Bab 14

Semuanya telah bersiap-siap. Gara menggandeng tangan Alula. Keduanya berjalan memasuki mobil yang sudah disiapkan oleh salah satu pengawal Gara. Alisha yang baru keluar kamar langsung berlari menuju halaman rumah. Ia membuka pintu belakang mobil dan memasukinya.

"Kenapa harus lari? Ayah tidak akan meninggalkanmu."

"Hehehe... Maaf, Yah. Alisha terlalu semangat."

"Lain kali jangan lari-lari gitu, ya? Bagaimana kalau kamu jatuh?"

"Iya, Bu. Lagian, kalau Alisha jatuh, kan ada Ayah sama Ibu yang bakal bantuin Alisha." Jawabnya membuat Gara dan Alula tersenyum.

"Kita berangkat sekarang?"

"Oke."

Gara mulai melajukan mobilnya meninggalkan kediaman mereka. Hari ini, mereka akan menjemput Darrel.

Di kantor, Darren dan Jiyo juga sidah bersiap untuk menuju bandara. Mereka sudah berjanji untuk bertemu disana. Asya juga mengirimkan pesan pada Darren, jika dia sudah dalam perjalanan menjemput Darrel.

"Pakai mobilku atau mobilmu?" Tanya Jiyo.

"Mobilku." Balas Darren.

Setelah memutuskan menggunakan mobil siapa, Darren dan Jiyo segera meluncur ke bandara.

Keduanya tiba 10 menit setelah Gara. Tak lama, Asya juga tiba dengan seorang supir yang mengantarnya.

"Kau pulanglah!" Perintah Darren pada supir Asya. Lelaki paruh baya itu mengangguk patuh. Dia tidak khawatir sama sekali tentang nona mudanya. Berada di sisi Darren, Asya akan lebih aman.

"Kau sendiri? Dimana teman yang kau ceritakan padaku saat di cafe? Aku sangat penasaran dengannya." Tanya Jiyo, sambil berjalan ke arah lobi bersama Darren dan Asya. Ia tak peduli akan lirikan tajam Darren yang sejak tadi dilemparkan untuknya.

"Dia sedang diajak pergi sama Mama."

"Kemana? Sayang sekali. Aku sangat ingin bertemu dengannya." Ucap Jiyo, bercanda. Namun, berbeda dengan Darren. Laki-laki itu semakin kesal padanya.

"Aku..."

"Diamlah, Jiyo!" Ujar Darren dingin.

Mulut Jiyo langsung tertutup rapat mendengar ucapan Darren. Asya mengulum senyum melihat Jiyo yang bungkam hingga mereka bertemu orang tua Darren dan Alisha.

"Paman, tante." Asya menyapa kedua orang tua itu. Matanya lalu beralih pada Alisha saat gadis itu bertanya padanya.

"Kakak bersama Kak Darren dan Kak Jiyo, kemari?"

"Enggak. Kakak sama supir Kakak." Alisha mengangguk mendengar ucapan Asya.

Lima menit kemudian, pesawat yang Darrel naiki mendarat dengan sempurna. Semua penumpang turun dan menghampiri jemputan masing. Langkah lebar Darrel menghampiri keluarganya.

"Ayah," Darrel merentangkan tangannya memeluk Gara. Kemudian ia beralih memeluk Alula.

"Ibu," Pelukannya begitu erat dan cukup lama. Ia benar-benar merindukan Ibunya. "Aku sangat merindukan Ibu."

"Ibu juga, nak." Jawab Alula.

Setelah melepaskan pelukannya dari Alula, ia beralih memeluk saudara kembarnya. Ia memeluknya cukup erat, membuat Darren merasa risih. Tapi, dia tidak berniat untuk melepaskan pelukan saudaranya itu.

"Aku juga merindukanmu."

"Berhentilah berkata tidak jelas! Kita baru ketemu beberapa minggu lalu." Darren berkata dengan ekspresi datar. Tapi, tangannya tak urung membalas pelukan Darrel.

"Kamu merusak suasananya." Darrel melepaskan pelukannya. Ia lalu beralih memeluk Jiyo. Dan Jiyo juga membalas pelukannya lebih erat dari Darrel.

"Aku sangat merindukanmu, sayang. Kau sangat lama kembali ke tempat kelahiranmu." Ujar Jiyo, bertingkah seolah Darrel adalah kekasihnya.

"Iya, sayang. Aku sudah cukup lama meninggalkan mu. Maafkan aku." Darrel meladeni tingkah Jiyo.

"Aku akan memaafkanmu. Tapi, hari ini kamu harus terus bersamaku. Kita jalan-jalan dan menghabiskan waktu bersama. Bila perlu, kita menginap di hotel malam ini."

Plakk... Darrel memukul kepala bagian belakang Jiyo.

"Aku masih normal!"

"Shhh... Sakit sialan!" Jiyo memegang bagian belakang kepalanya.

Perbuatan kedua lelaki itu membuat yang lain terkekeh. Sementara Darren, ia hanya menatap dengan wajah datarnya. Seperti itulah yang akan terjadi jika Darrel dan Jiyo dipertemukan.

Darrel mengabaikan Jiyo dan beralih pada Asya. Ia menganggakat tangannya hendak memeluk Asya. Tapi segera ia urungkan saat mendapat lirikan tajam dari Darren, dan mengganti menepuk pelan puncak kepala Asya.

"Baru beberapa hari kamu disini, kamu sudah tumbuh semakin tinggi."

"Kamu sedang mengejekku?" Balas Asya sambil cemberut. Tingkah manja Asya membuat Darrel ingin mencubit pipinya. Tapi, lagi-lagi ia urungkan niatnya itu. Darren terus memperhatikan nya dengan tatapan tajam sejak tadi.

"Aku tidak sedang mengejekmu. Lihatlah sekarang. Tinggimu mungkin sudah se-daguku. Sementara waktu itu, kamu masih sedadaku."

"Berhentilah membual, Darrel. Dari awal, tinggiku memang se-dagumu."

"Hehehe... Ku kira kamu tidak menyadarinya." Balasnya sambil terkekeh kecil.

"Kak, sejak tadi kamu terus bercanda. Apa kamu sedang mengabaikanku?"

"Siapa bilang aku mengabaikanmu." Darrel berjalan ke arah Alisha, lalu memeluknya. "Adikku tersayang, Kakak sangat merindukanmu." Darrel mengecup puncak kepala Alisha berkali-kali. Membuat Alisha terkekeh.

"Hehehe... Kakak... Aku tahu Kakak merindukanku. Tapi, jangan terus menciumku seperti ini. Banyak orang yang melihatnya."

"Apa urusannya dengan mereka. Mereka melihat begitu karena iri. Biarkan saja."

"Ck. Sangat susah berbicara dengan Kakak." Ucap Alisha sedikit kesal.

Alula dan Gara yang melihatnya hanya bisa mengulas senyum. Tangan Gara terulur menepuk pundak Darrel.

"Lepaskan adikmu. Ayo, kita pulang."

"Baik, Yah."

Semuanya bergegas menuju parkiran. Gara dan Alula berjalan paling belakang dibandingkan anak-anak mereka. Pasangan suami istri itu berjalan sambil bergandengan dan terus memperhatikan anak-anak mereka. Hal itu membuat mereka teringat akan kebersamaan mereka dulu. Dimana Darren dan Darrel berjalan di depan mereka sembali menggandeng Alisha yang berada di tengah-tengah keduanya. Dan mereka memperhatikan ketiga anak itu dengan senyuman hangat.

"Aku senang kita berkumpul lagi." Ucap Alula, tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

"Aku juga senang. Dan lebih senang lagi saat gadis itu tidak ada disini." Ucapan Gara sontak membuat Alula menoleh. Keningnya mengerut menatap wajah sang suami.

"Gadis? Maksudmu, Naomi?"

"Ya. Ku rasa, dia bukan gadis baik."

"Jangan menilai orang dari luarnya saja." Peringat Alula, tidak ingin suaminya berpandangan buruk pada orang yang baru dikenalnya.

"Aku bertemu banyak orang. Karyawan dan rekan bisnis. Aku mengenal banyak sifat dari mereka. Termasuk orang seperti gadis itu. Aku yakin, pandanganku terhadapnya tidak salah." Ucap Gara.

Alula hanya bisa menghela nafasnya. Jika Gara berkata begitu, dia tidak bisa mendebatnya.

***

Mobil yang dikendarai Gara dan Darren tiba di kediaman Gara. Semuanya turun dan langsung menuju rumah. Beberapa pelayan sudah berdiri siap dan menyambut mereka. Darrel begitu bahagia. Hal pertama yang ia lakukan adalah menuju dapur.

"Waaahh... Kalian memasak bayak hari ini. Harumnya membuatku lapar."

"Ini semua kami masak untuk menyambut tuan muda." Ucap salah satu pelayan yang bekerja sudah cukup lama dengan Gara.

"Kalian terbaik." Puji Darrel. "Ibu... Ayah... Kita makan dulu baru mengobrol bersama." Lanjutnya, sambil berteriak.

Semuanya hanya bisa menggeleng kepala melihat tingkah Darrel. Tapi, mereka semua setuju untuk makan bersama lebih dulu sebelum berbincang-bincang.

***

Edo melihat jam yang melingkar di tangannya. Sudah hampir dua jam Irene dan Naomi berada di mall. Tapi, keduanya belum juga kembali. Dia sedang menunggu istri dan teman putrinya itu di cafe yang berada di seberang mall. Dari cafe itu, dia bisa melihat Irene dan Naomi keluar mall.

"Nggak nyangka istriku benar-benar menyita banyak waktu Naomi." Gumam Edo.

Sejak Gara menelponnya waktu itu, dia menceritakan semuanya pada istrinya. Irene juga menerima dengan baik peringatan yang Gara berikan pada suaminya. Hingga keduanya mulai berusaha untuk tidak membiarkan Naomi sering-sering bersama Asya.

Saat mendengar Asya akan menjemput Darrel semalam, mereka langsung berencana mengajak Naomi pergi. Membuat gadis itu sibuk dengan membeli semua kebutuhannya yang belum terpenuhi. Dan tentunya, mereka berusaha sebisa mungkin agar tidak dicurigai Asya. Gadis itu terlihat sangat menyayangi Naomi.

Edo segera keluar saat melihat istrinya keluar bersama Naomi. Ia menjalankan mobilnya menuju mall.

"Sudah selesai?"

"Sudah, sayang." Balas Irene.

"Sudah, Om." Jawab Naomi.

Edo segera membuka bagasi mobilnya dan membantu meletakkan barang-barang yang dibeli Naomi dan Irene. Setelah itu mereka memasuki mobil dan kembali ke rumah.

Terpopuler

Comments

Wislan Thu Wislan

Wislan Thu Wislan

wah bgus bnget si Edo sma irene

2022-07-22

1

Dian Susantie

Dian Susantie

baguslah kalo semua sepakat bhw Naomi bkn gadis baik.. 👍🏼👍🏼 cuma Asya aja yg dibutakan rasa kasihan.. 😏😏

2022-07-19

1

Evelyn

Evelyn

bagus Irene, Edo. lindungi asya dari Naomi

2022-07-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Ban 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165 (END)
166 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Ban 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165 (END)
166
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!