Bab 10

Alula baru saja keluar dari kamar mandi. Gara yang juga baru masuk kamar langsung menghampiri Alula dan memeluknya.

"Wangi sekali istriku."

"Sayang, lepaskan aku. Biarkan aku memakai bajuku." Ujar Alula, menahan bagian atas jubah mandinya.

Gara tak mengindahkannya. Ia malah menciumi tengkuk istrinya. "Darren dan Alisha sedang tidak ada di rumah. Bagaimana kalau..."

"Sayang, buanglah pikiranmu itu. Kita ini sudah tua, dan sebentar lagi Darren dan Alisha akan sampai."

"Sudah tua? Ya, usia kita memang sudah mulai tua. Tapi, lihatlah! Kamu masih begitu cantik dan aku masih sangat kuat melakukannya. Bukankah beberapa hari lalu kita..."

"Sudahlah. Sejak kapan kamu menjadi laki-laki tidak tahu malu seperti ini." Ujar Alula, tidak tahan dengan apa yang akan suaminya lanjut katakan. Meskipun mereka sudah lama bersama, dia masih cukup malu untuk berbicara hal-hal intim dengan suaminya.

Gara masih enggan untuk melepas pelukannya. Tak lama, terdengar teriakan Alisha dari ruang tamu. Segera saja, Alula melepaskan pelukan suaminya dan bergegas menuju ruang ganti. Gara tersenyum melihat istrinya yang berjalan cepat ke ruang ganti.

"Aku sangat beruntung memiliki kalian." Gumam Gara.

Setelah Alula selesai, keduanya bergegas keluar. Mereka menghampiri Alisha yang tengah duduk sendiri di ruang tamu.

"Sayang, kenapa teriak-teriak tadi? Dimana Kakak mu?" Tanya Alula, duduk di samping Alisha. Begitupun Gara, sehingga Alisha berada di tengah-tengah kedua orang tuanya.

"Aku sangat senang, Bu. Kak Asya sudah kembali. Jadi, aku punya teman selain di sekolah." Alisha berkata dengan wajah ceria.

Alula dan Gara yang mendengarnya ikut tersenyum. Gara mengusap rambut putrinya.

"Sayang, dengarkan Ayah. Kamu boleh bermain dengan Asya. Tapi, ingat. Asya adalah gadis yang sudah tubuh dewasa. Akan ada waktu sibuknya untuk mengurus banyak hal. Jadi, kamu jangan sampai membuatnya kerepotan. Oke?"

"Oke, Yah. Alisha nggak akan buat Kak Asya repot dan akan cari waktu yang tepat buat main sama Kak Asya."

"Pintar anak Ayah." Ucap Gara, mengacak pelan rambut Alisha.

"Rambut Alisha berantakan, Ayah." Alisha cemberut sambil merapihkan rambutnya. Membuat Alula dan Gara terkekeh melihat ekspresi menggemaskan itu.

"Oh ya, Ayah. Tadi, paman Edo bilang titip salam buat Ayah sama Ibu. Katanya, bilang pada Ayah kalau Paman sangat menyukai Ibu."

"Paman Edo mengatakan itu?" Alisha mengangguk membenarkan.

"Benar-benar si Edo!" Gumam Gara, kesal. Entahlah, meskipun ia tahu Edo bercanda, ia tetap merasa sedikit kesal.

"Sayang, Edo hanya bercanda." Ucap Alula.

"Iya, aku tahu. Hanya saja, aku masih merasa sedikit kesal mendengarnya."

"Hehehe... Itu karena Ayah sangat mencintai Ibu."

"Kamu benar. Ayah sangat mencintai Ibumu, kamu dan kedua Kakak mu." Ucap Gara, memeluk Alisha dan Alula.

Darren yang hendak menghampiri mereka, menghentikan langkahnya mendengar ucapan Ayahnya. Sudut bibirnya sedikit terangkat membentuk senyuman samar. Setelah ketiga orang tersebut melepas pelukan mereka, ia pun menghampiri dan duduk bersama.

***

Alisha menjatuhkan tubuhnya di kursi. Ia cukup lelah membantu Alula menyiapkan makanan untuk menyambut Asya yang mungkin akan tiba sebentar lagi. Sebenarnya, Alula sudah melarangnya untuk membantu. Biarkan ia dan pelayan yang mengurus semuanya. Namun, Alisha kekeh untuk membantunya.

"Capek, sayang?" Alula tersenyum padanya, dan mengelus rambunya.

"Sedikit, Bu."

"Ya sudah. Kamu istirahat, terus setelah itu mandi. Ibu mau menyiapkan makanannya."

Alisha mengangguk. Ia beristirahat sejenak lalu bergegas ke kamarnya. Begitu juga dengan Alula. Wanita itu, setelah menyiapkan semuanya, dia kembali ke kamarnya.

Setelah beberapa menit, Ibu dan anak itu sudah duduk manis di ruang tengah. Gara dan Darren yang sudah selesai berdiskusi tentang pekerjaan pun ikut bergabung bersama Alula dan Alisha.

"Capek ya, bantuin Ibu?" Tanya Gara, mengecup rambut putrinya.

"Sedikit, Yah."

"Hanya kali ini aku biarin kalian masak. Tapi, lain kali, tidak."

"Tapi, Alisha mau belajar masak, Yah."

"Boleh. Tapi, tidak sekarang. Tugas kamu sekarang adalah belajar. Dan tugas Ibumu, menemani Ayah. Setelah kamu sudah siap untuk belajar masak, Ayah akan membiarkanmu belajar masak. Jujur saja, Ayah masih khawatir jika kamu belajar masak sekarang."

"Aaaa... Ayah manis banget siiih. Ibu beruntung banget punya Ayah."

"Ya, Ibu merasa sangat beruntung dan bersyukur memiliki kalian di hidup Ibu." Balas Alula.

Alisha tersenyum. Ia lalu menatap Darren. Kakaknya itu hanya berwajah datar. Membuatnya merasa kesal sendiri.

"Kak Darren, lihat lah Ayah! Ayah menunjukkan cintanya pada Ibu dengan begitu manis. Kenapa Kakak selalu datar saat bersama Kak Asya? Bersikaplah manis padanya."

"Diamlah Alisha. Gadis kecil belum pantas berbicara cinta." Balas Darren, datar. Membuat Alisha memajukan bibirnya cemberut. Hal itu membuat Gara dan Alula terkekeh pelan.

Beberapa saat kemudian, pintu rumah diketuk. Alisha paling cepat beranjak dari tempatnya. Ia berjalan menuju pintu dan membukanya.

"Kak Asya..." Pekiknya kegirangan dan langsung memeluk Asya. Padahal, baru kemarin mereka bertemu. Senyum cerahnya tiba-tiba berhenti melihat Naomi di belakang Asya.

Huh. Kenapa Kak Asya membawanya? Perempuan ini, aku nggak suka padanya.

Alisha melepaskan pelukannya dan meraih tangan Asya. "Ayo, Kak." Dia menarik tangan Asya masuk, dan mengabaikan Naomi.

"Tante..." Asya memeluk Alula erat. Menumpahkan kerinduan pada wanita yang sudah ia anggap seperti Ibunya sendiri. Alula juga membalasnya.

"Aku merindukan tente."

"Tante juga, nak." Balas Alula. Gadis itu kemudian melepaskan pelukannya. Ia lalu menoleh pada Gara. Meraih tangan lelaki itu, dan menciumnya layak seorang anak.

"Paman." Sapanya pelan.

"Ya. Baimana kabarmu?"

"Aku baik, Paman." Ucap Alisha. "Paman terlihat semakin tampan." Lanjutnya, membuat Gara sedikit tersenyum.

"Ya, Tante mu merawat dan melayaniku dengan baik. Membuatku bahagia hingga awet muda seperti ini." Balas Gara, membuat semua terwawa pelan. Kecuali putranya Darren, yang selalu terlihat datar dan dingin.

Alula menatap suaminya. Gara sudah cukup banyak berubah. Ia menjadi orang yang cukup hangat saat bersama orang-orang terdekatnya. Tapi, ia menangkap hal lain dari suaminya itu. Ia merasa, tatapan hangat Gara menjadi dingin setelah bergurau dengan Asya.

Pantas saja Darren dan Darrel juga adik perempuannya yang sombong itu begitu tampan dan cantik. Ayah dan Ibu mereka sesempurna ini. Dan juga, ku rasa kekayaan mereka melebihi kekayaan keluarga Asya. Batin Naomi, sembari matanya menelusuri kediaman Gara tersebut.

"Oh ya, Tante, Paman. Ini teman Asya, Naomi." Asya menarik pelan tangan Naomi dan mendekatkannya pada kedua orang tua Darren.

"Saya Naomi, tante." Ujarnya, mengulurkan tangan.

Alula membalasnya dengan tersenyum kecil. "Saya Alula, Ibu si kembar dan Alisha." Balas Alula.

Gadis itu ikut tersenyum. Ia kemudian menatap Gara. Ia tersentak. Tatapan dingin Ayah Gara seolah menikamnya. Satu yang ia sadari sekarang. Lelaki di depannya begitu mirip Darren dan Darrel. Ia tidak begitu memperhatikannya tadi. Fokusnya hanya pada rumah mewah ini dengan segala fasilitasnya.

"Naomi," Bisik Asya, sambil menyenggol lengannya. Membuat Naomi tersadar, dan buru-buru memperkenalkan diri.

"Ma-maaf. Saya Naomi, Paman." Ujarnya mengulurkan tangan.

Namun, Gara tetap terdiam. Tangannya bergerak menggenggam tangan istrinya. "Saya Gara. Tidak menjabat tangan wanita lain, selain dari keluarga saya." Ucapnya dingin, membuat suasana menjadi hening.

Alisha yang mendengarnya tersenyum. Ia suka gaya Ayahnya membungkam Naomi. Sementara Naomi, ia mengumpat keras dalam hati. Terlebih lagi saat ekor matanya tak sengaja menangkap senyuman Alisha. Emosinya semakin memuncak. Tapi, ia begitu keras menahannya. Ia masih begitu penasaran dengan keluarga Darren. Dan bagaimanapun, ia akan mendapatkan Darren, sekalipun memanfaatkan Asya.

Alula yang merasa tidak enak mulai berusaha memulihkan suasana. Ia tersenyum pada Asya dan Naomi.

"Ayo, tante sama Alisha udah masak buat kalian. Kita makan sama-sama, ya?"

"Ini kan udah sore, tante. Entar nggak bisa habisin makan malam lagi." Ujar Asya, dengan tingkahnya yang sedikit manja. Alula tersenyum. Tingkah manja Asya membuatnya teringat Asya saat kecil dulu.

"Nggak masalahkan sesekali."

"Iya, Kak. Alisha udah susah payah lho bujuk Ayah buat izinin Alisha sama Ibu masak. Masa, Kakak nggak mau cobain."

"Baiklah." Jawab Asya. Setelah itu, mereka sama-sama menuju ruang makan.

Alisha sangat lengket pada Asya. Sehingga gadis itu tidak mengizinkan Asya jauh darinya. Asya menurut. Hal ini bisa menciptakan kedekatan Darren dan Naomi. Mereka bisa duduk bersebelahan. Ia yakin, Naomi adalah gadis baik. Dia tahu, Darren menganggapnya sebatas sahabat. Dan ia ingin mencarikan gadis yang baik untuk sahabatnya.

"Ayo, silakan dimakan." Ujar Alula.

"Kak, mau yang mana? Biar ku ambilkan." Ucap Alisha perhatian.

"Yang mana menurut mu paling enak?"

"Emm... Semuanya sudah ku cicipi. Dan semuanya enak. Tapi, yang paling enak yang ini." Ujar Alisha, menunjuk pada salah satu makanan yang dihidangkan di meja.

"Kalau begitu, makanan yang paling kamu suka saja." Ujar Asya terenyum, begitupun Alisha.

Darren sejak tadi tidak melepas pandangannya dari Asya. Dia terus menatap gadis yang duduk di seberangnya. Naomi tidak suka melihat tatapan lembut Darren untuk Asya. Dengan percaya diri, ia memanggil Darren.

"Darren, bisakah kamu ambilkan makanan di depan mu? Aku mau yang itu." Ujarnya.

Darren melirik makanan yang Naomi tunjukkan. Makanan itu adalah makanan buatan Ibunya yang paling Asya sukai. Bisa dikatakan jika itu makanan kesukaan Asya. Dia tahu, gadis itu sedang berusaha menyenangkan Alisha dengan memilih makanan yang disukai Alisha.

Darren meraih makanan tersebut, mengangkatnya dan beranjak ke kursi samping Asya. Ia meletakkan makanan tersebut ke piring Asya. "Ini makanan kesukaan mu. Aku tahu, kamu ingin menyenangkan Alisha. Tapi, jangan abaikan makanan kesukaanmu juga." Ucap Darren.

Asya tersenyum membalasnya. Alisha dan kedua orang tuanya juga ikut tersenyum. Gadis kecil itu bahagia. Usahanya mengubah letak makanan kesukaan Asya dari depan kursi yang akan Asya duduki ke tempat Darren berjalan sempurna.

Sementara Naomi, ia hanya bisa mematung atas respon Darren ini.

"Naomi, maafkan anak Tante."

"Nggak masalah tante." Naomi memaksakan senyumnya membalas Alula.

Terpopuler

Comments

🤩😘wiexelsvan😘🤩

🤩😘wiexelsvan😘🤩

rasain kamu naomi,emang enak d abaiin d cuekin ma bang darren bang darrel,,asya mngkn bs kamu bohongi tp tdk klwrg grisam,,,dasar naomi ulet gatel ,cwe lampir jangan harap kamu bisa mengelabui,menipu klwrg grisam 😁😁😁

2023-02-18

2

Wislan Thu Wislan

Wislan Thu Wislan

rasain tu si naomi cri mka aja dia?!

2022-07-22

1

Wahyuni

Wahyuni

cepat up a Thor..aq Deg2kan ini

2022-07-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Ban 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165 (END)
166 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Ban 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165 (END)
166
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!