Sahabat Possessive
Seorang laki-laki berjalan keluar dari bandara. Penampilan casualnya yang menawan dengan kacamata yang membingkai wajahnya membuat dirinya menjadi pusat perhatian. Namun, tidak ada yang mengenali siapa dirinya.
"Darren!"
Ya. Dia adalah Darren Alvaro Grisam, putra dari Gara dan Alula. Seorang lelaki yang memanggilnya berlari menghampirinya. Dia satu-satunya orang yang mengenali Darren.
"Makin keren aja kamu." Ujarnya sambil melakukan tos bersama Darren. Ia kemudian memeluk Darren dengan erat, membuat laki-laki itu merasa risih.
"Lepaskan aku Jiyo!" Ujarnya membuat laki-laki itu melepas pelukannya kemudian terkekeh.
"Hehehe... Maaf-maaf, reflek. Soalnya kangen banget." Ujarnya.
Jiyo, si anak nakal yang berubah baik dan menjadi sahabat si kembar. Persahabatan mereka terjalin dengan baik. Membuat mereka merasa, bukan hanya memiliki ikatan persahabatan melainkan persaudaraan.
"Ayo, pulang!" Ajak Darren. "Ayah dan Ibuku nggak tahukan kalau aku pulang?"
"Gak. Tenang saja, aku pandai menjaga rahasia."
"Ck." Darren hanya berdecak. Dia kemudian membuka bagasi mobil dan memasukkan kopernya. Sementara Jiyo, lelaki itu hanya berdiri melipat tangannya sambil memperhatikan Darren.
"Tuan muda memang sangat mandiri." Ujarnya.
"Diamlah Jiyo!" Balasnya. Ia kemudian masuk mobil setelah menutup kembali pintu bagasi. Jiyo juga ikut masuk dan duduk di kursi pengemudi.
"Kau menyelesaikan pendidikanmu dengan cepat. Aku saja untuk S1 baru akan wisuda bulan depan." Ujar Jiyo, terus melajukan mobilnya.
"Ceritakan apa yang terjadi setelah aku pergi." Tanya Darren dengan wajah datar. Membuat Jiyo menoleh padanya sejenak.
"Ceritanya panjang."
"Ceritakan saja!"
"Jika aku menceritakannya, pasti akan ada beberapa episode dan bersambung."
"Aku gak peduli!" Balasnya dengan wajah datar.
"Baiklah-baiklah." Jiyo mengalah. "Dasar tuan muda dingin!" Lanjutnya menggerutu.
"Kau mengomel?"
"Tidak-tidak. Akan ku ceritakan. Jadi, beberapa tahun lalu setelah kamu pergi..." Jiyo mulai menceritakannya.
Empat tahun lalu.
Darrel, Asya dan juga Jiyo bergegas menuju kelas. Ketiganya datang bersama, namun kembali berpisah saat menuju kelas masing-masing.
Darren dan Jiyo berada di kelas yang sama. Sementara Asya sendiri yang berbeda. Gadis itu berjalan menuju kelasnya.
"Asya!" Seorang gadis menghampirinya yang sudah duduk di kursi mejanya.
Gadis yang dikenal Asya sedikit pemalu itu berdiri di depan Asya. Namanya Aurel.
"Ada apa?"
"Aku boleh nggak minta bantuan kamu?" Asya mengangguk.
"Bantu temenin aku beli buku ya? Aku belum begitu hafal jalanan kota ini." Ujarnya. Dia adalah murid pindahan seminggu yang lalu. Asya yang mudah beradaptasi langsung akrab dengannya.
"Boleh. Jam berapa?"
"Setelah pulang sekolah. Tapi, kita pake taksi, ya? Supirku gak bisa jemput hari ini."
"Oke. Supir Asya juga gak jemput hari ini."
"Makasih, ya?"
"Iya, sama-sama."
Mereka pun mengikuti pelajaran seperti biasanya. Jarum jam terus berputar. Hingga tak terasa, bel pulang berbunyi. Asya dan Aurel berjalan bersama menuju gerbang sekolah.
"Asya!" Panggilan itu menghentikan langkah Asya dan Aurel. Darrel yang memanggilnya berjalan mendekati mereka. Begitupun dengan Jiyo.
"Kalian berdua mau kemana? Gak tunggu jemputan?"
"Asya sama Aurel mau ke toko buku. Mau beli buku."
"Sama siapa?"
"Naik taksi."
"Asya, aku saranin. Mending kamu sama Aurel sama aku sama Darrel. Kita yang bakal antar kalian." Ujar Jiyo.
"Eng-enggak usah. Ki-kita naik taksi aja." Ucap Aurel, gugup.
Darrel menatap tajam pada Aurel. Ada sesuatu yang tidak beres yang ia tangkap dari gelagat gadis itu.
"Ya udah, kalian pergi saja. Hati-hati." Kata Darrel membiarkan mereka.
"Iya. Kami pergi dulu." Asya dan Aurel segera menuju taksi yang di pesan mereka. Setelah taksi itu melaju, Darrel dengan cepat menarik Jiyo menuju mobilnya.
"Eh eh, kok aku ditarik."
"Diam. Kita ikutin mereka." Ujar Darrel, dingin dan langsung melajukan mobilnya mengikuti Asya dan Aurel.
Jiyo meneguk ludahnya. Darrel dalam mode dingin, tidak kalah menyeramkan dari Darren.
Mobil mereka terus melaju mengikuti taksi yang di tumpangi Asya dan Aurel. Benar saja, taksi itu mendadak berhenti dan tiga orang remaja bermotorlah pelaku pemberhentian taksi tersebut.
Mata Darrel dan Jiyo menyipit, lalu bergumam bersama saat mengenali salah satu dari mereka. "Hendra!" Gumam keduanya saat melihat Hendra mulai menarik paksa tangan Asya keluar mobil.
Dengan gerakan cepat, Darrel dan Jiyo keluar dari mobil.
Bugh... Satu pukulan membuat tangan Hendra terlepas dari Asya. Laki-laki itu bangun dan balas menghajar Darrel. Perkelahian pun tak terelakan.
Jiyo juga ikut menghajar dua teman yang di bawa Hendra. Beruntung, beberapa pengendara yang melintas membantu mereka, hingga Hendra dan ketiga temannya kabur.
"Ayo!" Darrel menarik tangan Asya menuju mobil.
"Darrel, taksinya belum dibayar." Ujar Asya.
"Jiyo!" Anak itu sudah mengerti yang dimaksud Darrel. Dia pun membayar taksi yang Asya dan Aurel tumpangi.
Mata Darrel menoleh tajam pada Aurel. "Kamu juga!" Ujarnya, lalu lanjut menuju mobilnya.
"Jangan berdiri saja. Ayo!" Ajak Jiyo pada Aurel.
Setelah semuanya berada dalam mobil, Darrel melajukan mobilnya menuju taman. Mereka berhenti disana dan beristirahat. Nanun, sebelum keluar, Asya membawa kotak p3k yang memang tersedia dalam mobil tersebut.
Gadis itu mengobati wajah Darrel dan Jiyo yang sedikit memar. Tapi, pandangan mata Darrel sejak tadi menghunus ke arah Aurel yang terus menunduk.
"Kamu pasti punya rencana jahatkan?" Tuduhnya, membuat Aurel mendongak menatapnya. Begitupun Asya dan Jiyo yang menatap bingung keduanya.
"Maaf." Hanya gumamam yang terdengar dari mulut Aurel.
"Darrel, kenapa kamu sembarang menuduh seperti ini? Mana mungkin Aurel seperti itu?"
"Kalau dia bukan orang jahat, kenapa Hendra sama teman-temannya gak nyerang dia? Dia juga ada di mobil yang sama. Bahkan dia keluar dan berdiri di sisi mobil. Tapi, kenapa tidak ada yang menyakitinya?" Mereka terdiam mendengar perkataan Darrel.
"Kamu udah rencanain semuanya kan?"
"A-aku... Ma-maaf." Balas Aurel, menunduk, tak berani menatap mata Darrel.
"Huh, maaf?" Darrel tersenyum mengejek. "Jika terjadi sesuatu pada Asya, apa yang akan kamu lakukan?"
"Darrel, sudahlah. Aku gak apa-apa. Aurel juga gak apa-apa."
"Jangan membelanya Asya. Dia tahu sesuatu. Ayo, katakan padaku!" Desaknya. Jiyo yang berada di samping Darrel hanya bisa menarik nafas. Dia juga merasakan hal aneh itu dari Aurel. Dia hanya berharap Aurel mengakuinya.
"A-aku... A-aku diancam Kak Hendra." Aurel bicara sambil menunduk. "Kak Hendra bilang, kalau aku tidak menurutinya, dia akan melakukan sesuatu padaku." Ujarnya. Wajahnya dipenuhi ketakutan saat mengatakan hal tersebut.
Darrel dan Jiyo saling memandang. Tiba-tiba perasaan bersalah menyerang Darrel.
"Lain kali, jangan diulangi. Jika dia mengancammu lagi, katakan saja padaku atau Jiyo. Ayo, pulang!" Tanpa mengatakan sepatah kata lagi, Darrel bergerak kembali ke mobilnya.
Jiyo juga ikut berjalan menuju mobil. Dan Asya, dia meraih kotak p3k, lalu meraih tangan Aurel.
"Ayo, kita pulang!" Ajaknya lembut, membuat Aurel mendongak menatapnya.
"Ka-kamu..."
Asya tersenyum padanya. "Jangan takut, Darrel gak marahin kamu lagi. Dia orang baik. Jiyo juga." Ujar Asya sambil tersenyum. Aurel menganguk dan maraih tangannya.
***
Darren menatap Jiyo yang sudah berhenti bercerita. Satu alisnya terangkat tak mengerti.
"Kenapa diam?" Tanyanya.
"Ceritanya sudah selesai. Sisanya, aku dan Darrel menjaganya dengan baik."
"Ck. Kau bilang ceritanya panjang sampai beberapa episode."
"Hehehe... Aku hanya bercanda. Sisanya hanya cerita siswa-siswa gak penting yang terus mengejar Asya. Tapi, mereka gak segila Hendra. Sejak kejadian itu, Hendra menghilang begitu saja." Ujarnya.
Darren hanya terdiam tak menanggapinya lagi. Ia kemudian mengeluarkan handphonenya. Sejak menaiki pesawat dari negara X dia mematikan handphonenya dan tidak memeriksanya begitu turun tadi.
Dua pesan dengan isi yang sama dari Asya dan Darrel tak mengubah ekpresi apapun di wajahnya. Dia hanya menggerakkan jarinya, mengetik balasan.
Ya.
Satu kata itu dirasanya sudah bisa dipahami Darrel dan Asya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Zhu Yun💫
nyimak Thor..
2023-03-08
3
范妮·廉姆
Aku suka ini kisah sahabat...
sperti lapak karya aku .
I miss you my best friend.
rate 5 untuk kakak
2023-02-24
2
🤩😘wiexelsvan😘🤩
heyyy thorrr mampir absen ya dengan jejak" tetinggal pastinya 😁😁😁
2023-02-16
3