Bab 9

Mobil milik Darren memasuki halaman rumah Asya. Tanpa menunggu lama, Alisha segera turun dan berlari menuju pintu. Ia mengetuk pintunya dengan perasaan tak sabar. Darren hanya bisa memperhatikannya tanpa mengatakan apapun.

Alisha menoleh sebentar pada Darren yang saat ini berdiri tepat di belakangnya. Ia lalu kembali mengetuk. Beberapa saat kemudian, pintu dibuka oleh seorang pelayan.

"Selamat datang tuan muda, nona muda." Sapa pelayan itu. Dia mengenal jelas siapa tamu itu.

"Terima kasih. Kak Asya ada?" Tanya Alisha.

"Ada nona. Mari,"

Alisha dan Darren masuk. Gadis remaja itu langsung berlari kecil menaiki tangga menuju kamar Asya. Darren hanya terdiam. Alisha benar-benar menguasai seluk beluk rumah ini. Separuh waktu bermainnya dulu ia habiskan disini. Jadi, tidak mengherankan jika Alisha begitu memahaminya.

Darren bergerak menuju ruang tamu. Sementara Alisha, gadis itu sudah berada di depan pintu kamar Asya.

Tok... Tok... Tok...

Ia mengetuknya. Namun, tidak ada jawaban. Ia mengetuknya sekali lagi, dan hasilnya masih sama. Karena benar-benar tidak sabar, Alisha mencoba membuka pintu. Dan ternyata berhasil. Saat ia menyembulkan sedikit kepalanya, bertepatan dengan Asya yang baru keluar dari kamar mandi.

"Kak Asya!" Alisha berteriak dan langsung berlari memeluknya.

Asya sempat terkejut. Tapi, ia kembali tersenyum merasakan dekapan erat gadis itu.

"Aku sempat nggak yakin saat Kak Darren mengiyakan jika Kak Asya disini. Karena itu, aku memintanya kemari. Aku sangat merindukanmu, Kak." Ucap Alisha.

"Kakak juga rindu sama Alisha." Balas Asya.

Alisha melepaskan pelukannya dan menatap Asya. "Kakak semakin cantik."

"Kamu juga semakin cantik."

"Hehehe... Kak bisa aja." Ujarnya. "Oh ya, Kak. Ada Kak Darren dibawah. Mau sekalian ngobrol sama Kak Darren?"

"Kita disini aja. Darren pasti lagi sama Papa sama Mama. Kakak masih kangen sama kamu."

"Hehehe... Alisha juga."

Asya dan Alisha duduk di ranjang. Memulai obrolan mereka. Alisha menceritakan kehidupannya di sekolah, dan meminta Asya untuk bercerita tentang kehidupannya di luar negeri. Saat mendengar nama Darrel di sebut oleh Asya, dia jadi teringat akan Kakaknya yang satu itu.

"Kak Darrel gangguin Kak Asya, nggak? Ngejailin Kak Asya? Biar Alisha marahin."

"Hahaha... Kamu ini, lucu banget sih." Ucap Asya sambil mencubit pelan pipi Alisha.

"Darrel nggak gangguin Kakak. Dia baik, cuman sedikit ngeselin."

"Hahaha.... Kak Darren emang suka gitu." Ucap Alisha. "Oh ya, kira-kira Kak..."

"Asya aku..." Kedatangan Naomi yang tiba-tiba, membuat perkataan Alisha terhenti. Begitupun dengan Naomi yang tidak bisa melanjutkan ucapannya saat mendapati orang lain di kamar Asya.

Asya dan Alisha sama-sama menatap Naomi. Bedanya, Asya dengan tatapan lembut, dan Alisha dengan sorot mata tak suka.

"Ada apa Naomi?" Tanya Asya.

"E-enggak. Aku hanya mau mengajakmu berkeliling rumah denganku." Jawabnya tersenyum canggung. Asya juga balas tersenyum. Ia lupa tadi ia berniat untuk menunjukkan bagian-bagian rumah ini pada Naomi. Agar gadis itu tidak bingung nantinya.

Tiba-tiba seorang pelayan datang. "Permisi, nona. Tuan minta nona turun." Ucap pelayan tersebut seraya menunduk.

"Aku akan turun." Pelayan itu mengangguk dan pergi.

"Ayo, Alisha kita turun! Ayo Naomi!"

Ketiga gadis itu turun bersama dan menuju ruang tamu. Disana, sudah ada Edo dan Irene yang duduk bersama Darren.

"Tante..." Alisha langsung memeluk Irene. Sejak Tahun ajaran baru di mulai, Alisha belum mengunjungi Irene dan Edo.

"Astaga...anak tante makin cantik aja." Ucap Irene balas memeluk Alisha.

"Tante juga cantik."

Edo mentap Alisha yang berada diantara dia dan Irene. Tangannya terulur mengusap rambut Alisha.

"Tante aja nih yang dipeluk? Paman enggak?"

Alisha melepas pelukannya dan menoleh pada Edo. "Ayah nggak bolehin peluk Paman." Ujar Alisha dengan polosnya.

"Ck. Ayah kamu masih saja nyebelin." Ujar Edo, kesal dengan sahabatnya itu. Membuat semua terkekeh kecil. Kecuali Darren, dan Naomi yang terlihat bingung.

Siapa gadis kecil ini? Om, tante juga Asya terlihat sangat dekat dengannya. Dan Darren, kenapa dia kesini lagi? Batin Naomi, bingung.

Asya yang duduk di samping Darren menoleh pada lelaki itu. Wajahnya yang dingin tak menunjukkan ekspresi apapun.

"Darren, minum minuman mu!" Ucap Asya pelan, saat melihat gelas minum Darren yang isinya masih belum berkurang, berbeda dengan Edo dan Irene.

Darren menoleh padanya. "Ya." Ucapnya, lalu meraih minumannya dan meneguknya.

"Paman, dia siapa?" Tanya Alisha. Matanya mengarah pada Naomi.

"Itu Naomi, teman Asya."

"Hai," Naomi tersenyum pada Alisha.

Gadis itu hanya menatap datar pada Naomi. Membuat Naomi mulai merasa tak suka padanya. Sementara Edo, ia sedikit terkejut dengan perubahan ekspresi Alisha. Tapi, sedikit senyum muncul di bibirnya.

Gadis kecil ini. Dia terlihat sombong. Ku akui dia sangat cantik sama seperti Asya. Tidak-tidak, aku lebih cantik dari mereka. Siapa dia? Berani-beraninya bersikap seperti itu padaku. Kesal Naomi dalam hati.

"Naomi, ini Alisha. Dia putri sahabat saya." Ucap Edo.

"Iya, om."

Mereka mulai terlibat dalam obrolan ringan. Banyak terdengar suara Alisha. Gadis itu sangat bersemangat bercerita.

Setelah melewati obrolan panjang mereka, Darren dan Alisha berpamitan pergi.

"Paman, tante. Alisha pulang dulu."

"Iya, nak. Kalian hati-hati, ya."

"Iya, tante."

"Sampaikan salam Paman pada Ayah dan Ibumu. Katakan pada Ayahmu, kalau Paman sangat menyukai Ibumu." Ujar Edo, bercanda. Dia tahu, hingga sekarang, Gara masih begitu posesif pada istrinya. Bahkan pada anak-anaknya juga.

"Paman ingin dipukul Ayahku? Tapi, akan tetap aku sampaikan. Aku sudah rindu melihat Paman dan Ayah berkelahi." Balas Alisha, ikut bercanda. Membuat Edo dan Irene terkekeh pelan mendengarnya.

Alisha lalu menoleh pada Asya. Dan sekali lagi, ia memeluknya. "Kak Asya, aku pulang dulu, ya. Jangan lupa lho, besok ke rumah."

"Iya. Kakak janji." Balas Asya, mengusap rambut Alisha. Keduanya lalu saling melepas pelukan.

"Kami pamit om, tante." Pamit Darren, yang mendapat anggukkan Irene dan Edo.

"Hati-hati." Edo menepuk pelan bahu Darren.

"Aku pulang dulu." Ujarnya, menatap Asya.

"Hati-hati. Sampaikan salam pada Paman dan tante." Balas Asya.

"Jangan titip salam pada Kak Darren, Kak. Dia nggak akan sampaikan pada Ibu atau Ayah. Mulutnya selalu tertutup rapat jika tidak ditanya." Ucap Alisha, kesal sendiri dengan Kakaknya.

Asya dan kedua orang tuanya yang mendengar hanya terkekeh. Darren memang seperti itu. Berbeda dengan Alisha dan Darrel.

Jadi, dia adik Darren? Pantas saja cantik, kedua Kakaknya tampan. Aku jadi penasaran, seperti apa Ayah dan Ibu mereka. Berasal dari keluarga mana mereka. Darren terlihat seperti pekerja kantoran yang memiliki jabatan bagus. Batin Naomi, yang sejak tadi berdiri di belakang keluarga Asya.

Mobil Darren melaju meninggalkan pekarangan rumah Asya. Alisha menatap Kakaknya yang begitu fokus menyetir.

"Kak, sepertinya aku nggak begitu suka dengan Kak Naomi."

"Dia tidak penting. Jangan pikirkan." Balas Darren.

"Ya." Ucap Alisha. "Oh ya, kata Ibu, Kak Darrel nggak lama lagi pulang."

"Ya."

"Ah, aku sudah tidak sabar untuk menjemputnya."

Darren menoleh sebentar dan mengusap rambut Alisha. Sementara gadis itu, masih tersenyum cerah. Ia membayangkan jika keluarganya kembali berkumpul bersama. Akan sangat menyenangkan.

Terpopuler

Comments

Wislan Thu Wislan

Wislan Thu Wislan

next

2022-07-22

1

nafisahh❤️❤️❤️

nafisahh❤️❤️❤️

lanjut thor

2022-07-13

2

Dian Susantie

Dian Susantie

bener Alisha .. itu temennya Asya.. si ular betina..!!😖😖😖 km hati2 ya.. jagain kk mu Darren.. 💪🏼💪🏼💪🏼

2022-07-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Ban 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165 (END)
166 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Ban 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165 (END)
166
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!