Bab 18

Alisha menatap kedua temannya yang kini sedang duduk menopang dagu di depannya. Dua gadis itu tidak henti-henti bertanya tentang Darren dan Darrel. Dan setiap pagi, mereka akan datang lebih awal dan menunggu Alisha. Ketika mobil Alisha tiba, mereka akan mendatangi Alisha dengan semangat. Walaupun setelah hari itu, yang mengantar Alisha selalu bergantian, terkadang Darren dan terkadang juga Darrel, mereka tetap senang.

"Oh ya, Alisha. Kak Darrel udah punya pacar?" Tanya Nadia.

"Aku malas menjawabnya. Kamu terus menanyakan hal itu." Balas Alisha.

"Kalau begitu, kita ganti pertanyaan nya. Kedua Kakak kamu..."

"Teman-teman, silahkan ganti baju kalian dan segera menuju lapangan." Ujar ketua kelas, memotong ucapan Yana.

Alisha yang merasa terselamatkan, dengan cepat keluar kelas. Gadis itu menuju lokernya, meraih kostum olahraga, dan segera menggantinya di kamar mandi.

"Untung saja dia memotong pertanyaan Yana. Jika tidak, akan panjang ceritanya." Gumam Alisha.

Setelah semuanya berganti kostum olahraga, mereka berkumpul di lapangan indoor sesuai instruksi guru mata pelajaran olahraga. Mereka akan mempelajari permainan bola besar yaitu bola voli.

Ada beberapa tim yang dibentuk. Setiap tim terdiri dari 3 perempuan dan 3 laki-laki. Alisha mendapat tim yang sama dengan Axel. Alisha tidak begitu menyukai permainan itu. Tapi, dia harus tetap bermain.

Saat permainan berlangsung, salah satu anggota lawan melakukan smash dengan keras. Dan bolanya mengarah ke arah Alisha.

Melihat itu, Axel yang berada di dekatnya segera menariknya untuk menghindar.

Buk... Bola itu terjatuh tepat di tempat Alisha berdiri. Sementara Alisha, dia sudah gemetaran dalam dekapan Axel. Alisha yang gemetaran membuat emosi Axel naik. Tatapan tajamnya langsung menghunus ke arah lelaki yang melakukan smash keras itu. Lelaki itu membalas dengan smirknya, membuat Axel mengupat dalam hati. Dia adalah siswa pindahan dua hari lalu.

"Tenanglah! Jangan gemetar seperti ini." Ujar Axel, mengusap lembut rambut Alisha.

Gadis itu mendongak menatapnya, lalu mengangguk. "Terima kasih."

***

Setelah kata setuju keluar dari mulut Asya mengenai permintaan Papanya, gadis itu langsung diperkenalkan di perusahaan esok harinya. Begitupun Naomi. Gadis itu langsung dimasukkan ke departemen pemasaran. Disana, sudah Edo siapkan seorang untuk membantu Naomi.

Hari ini, Asya berangkat lebih pagi dibandingkan Naomi. Ada rapat penting pagi ini.

"Asya berangkat dulu, Ma, Pa." Ujarnya sambil mengecup pipi keduanya.

Gadis itu segera keluar dan mengendarai mobilnya menuju kantor.

Beberapa menit berselang, Naomi turun dan duduk bersama di meja makan. Pandangannya beredar mencari Asya.

"Asya dimana, tante?" Tanyanya.

"Asya sudah berangkat." Jawab Irene.

Naomi terdiam. Jika Asya sudah berangkat, dia akan berangkat dengan siapa? Biasanya dia barengan bersama Asya ke kantor.

Melihat Naomi yang terdiam, Edo membuka suara. "Ayo, sarapan. Mobil kamu sudah disiapkan sama penjaga." Ujarnya.

"Mobil?" Mata Naomi langsung berbinar. Tidak menyangka dia akan mendapatkan mobil.

"Kenapa? Kamu bisa menyetir kan?"

"Bisa, Tante."

"Ini kunci mobilnya." Edo menyerahkan kunci mobil tersebut pada Naomi.

"Terima kasih, om, tente."

Setelah sarapan, Naomi langsung berpamit pergi. Matanya melotot dengan mulut yang sedikit terbuka. Mobil yang diberikan untuknya sangat bagus. Dulu, dirinya hanya menggunkan mobil sang Ayah. Itupun mobil bekas.

Naomi segera mengemudikan mobil tersebut menuju tempat kerja.

***

Darrel baru saja selesai membersihkan tubuhnya. Hari ini, ia lagi-lagi kesiangan. Semalam ia tidak bisa tidur nyenyak. Bayangan-bayangan kejadian malam itu terus mengitarinya. Bahkan ikut terbawa dalam mimpinya.

Darrel keluar dari kamar dan menuruni tangga. Dia harus menceritakana masalahnya itu pada sang Ayah.

Darrel menuju ruang makan untuk sarapan. Tidak ada lagi orang disana selain pelayan.

"Selamat pagi, tuan muda." Sapa pelayan tersebut.

"Pagi." Balas Darrel.

Dia segera meraih sarapannya dan memakannya. Setelah selesai, ia menuju ruang keluarga. Berharap kedua orang tuanya terutama Ayahnya ada disana. Namun, dia tidak menemukan mereka saat tiba disana.

"Mungkin Ayah sama Ibu ada di kamar." Gumamnya, lalu melangkahkan kakinya menuju kamar Gara dan Alula.

Tok... Tok... Tok... Darrel mengetuk pintu kamar orang tuanya.

"Ayah, Ibu, apa kalian didalam? Boleh aku masuk?"

"Ya, masuk saja, nak. Pintunya tidak di kunci." Terdengar suara Alula yang menyahutnya.

Darrel segera membuka pintu. Saat ia melangkah masuk, tatapannya bertemu dengan tatapan tajam Gara. Ayahnya terlihat kesal karena dia sudah menggangu kebersamaan mereka.

"Ayah kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Darrel tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Alula yang sedang di peluk Gara dari belakang pun mendongak menatap wajah suaminya. Sebenarnya ia malu karena Darrel melihat Gara yang memeluknya seperti itu. Tapi, mau bagaimana lagi? Dia sudah meminta Gara melepasakan pelukannya saat Darrel meminta izin tadi. Tapi, lelaki itu menolak dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Sayang, kenapa menatap putramu seperti itu?" Tanya Alula dengan suara lembutnya.

"Putramu menggangu kesenanganku, sayang." Balas Gara, lalu mengecup kening Alula.

"Hehehe... Maaf, Ayah. Aku tidak bermaksud. Jika tadi Ayah berteriak agar aku tidak mengganggu Ayah bersenang-senang, sudah pasti aku kembali ke kamar."

"Darrel, apa yang kamu katakan?" Tegur Alula.

"Maaf, Bu. Aku hanya bercanda."

"Ada apa mencari Ayah sama Ibu?" Tanya Gara. Dia masih memeluk Alula dengan posesif.

"Aku ingin membicarakan hal penting. Sebenarnya aku ingin membicarakannya dengan Ayah. Dan membiarkan Ayah yang menceritakan pada Ibu. Tapi, karena Ibu disini, aku akan menceritakan pada Ayah dan Ibu."

Mendengar itu, Gara segera melepaskan pelukannya. Dari ucapan Darrel, ia bisa merasakan hal yang akan putranya ceritakan benar-benar serius. Gara menarik tangan Alula menuju sofa yang ada di kamarnya.

"Kemarilah!" Panggilnya, menyuruh Darrel duduk.

Darrel menurut. Ia duduk tepat di samping Alula. Hal itu membuat Gara mengernyit. Tapi, ia tidak bertanya.

"Apa yang ingin kamu ceritakan?" Tanya Gara, begitu tenang.

"Darrel sudah menghancurkan hidup seorang gadis, Yah, Bu. Darrel merenggut kesucian seorang gadis." Ujarnya langsung. Ia menunduk dalam, menyembunyikan matanya yang memerah. Ia tidak bisa menahan air matanya saat mengakui kesalahan di depan kedua orang tuanya yang selalu mendidiknya menjadi anak yang baik.

Alula dan Gara yang mendengarnya begitu terkejut. Keduanya sama-sama bungkam mendengar pengakuan putra mereka. Darrel yang tak mendengar sepatah kata pun yang keluar dari mulut kedua orang tuanya semakin di penuhi rasa bersalah.

Ia bangun dan langsung bersimpuh di depan kedua orang tuanya. "Maafkan Darrel, Yah, Bu. Maaf karena Darrel sudah mengecewakan kalian. Menodai kepercayaan Ayah dan Ibu. Maafkan Darrel. Ayah boleh memarahiku, memukulku. Ibu juga boleh menamparku. Tapi, jangan benci aku." Ujarnya.

"Sejak kapan Ayah memukulmu? Memukul kalian bertiga?" Pertanyaan Gara terkesan sangat dingin.

Alula yang melihat putranya bersimpuh sambil menangis, begitu tidak tega. Matanya juga ikut berair. Tangannya terulur, membantu Darrel bangun dan duduk diantaranya dan Gara. Ia langsung membawa tubuh Darrel dalam pelukannya. Ia belum pernah melihat putranya manangis seperti ini.

"Dengar, nak. Semarah apapun orang tua, mereka tidak akan benci pada anak mereka sendiri. Jadi, jangan berpikir jika Ibu sama Ayah akan membencimu." Ujar Alula sambil mengusap kepala putranya.

Darrel mengangguk. Setelah merasa cukup tenang, Darrel melepaskan dirinya dari pelukan Alula.

Gara menepuk pelan pundak putranya. "Dimana gadis itu sekarang?"

Darrel menggeleng. "Darrel nggak tahu, Yah. Saat itu kamarnya gelap. Cctv hotel juga dalam perbaikan. Darrel sudah melakukan pencarian. Tapi, belum ada satupun informasi yang didapatkan."

"Kita harus tetap menemukannya bagaimana pun caranya. Jika saat itu hubungan kalian berhasil, dia akan mengandung anakmu. Dan Ayah tidak ingin hal yang terjadi padamu dan Darrel juga Ibu terulang lagi. Ayah tidak ingin cucu Ayah menderita." Ujar Gara.

"Ayah akan membantumu." Lanjut Gara.

"Terima kasih, Yah." Ujar Darrel yang ditanggapi anggukkan oleh Gara.

"Terima kasih juga, Bu."

"Iya, nak. Sekarang, tenangkan dirimu dan teruslah berusaha untuk menemukannya."

"Iya, Bu."

Hati Darrel merasakan perasaan lega. Sebagian bebannya hilang begitu saja setelah ia menceritakan hal tersebut pada orang tuanya. Sekarang, ia cukup fokus pada kegiatannya dan mencari gadis itu.

Terpopuler

Comments

Evelyn

Evelyn

penasaran siapa gadis itu, semoga cepat ketemu

2022-07-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Ban 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165 (END)
166 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Ban 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165 (END)
166
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!