Dimas setelah masuk keruangan Ceo bersama Lala di sampingnya.
"cih, gaya mu Dim, apaan enggak usah banyak basa basi deh, enggak lihat apa kerjaan gue udah kaya tumpukan cucian di laundy" jawab sang Ceo tanpa mengalihkan pamdangan dari monitor didepannya.
"hhhemmmm" Selertaris Dimas berdehem untuk mengalihkan atensi sang bos dari monitor sekaligus agar si bos tau bahwa dia datang bersama orang lain.
"perkenalkan dirimu" perintah Dimas sembari memandang orang yang dari tadi diam.
"ahh, maaf pak. Perkenalkan Saya Lala Tuan, saya staf baru mengganti staf sebelumnya" ucap Lala tegas sembari melihat langsung Ceo Muda yang ada di depannya.
astaga, apa ucakpan ku benar atau.....
Revan seketika mengalihkan pandangannya setelah mendengar suara lain yang terdengar.
"Lala?". tanya Revan mengerutkan dahinya merasa aneh dengan nama staf barunya.
"iya tuan, ah maksud saya nama saya Lalisa Cintya biasa di panggil Lala Tuan" jawab Lala sedikit kaget dengan perubahan mimik wajah orang didepannya.
sementara Dimas yang melihat reaksi Tuan Muda sekaligus sahabatnya merasa lucu, bagamana tidak. dia yang awalnya tau saja, cukup merasa aneh apalagi Tuannya.
"hmmmm" jawab Revan dengan deheman.
"Dim...." Revan memanggil.
seolah paham artinya, Dimas segera membawa Lala keluar dan memberitahu beberapa hal apa yang harus di lakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh Lala.
"oh iya lis, satu lagi pastikan semua tamu yang ingin bertemu Tuan Revan harus menemui saya terlebih dahulu. mengerti .....!" ultimatum Dimas pada Lala.
entahlah Dimas lebih nyaman memanggil Lala dengan sebutan Lisa, karena menurutnya itu sedikit lebih keren.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments