"Lis kenalkan ini Sasa staf baru disini" jelas Dimas pada Lala.
"terus saya gimana pak" tanya Lala khawatir. bagaimana tidak dia masih terbilang baru bekerja di sini masa sudah di ganti.
dan juga Lala cukup nyaman dengar kerjaannya sekarang.
mendengar nada khawatir Lala, Dimas sedikit tersenyum. karena reaksinya hampir sama dengan dia disaat pertama kali diperintahkan oleh Revan.
"Kalian bekerja bersama, agap saja bonus dari Tuan Revan". jelas Dimas
"bonuss...?" Lala
"sudahlah, sekarang kalian mulai kerjanya, dan untuk kamu Sasa tanyakan apapun itu pada Lala" jelas Dimas kembali.
"baik pak" jawab saya.
...****************...
"aku Sasa, mohon bimbingannya ya.." suara Sasa memecah kecanggungan diantara mereka.
"iya mbak, sebenarnya saya juga masih baru disini mbak" jujur Lala
"kalau saya sudah lama mbak, tapi sebagai staf lantai tiga" Sasa merasa aneh kenapa dia di pindahkan terlebih harus bekerja dengan anak yang terbilang masih baru.
huh...., mudahan tidak merepotkan. Gumam Sasa dalam hati.
mereka berdua mulai mengerjakan pekerjaan masing-masing dengan tenang, karena sudah lama bekerja sebagai staf lain membuat Sasa dapat dengan mudah memahami pekerjaannya yang tidak jauh berbeda dengan pekerjaan sebelumnya.
Dimas keluar dari ruangan Revan, setelah melewati meja staf " tolong buatkan minuman seperti biasa" suara Dimas yang meminta membuat Lala dan Sasa bingung.
"Lis, buatkan seperti biasa dan langsung antar ke dalam" ulang Dimas yang kini lebih fokus pada Lala.
"baik pak" jawab Lala cepat.
Lala segera membuat pesanan Tuannya, dan mengetuk pintu ruangan utama tersebut.
rasa tegang tentu Lala rasa, biasanya dia hanya membuat dan yang memberikan pak Dimas langsung.
tenangggggg........
Lala terus mensugesti diri, untuk menghilangkan rasa tegangnya.
"masuk" suara dari dalam terdengar.
"maaf Tuan, ini pesanannya". dengan Posisi sedikit menunduk.
"sini. tegakkan kepalamu, kau bisa menumpahkan semuanya kalau jalan menunduk seperti itu" suara Revan terdengar, dengan pandangan yang terua memperhatikan stafnya.
"maaf Tuan...., silahkan" Lala menyimpan pesanan tuannya di atas meja.
disaat Lala berjalan mengangkat kepala, mata mereka saling menatap karena Revan yang memang tidak pernah mengalihkan pandanganya dari Lala.
" mulai besok siapkan makanan serupa di jam yang sama. dan ingat jangan sampai terlambat". entah kenapa dari sekian banyak kata yang ada malah yang keluar sebuah ultimatum yang tidaj penting.
huhhh........, aku kenapa sebenarnya. tapi menyenangkan juga bisa melihat wajah selain Dimas.
Revan tersenyum samar dengan semua fikiran anehnya.
...****************...
setiap 15 menit sebelum jam makan siang Lala selalu menyiapkan pesanan Tuan Revan dan setelah itu mengantarnya.
karena sudah terbiasa keluar masuk ruangan Tuan Revan, membuat Lala lebih santai sekarang.
namun berbeda dengan hari ini sepertinya nasib sial tengah menimpa staf utama di lantai itu.
bagaimana tidak wanita cantik dan seksi tengah memaksa masuk keruangan Ceo. Sasa yang sendiri di meja merasa kewalahan karena wanita tersebut mengaku sebagai kekasih tuannya.
"kenapa mbak". tanya Lala yang baru saja kembali dari membuat pesanan tuan Revan.
" ini mbaknya memaksan masuk, saya sudah meminta untuk menunggu sekertaris Dimas tapi sekertaris Dimas masih belum kembali dari luar" Sasa merasa khawatir tapi melihat angkuhnya wanita di depannya membuatnya sedikit tak nyaman pula.
bagimana kalau wanita ini benar kekasih tuan Revan, habislah aku kalau menahannya. tapi kalau saya ijinkan ultimatum dari sekertaris Dimas terus terngiang.
racau Sasa dalam hati.
" saya tidak punya waktu meladeni kalian, saya hanya ingin bertemu dengan kekasihku ah maksud ku Revan" ulang Wanita cantik tersebut.
" sekali lagi maaf mbak, kami tidak bisa. ini perintah langsung dari pak Dimas" Lala memotong ucapan wanita didepannya.
Lala tidak ingin tanggungjawab yang selama ini di embani, ternodai oleh sikap keras kepala tamunya ini.
" Dasar bodoh...., aku ingin bertemu tuan muda kalian bukan sekertarisnya apa disini kalian belum mengerti juga" geram wanita cantik itu dengan pandangan menusuknya.
"kalian terlalu banyak bicara" wanita itu melakukan menuju ruangan Ceo.
tanpa sadar Lala menahan wanita tersebut dan membuat pesanan Tuan Revan tumpah dan mengenai pakaian seksi wanita tersebut dan Lala.
pranggggg....
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments