Bab 5

Darrel menatap seseorang gadis yang sedang terlelap di sofa apartemen Asya. Tatapannya menunjukkan jika dia tidak menyukai orang itu. Darrel bergegas menuju dapur.

"Sejak kapan dia disini?" Suara Darrel memenuhi ruangan itu. Membuat Asya yang sedang memasak sesuatu berbalik dan meletakkan telunjuknya ke bibirnya.

"Sttt... Jangan keras-keras ngomongnya. Naomi lagi tidur." Ujar Asya.

"Aku gak peduli." Darrel menarik kursi di meja makan dan mendudukinya. "Kamu jangan terlalu baik padanya."

Asya tersenyum, mematikan api lalu ikut duduk bersama Darrel. Keduanya duduk saling berhadapan.

"Kamu selalu mengatakan itu setiap kali aku bersama Naomi."

"Aku gak suka dia dekat-dekat kamu. Dia orang asing. Bisa saja dia memiliki niat jahat sama kamu."

"Huh. Gak mungkin Naomi punya niat jahat sama aku. Dia gadis baik, imut dan polos. Dia gak akan mungkin punya niat jahat." Balas Asya.

Astaga Asya, susah banget sih dibilangin. Kamu bahkan lebih polos dari Naomi. Batin Darrel.

"Aku mau bawa Naomi pulang sama aku. Dia gak punya keluarga disini. Dia bakal tinggal sama aku nanti."

"Naomi tinggal sama kamu? Asya, dia memang gak punya keluarga disini. Tapi, dia juga dari negara yang sama sama kita. Pasti dia punya keluarga disana. Kenapa harus tinggal sama kamu? Paman Edo sama tente Irene udah setuju?"

"Dia yatim piatu. Gak punya keluarga. Papa sama Mama udah setuju aku bawa Naomi pulang." Jawab Asya. Suasana menjadi hening sejenak. Asya menatap Darrel.

"Rel!"

"Hmm..."

"Aku mau kenalin Naomi sama Darren. Sekalian ngedeketin mereka berdua. Siapa tau cocok."

Darrel sedikit terkejut mendengar ucapan Asya. Tidak tahu lagi, bagaimana bisa Asya berpikir seperti itu.

Asya ini, polos, bodoh apa gimana? Apa dia gak liat Darren gak pernah mau dekat sama gadis manapun selain dia? Batin Darrel, kesal.

Darrel menatap wajah gadis yang ada di depannya tersebut. "Terserah kamu. Kalau kamu mau Naomi ditendang jauh dari kehidupan kamu, kenalkan saja dia pada Darren." Jawabnya, sedikit bernada kesal.

"Kamu kesal ya, sama aku?"

"Iya, sedikit." Balas Darrel jujur.

"Kok malah jadi kesal?"

"Kamu sih, aneh."

"Aneh apanya? Ngajak Naomi pulang bukan hal yang aneh, Darrel."

"Iya-iya, gak aneh. Sekarang, kita ngomong yang lain aja. Atau enggak, kita makan aja? Kamu masak kan tadi?"

"Bilang aja kamu laper dari tadi. Jadi kesal gak jelas gitu." Cibir Asya, lalu bergegas mengambilkan makanan untuknya dan Darrel.

***

Darren duduk di kursi kebesarannya sembari menatap handphonenya. Baru saja dia mendapat pesan dari Darrel.

Seminggu lagi Asya pulang. Dia nggak akan kabari kamu soal kepulangannya. Dia takut kamu akan meninggalkan pekerjaan hanya karena menjemputnya. Asya juga bawa sesuatu buat kamu. Tapi, aku rasa kamu gak akan suka sama yang ia bawa pulang.

Darren meletakkan kembali handphonenya tanpa membalas pesan yang Darrel kirimkan. Dia tidak peduli dengan apa yang Asya bawa pulang nanti. Yang ia pedulikan adalah Asya bisa sampai dengan selamat.

Pintu kantor yang diketuk membuat Darren bergumam kecil, menyuruh orang itu masuk. Jiyo mendorong pintu dan berjalan ke hadapan Darren.

"Ini berkas yang harus ditanda tangani. Dan, penerbangan ke kota C, 2 jam lagi." Ujar Jiyo.

Darren meraih berkas yang Jiyo berikan. "Dua puluh menit lagi kita berangkat." Ujarnya.

Jiyo menunduk hormat seraya mengiyakan. Kemudian pergi meninggalkan Darren di ruangan tersebut.

20 puluh menit, Jiyo kembali ke ruangan Darren dan keluar bersamanya. Keduanya akan melakukan perjalanan bisnis ke kota C untuk dua hari. Jiyo sudah menyiapkan semuanya.

"Apa kita berpamitan dulu pada Paman Gara dan Tante?" Tanya Jiyo, sembari mengendarai mobilnya.

"Gak perlu." Balas Darren. Dia sudah memberitahu kedua orang tuanya sebelum dia ke kantor tadi pagi. Fokusnya kembali pada Tablet yang ada di genggamannya. Hingga tak terasa, mereka susah tiba di bandara.

***

Darren dan Jiyo langsung menuju hotel setelah setelah sejam lebih pernerbangan. Jiyo mengambil cardlock kamarnya dan Darren. Setelah menyerahkannya pada Darren, mereka memasuki lift.

"Bergerak cepatlah lift. Aku ingin segera merebahkan tubuhku di kasur." Gumam Jiyo sambil melihat angka yang berganti.

Darren hanya terdiam. Dia sudah tidak heran lagi dengan sekretaris sekaligus sahabatnya itu.

Lift berhenti dan keduanya keluar. Kamar milik Darren terletak bersebelahan dengan milik Jiyo. Sebelum dia benar-benar memasuki kamarnya, Jiyo menghentikannya.

"Aku rasa, aku akan ketiduran nanti. Aku mau mengingtkanmu, jam tujuh nanti, ada acara yang di adakan klien kita di restoran X. Karena dia tahu kita akan melakukan pertemuan dengannya besok, dia mengundang kita untuk menghadiri acaranya."

"Urusanku dengannya besok. Bukan malam ini." Jawab Darren dan langsung masuk kamar.

Jiyo hanya bisa tercengang menatap pintu kamar Darren yang sudah tertutup. Ia menghela nafas berat, lalu memasuki kamarnya sambil menggerutu.

"Bagaimana bisa aku punya atasan seperti Darren? Aku harus bisa sabar lahir batin." Gerutunya.

Darren meletakkan tablet-nya di sofa lalu duduk. Ia beristirahat sejenak, lalu kembali memegang tabletnya. Tanpa terasa, waktu hampir menunjukkan pukul tujuh.

Ia tidak peduli, Jiyo akan mewakilinya atau tidak dalam acara itu. Tujuannya kemari bukan hanya karena janji dengan klien itu. Ada hal yang lebih penting untuk perushaannya yang ada di kota itu.

Pintu kamarnya diketuk, membuatnya bangun dan membukanya. Jiyo berdiri di depan pintu dengan penampilan yang rapih.

"Kau benaran nggak akan pergi?" Jiyo terlihat lebih santai terhadap Darren saat diluar jam kerja.

"Sudah ku katakan."

"Baiklah. Aku akan berangkat sekarang. Aku tahu, kau sibuk. Tapi, jangan lupakan makan malammu."

"Hmm."

Jiyo segera berbalik dan pergi dari hadapan Darren. Lelaki itu menutup pintu dan kembali berkutat dengan pekerjaannya. Sebelum itu, dia menelpon layanan hotel untuk membawakan makan malam untuknya.

Ting... Bunyi notifikasi pesan masuk. Darren segera meraih hanphonenya dan memeriksanya.

Alisha

Kak, belikan aku makanan kering khas kota itu. Ayah selalu membelikanku saat perjalanan bisnisnya dulu. Saat Kakak sampai nanti, aku akan mengganti uangnya.

Sudut bibir Darren sedikit terangkat setelah membaca pesan Alisha. Uangnya tidak akan habis hanya karena membeli makanan itu. Hal yang terpenting adalah Alisha merasa senang.

Darren menggerakkan jarinya di layar handphonenya. Mengetikkan balasan singkat yang sudah bisa ia pastikan akan membuat Alisha tersenyum. Dan tebakannya benar. Tidak sampai satu menit, Alisha kembali mengirimkannya balasan.

Alisha

Kak Darren yang terbaik. Aku mencintaimu.

Darren lagi-lagi mengangkat sudut bibirnya. Diletakkannya kembali handphonenya tanpa membalas pesan Alisha lagi. Saat tangannya meraih sebuah dokumen, pintu kamarnya di ketuk.

Tanpa menunjukkan ekspresi apapun, Darren berjalan dan membuka pintu.

Deg... Seorang perempuan yang mendorong meja troli makanan terkejut melihat Darren. Ia terlihat tegang, hingga merasa sulit untuk mengatakan sesuatu.

Darren masih begitu tenang dan tanpa ekspresi melihatnya.

"Saya hanya membutuhkan sepiring makanan. Bukan semuanya." Ujar Darren dingin. Ia dengan sendiri meraih makanan di troli dan menutup pintu. Mengabaikan perempuan itu yang masih berdiri tanpa sepatah kata pun terucap.

"Dia... Tidak mengenalku." Gumamnya pelan, lalu dengan tatapan kosong, mendorong kembali troli menjauh dari kamar Darren.

Terpopuler

Comments

🤩😘wiexelsvan😘🤩

🤩😘wiexelsvan😘🤩

siapa perempuan yg membawa trolli makanan utk bang darren ya 🤔🤔🤔

2023-02-17

2

Wislan Thu Wislan

Wislan Thu Wislan

ya nmanya wanita butuh kjelasan kan?

2022-07-22

1

Evelyn

Evelyn

kapan up kak?

2022-07-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Ban 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165 (END)
166 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Ban 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165 (END)
166
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!