Bab 12

Darren baru saja kembali dari mengantar Alisha. Entahlah, serasa menjadi kewajiban baginya mengantar Alisha ke sekolah. Kecuali dia benar-benar memiliki hal penting di kantor.

Darren keluar dari mobilnya dan melangkah masuk. Aura mengintimidasinya seolah memaksa setiap karyawan menundukkan kepala mereka. Jiyo yang berdiri di ambang pintu menyambutnya pun ikut menundukkan kepala.

"Selamat pagi, tuan muda." Ujarnya, penuh hormat.

"Hmm..." Balas Darren, hanya dengan deheman.

Darren melewati para karyawannya diikuti Jiyo di belakangnya. Keduanya memasuki lift khusus. Tak berapa lama, keduanya tiba di lantai yang mana ruangan Darren berada.

"Jadwal anda hari ini tidak begitu padat, tuan. Hanya ada pertemuan bersama klien di hotel ER, jam 3 sore."

"Ya." Hanya itu balasan yang Jiyo terima.

Ia menarik nafasnya. Harus benar-benar sabar menghadapi Darren. Beruntung sekali Asya. Hanya mengatakan yang ia inginkan, si dingin Darren akan meberikannya. Tiba-tiba hati Jiyo merasa iri dengan Asya yang selalu dituruti Darren.

Jika Darren melakukan hal yang sama padanya, dia akan meminta mengurangi setengah pekerjaannya.

"Ah, memikirkan Asya, membuatku teringat jika dia sudah kembali." Gumamnya.

Jiyo menatap Darren yang sedang serius membaca dokumen dan menandatanginya. Ia maju sedikit lebih dekat.

"Darren. Kau sangat tampan hari ini. Disaat kau datang tadi... "

"Katakan saja apa mau mu! Jangan berbelit-belit!" Ucap Darren, sudah begitu paham dengan watak sahabatnya itu.

"Hehehe... Tahu saja kamu." Balasnya. "Aku mau tanya, bagaimana kabar Asya? Dia tidak membalas pesanku sejak hari kamu menjemputnya."

"Dia baik."

"Syukurlah. Bagaimana dengan gadis yang bersamanya?" Darren sedikit mendongakkan wajahnya. Tatapan tajamnya menusuk tepat di mata Jiyo. Membuat lelaki itu meneguk ludahnya dengan susah payah.

"Kau ingin ku tambahkan pekerjaanmu?"

"Hah? Ti-tidak. Aku akan kembali ke ruanganku sekarang." Ujarnya, lalu keluar dari ruangan Darren dengan tergesa-gesa.

Kerjaanku sudah cukup banyak. Aku tidak ingin menambahnya lagi. Batin Jiyo.

Darren kembali fokus pada berkasnya. Tiba-tiba bunyi notifikasi dari handphonenya terdengar.

Asya

Ayo, kita makan siang bersama.

Tanpa menunjukkan ekspresi apapun, Darren mengetikkan balasannya.

^^^Darren^^^

^^^Ok^^^

Asya

Aku tunggu di Jane Cafe.

Darren hanya membacanya tanpa membalas lagi. Ia terus fokus pada berkas-berkas yang ada di hadapannya. Beberapa berkas ia letakkan kembali tanpa menandatanganinya. Masih ada kesalahan. Ia lalu memanggil Jiyo melalui sambungan telpon kantornya.

Tanpa menunggu lama, Jiyo tiba di ruangannya.

"Ada yang perlu saya kerjakan, tuan muda?"

"Bawa berkas-berkas ini, revisi ulang!"

Jiyo menatap berkas yang ada di meja Darren. Ia meneguk ludahnya. Sebagian yang ada di mejanya belum selesai ia kerjakan. Ini, malah di tambah dengan berkas sebelumnya.

Dia dengan begitu cepat mengetahui letak kesalahan pada berkas itu. Ku akui, Darren benar-benar sangat jeli dan pandai.

"Baik, tuan muda." Balas Jiyo. "Ekhm... Darren!" Panggil Jiyo, setelah berkas-berkas tersebut berada di tangannya.

Darren tak menyahut. Jika Jiyo sudah merubah panggilannya, itu berarti ada sesuatu di luar urusan kantor yang ingin ia sampaikan.

"Asya mengirim pesan padaku. Dia ingin makan siang bersama."

"Pergilah!" Balas Darren, acuh.

Jiyo tersenyum lebar. Tidak menyangka Darren mengizinkannya begitu cepat. Biasanya Darren akan melemparinya dengan tatapan tajam yang menakutkan. Tapi, hari ini berbeda. Jiyo berpikir, Darren pasti juga mendapatkan pesan makan siang bersama dari Asya. Ingin bertanya, tapi dia mengurungkannya saat melihat Darren yang sedang fokus.

"Kalau begitu, terima kasih, tuan muda. Saya permisi." Ucap Jiyo, kembali formal.

"Hmm..." Balas Darren.

Jarum jam terus berputar. Tanpa mereka sadari, jam sudah menunjukkan waktu makan siang.

Darren bergegas memakai kembali jasnya, lalu meraih kunci mobil dan keluar dari ruangan.

Jiyo yang melihat Darren keluar bergegas cepat menyelesaikan pekerjaannya yang tersisa sedikit. Setelah usai, ia meninggalkan ruang kerjanya dan menyusul Darren.

"Ck! Orang itu begitu cepat. Mobilnya sudah menghilang dari parkiran." Gumam Jiyo, setelah tiba di parkiran.

***

Darren memasuki cafe yang sudah disepakati bersama Asya. Auranya yang begitu kuat menarik setiap orang yang berada dalam cafe itu menatapnya.

"Siapa dia? Dia sangat tampan."

"Wajahnya seperti mirip seseorang. Tapi, siapa?"

"Dia bukan orang biasa. Auranya begitu kuat."

Darren terus berjalan ke meja yang kosong. Mengabaikan setiap decak kagum orang-orang.

"Permisi, tuan. Apa tuan ingin memesan sesuatu?"

"Tidak. Nanti saja." Balas Darren, tanpa menatap pelayan cafe tersebut.

Darren begitu tenang di tempatnya. Masih terdengar bisik-bisik yang mengagumi dirinya. Hingga satu suara terdengar begitu dekat dengannya.

"Maaf, aku telat."

Suara itu tak membuat Darren menoleh. Dia tahu, itu bukan Asya, melainkan Naomi.

Perempuan itu menarik kursi yang ada di depan Darren. Saat ia menatap Darren, matanya bertubruk dengan mata Darren yang menatapnya tajam. Sorot meta tajam dan dingin itu membuat Naomi bergidik dalam hati.

Dia menakutkan. Tapi, aku menyukainya. Batin Naomi.

"Ekhm... Asya memintaku kemari. Dia menyuruhku menggantikannya menemanimu makan siang. Dia memiliki janji dengan seseorang. Kalau nggak salah, namanya Jiyo. Ku rasa, dia seorang laki-laki." Ujar Naomi.

Darren tetap tenang. Tidak sedikitpun niat dirinya untuk berbicara dengan Naomi. Dia tahu, Naomi mencoba membuat Asya terlihat buruk di matanya. Mendengar suara Naomi, ia langsung bisa menebak jika Asya mengatur pertemuan diantara mereka. Bukan memilih menggantikan dirinya dengan Naomi.

Melihat Darren tetap terdiam, Naomi kembali bersuara. "Apa kau datang sejak tadi? Kenapa belum memesan makanan?" Tanyanya. Namun, Darren masih tetap diam.

Pengunjung wanita yang ada di cafe tersebut terus menatap Naomi dan Darren. Ada yang mencibir Naomi dan menertawakannya karena tidak direspon Darren.

Naomi melirik kesal ke arah mereka. Dia dengan sembongnya hendak meraih tangan Darren. Tapi, Darren lebih cepat mengangkat tangannya dan melambaikannya pada pelayan cafe. Membuat pelayan tersebut mendekat. Pelayan tersebut menyodorkan buku menu pada Darren. Namun lelaki itu menolaknya.

"Tidak perlu. Bawakan saja beberapa makanan terbaik di cafe ini."

"Baik, tuan." Ujar pelayan tersebut lalu pergi tanpa bertanya lagi pada Naomi.

Hah? Dia tidak bertanya padaku? Sudahlah. Mungkin dia pikir pesanan Darren adalah pesananku juga. Batin Naomi.

Setelah menunggu beberapa menit, pesanan mereka datang. Pelayan menatanya diatas meja.

"Berapa semuanya?" Pelayan tersebut terkejut mendengar pertanyaan Darren. Biasanya orang-orang akan membayar setelah makan. Tapi, orang yang ada di depannya tidak.

"Se-semuanya Rp. 1.450.000, tuan."

Darren mengeluarkan salah satu kartu miliknya. Tidak banyak, hanya ada tiga kartu disana. Tapi, salah satu dari ketiga itu mampu membuat Naomi dan si pelayan meneguk ludah.

Kartu hitam? Waah... Dia bukan orang sembarangan. Batin si pelayan.

Black card? Siapa Darren sebanarnya? Batin Naomi.

Setelah selesai melakukan pembayaran, Darren bergegas berdiri. Naomi yang melihatnya tahu, jika Darren hendak meninggalkannya. Ia juga ikut berdiri dan hendak meraih lengan jas Darren. Tapi gerakannya terhenti ketika tiba-tiba suara dingin Darren terdengar.

"Jika menyentuhku, ku pastikan dua dari lima jarimu hilang." Ucapnya pelan, namun cukup membuat Naomi gemetaran.

Gadis itu kembali duduk dengan wajah sedikit memucat. Pandangannya tetap pada punggung Darren yang mulai menjauh.

"Huh, sudah ku katakan. Lelaki seperti itu tidak suka dengan perempuan sepertinya." Ucap seorang pengunjung wanita. Membuat Naomi mendelik tajam ke arah wanita itu.

Darren menutup pintu mobilnya dan melajukannya. Tangannya memasangkan handsfree dan menelpon Jiyo.

"Hallo, Ren." Sapa Jiyo.

"Kembali ke kantor sekarang." Ujar Darren tanpa basa-basi.

"Tapi, Ren. Aku sedang bersama Asya."

"Tinggalkan saja!"

"Hah? Kenapa? Aku nggak bisa. Sekarang masih jam istirahat."

"Tidak ada bantahan!" Ucap Darren, langsung memutuskan panggilannya.

Jiyo menarik nafasnya. Ia menatap Asya dengan tatapan lemah. Ia masih ingin mendengar Asya bercerita.

"Ada apa?" Tanya Asya.

"Darren menyuruhku ke kantor sekarang." Asya terdiam mendengrnya.

"Huufthh..." Jiyo menarik nafasnya. "Nggak biasanya Darren begini. Apa ada yang menyinggungnya?" Gumamnya pelan. Namun, Asya dapat mendengarnya.

Tubuhnya menegang mendengar perkataan Jiyo. Apa mungkin karena Naomi yang makan siang bersamanya, bukan dia.

"Jika Darren menyuruh begitu, pergilah! Dia pasti membutuhkan bantuanmu."

"Ya. Aku pergi dulu. Kau hati-hati pulang nanti."

Asya mengangguk. Jiyo segera bangkit dan berjalan ke parkiran. Mengendarai mobilnya menuju kantor.

Terpopuler

Comments

🤩😘wiexelsvan😘🤩

🤩😘wiexelsvan😘🤩

kapan asya bs menyadari perasaan bang darren untuknya,,,dari kecil kamu mengenal bang darren asya,,,dimana kepekaan hatimu asya 🤔🤔😁😁

2023-02-18

2

Wislan Thu Wislan

Wislan Thu Wislan

duh asya nggak da prsaan apa?udah tua orngnya gitu masak di cariin hdoh sih

2022-07-22

1

Andi Nurdiana

Andi Nurdiana

asya suka darren tapi bodoh nya sodorin naomi buat darren....caappee dech

2022-07-17

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Ban 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165 (END)
166 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Ban 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165 (END)
166
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!