Huhhhhhhhhhhhhhhhh....
Lala membuang nafasnya kasar.
tok tok tok
setelah mendengar jawaban, Lala segera masuk.
" ini Tuan pesanannya. maaf tuan kalau cemilannya tidak cocok akan saya ganti" Lala menyimpan cemilan kookies dan teh hijau di meja kerja Tuan Revan
Revan memperhatikan Lala sedari dia masuk ruangannya, entah kenapa dia mengakui kalau Lala memang cantik. Cantik dalam versi mereka tepatnya.
"ada lagi Tuan" tanya Lala.
"duduk" Revan berkata dengan tidak melepas pandangannya.
Lala duduk tepat di kursi depan tuannya, sedikit khawatir dengan nasibnya kini. apa mungkin tuannya marah dan memecatnya karena sudah lancang mengotori pakaian mahal kekasihnya.
setelah lama diam Lala memberanikan diri mengangkat wajahnya. Revan yang tidak pernah melepaskan pandangannya membuat pandangan mereka bertemu.
deg
untuk sesaat mereka sama-sama diam, seolah menyelami fikiran masing-masing.
Lala memberanikan diri berbicara " maaf tuan" ucapan Lala terhenti, dia ragu dan takut ucapannya malah menbuat tuan Revan makin murka.
"ada apa, saya melewatkan sesuatu..?" seolah memberi kode, Revan sengaja membuat Lala waspada.
entahlah rasanya menarik saja melihat stafnya terlihat panik seperti sekarang ini.
"saya menahan kekasih anda dan menbuat pakaian mahalnya kotor karena terkena tumpahan jus.." jelas Lala, meski takut namun Lala tetap mengatakannya.
"apa dia marah...?" tanya Revan, masih dengan wajar datar dan pandangan tidak beralih sedikit pun.
"iya, sangat marah malah Tuan. maaf sekali lagi.." sesal Lala dan dia pasrah dengan reaksi Tuannya.
"Bwhahahhahahhahahahah, seharusnya aku lihat bagaimana reaksinya tadi. hahahhahahhahah" Revan terbahak dengan keras bahkan sampai mnegeluarkan air mata.
entah seperti apa reaksi Laura dengan semua respons stafnya. anak manja seperti Laura pasti sangat marah dan merasa terhina dengan penolakan stafnya.
Lala yang melihat reaksi Tuannya, agak ngeri bagaimana kalau tuannya berfikir kalau dia bodoh karena dia yang memilih jujur dan meminta maaf.
kalau reaksi Tuan Revan seperti ini, aku harus bersikap seperti apa....
...****************...
setelah kejadian di ruangan Tuan Revan, Lala bersikap lebih hati-hati pada semua atasannya.
bahkan Lala menyiapkan pesanan tuan Revan dengan teratur. seolah dia sadar kelalaiannya tempo hari membuat dia hampir berada dalam bahaya.
semua pesanan sudah siap di meja kerja Tuan Revan, merasa puas dengan hasil kerjanya membuat Lala tersenyum manis.
saatnya makan siang
gumamnya riang.
melihat jam makan siang hampir tiba Lala dan Sasa bergegas untuk mencari makan siang.
"La ada rekomendasi menu makan siang enggak?" tanya Sasa karena dia sedikit bosan makan di kantin kantor, padahal menu di kantin setara dengan restoran mewah, karena Tuan Revan memperkerjaan koki khusus untuk karyawannya.
selain itu makanan disediakan gratis, karyawan hanya perlu melakukan scan ID sebagai kunci pembuka.
tapi tetap saja, ada kalanya ingin mencoba hal yang baru bukan, apalagi sekarang kondisinya sangat mendukung karena mereka baru saja menerima gaji.
"bagaimana kalau Burger mbak, rasanya sudah lama sekali Lala tidak coba. hemmmmm pasti enak banget deh" Tawar Lala yang sebenarnya dia sangat mengingkan itu.
ditengah perbincangan terlihat Tuan Revan dan sekertaris Dimas sudah keluar dari Lift dan berjalan keruangan utama.
"kamu boleh pergi makan siang.. dan kamu keruangan saya sekarang" perintah Revan kesetiap stafnya.
Sasa yang mendengar itu tentu saja mengangguk dan bersiap pergi sebelum tuannya berubah fikiran " aku duluan ya La, makan burgernya lain kali aja" suara Sasa terdengar berbisik pada rekannya.
setelah pamit dengan Tuan dan sekertarisnya Sasa langsung melenggang pergi masuk lift menuju kantin.
tak apalah makan dikantin lagi, yang penting dia selamat dari situasi ini. maaf ya La aku enggak bisa bantuu...
sesal Sasa dalam hati.
.
.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments