Jangan pergi

"Tuan Rayan harus dirawat, karena beliau mengalami dehidrasi dan tekanan darahnya rendah." Ucap dokter pada Ronal. Keduanya berdiri tidak jauh dari ranjang pasien Rayan yang masih terlelap, belum sadarkan diri.

"Terima kasih dok."

Dokter Ricky pamit pergi setelah mengangguk, kebetulan Ricky yang menangani Rayan.

Ronal ingin menguhungi tuan Roy tapi dia urungkan mengingat keadaan rumah tangga tuanya tidak sedang baik-baik saja, bahkan keduanya sama-sama tumbang dan dirawat mereka tidak tahu.

"Biarkan saja dulu." Gumam Ronal yang berjalan keluar untuk mencari sarapan.

Ronal yang memang biasa datang pagi, tidak tahu jika Rayan dalam keadaan pingsan dikamar Kalila, karena Ronal pikir Rayan masih terlelap karena lelah, tapi ternyata setelah menunggu lama tidak keluar Ronal berinisiatif mencari Rayan dikamarnya, dan karena tidak ada Ronal mengelilingi kediaman bosnya itu. Hingga menemukan Rayan dikamar pelayan yang ternyata adalah kamar Kalila.

"Kal.." Karina datang membawa pesanan Kalila, tak lama dokter Ricky pun ikut masuk juga membawakan sarapan untuk Rayan.

"Loh, aku pikir kamu sendiri Kal." Tanya Ricky melihat ada wanita cantik diruangan Kalila.

"Dia kakak ku Ric, kenalin." Ucap Kalila pada rekan kerjanya itu.

Ricky menatap Karina yang sibuk dengan kegiatannya sendiri, dan wanita itu terkesan cuek tidak seperti Kalila.

"Kak, kenalin dokter Ricky rekan ku." Ucap Kalila mengehentikan pergerakan Karina.

Karina pun berbalik dan dia melihat pria tinggi dengan kulit putih berdiri tidak jauh darinya.

"Karina." Karina lebih dulu mengulurkan tangannya, wanita itu hanya tersenyum sekilas ketika Ricky menerima uluran tangannya.

"Ricky."

Karina mengangguk. "Kal gue ngak bisa nemenin lu siang ini, gue ada metting dengan pak Adi." Adi adalah asisten yang membantu Karina, beliau adalah tangan kanan papanya.

"Iya kak, lagian aku sudah lebih baik." Kalila terseyum.

"Bagus deh, soalnya kalau lu sakit ngerepotin." Ucap Karina yang membuat Kalila mencebik.

"Yaudah gue balik, abis itu ke kantor jangan lupa dimakan nasi yang udah gue beli." Karina mencium pipi Kalila dan memeluknya sebentar, setelahnya Karina pergi tanpa basa-basi pada Ricky yang juga ada diruangan itu.

"Hati-hati kak." Seru Kalila karena Karina sudah sampai diambang pintu, Karina hanya menaikkan jari jempolnya tanpa menoleh.

"Dia kakak mu?" Tanya Ricky yang sudah duduk di kursi dekat ranjang Kalila.

"Iya, kami dua saudara." Kalila meraih nasi yang Karina tadi beli, yang sudah disiapkan di samping Kalila.

"Kamu bawa apa Ric?" Tanya Kalila yang melihat Ricky juga sepetinya membawa sarapan.

"Oh, ini hanya nasi rames." Ucap Ricky terseyum.

"Yaudah kita makan bareng, mumpung kamu belum terima pasien." Ucap Kalila sambil menyuapkan nasi.

"Aku sudah dapat pasien pagi-pagi sekali." jawab Ricky yang membuka nasi yang dia bawa, padahal niatnya membelinya untuk Kalila.

"O, ya. ugren pasti ya." Tanya Kalila lagi.

"Ya, kata pria yang selalu menemaninya mungkin majikannya itu pingsang dari semalam." Tutur Ricky membuat Kalila hanya mengaguk.

"Eh, tapi sepertinya wajah pria itu tidak asing." Ucap Ricky mengingat-ingat dimana dia bertemu dengan pria yang bicara padanya tadi.

"Siapa?"

Ricky menatap Kalila, "Pria yang kemarin kesini menjenguk kamu, majikanya pingsan sejak tadi malam." Ucap Ricky yang mengingat Ronal.

"Ma-maksud kamu pria yang kesini kemarin, Kak Ronal?" Tanya Kalila memastikan.

"Aku tidak tahu siapa namanya, tapi memang pria itu."

Kalila langung menaruh makannya, wanita itu langsung berlari keluar untuk mencari ruangan Rayan, tapi teringat sesuatu Kalila kembali lagi.

"Ric, di ruangan mana?" Tanya Kalila yang panik.

"F no 5"

Kalila kembali keluar dan mencari kamar dimana Rayan dirawat.

Kalila masuk kedalam lift, wanita itu terlihat panik dan khawatir, dia takut terjadi sesuatu pada kaki Rayan.

"Kak Ronal..!!"

Panggil Kalila saat keluar dari lift, dia melihat Ronal yang berjalan cukup jauh darinya, tapi Kalila hafal gestur perangai Ronal.

"Nona." Ronal terseyum, melihat Kalila yang mau menghampiri dirinya, sudah pasti Kalila mencari suaminya.

"Apa yang terjadi kak?" Tanya Kalila, dengan napas sedikit memburu.

"Tuan hanya mengalami dehidrasi dan kurang Istirahat." Jawan Ronal jujur.

Keduanya berjalan menuju ruangan Rayan, dengan Kalila yang merasakan debaran dijantungnya.

"Nona, anda sudah sembuh." Tanya Ronal yang melihat Kalila sudah tidak pucat lagi.

"Ya, hari ini aku sudah bisa pulang." Kalila terseyum tipis.

Lalu keduanya masuk keruangan Rayan dan ternayata pria itu belum bangun.

"Tuan belum sadarkan diri sejak tadi.". Ucai Ronal pada Kalila yang menatap sendu suaminya.

Kalila mengusap kepala Rayan lembut, melihat wajah Rayan yang pucat membuat Kalila merasa sedih.

Pria yang biasanya pemarah kini hanya terbaring lemah.

"Kak, bangunlah." Kalila berkata lirih.

"Sejak kemarin setelah terapi tuan tidak makan, bahkan tuan Rayan melewatkan makan siang dan malamnya, oleh karena itu beliau busa menjadi seperti ini." Tutur Ronal dengan menghela napas dalam.

Kalila semakin sendu menatap Rayan. Meskipun Rayan tidak bisa mencintai Kalila, tapi karena Kalila mempunyai hati yang lembut membuat wanita itu merasa tidak tega.

"Jangan pergi."

Jantung Kalila berhenti berdetak, Kalila terkejut.

Terpopuler

Comments

Heryta Herman

Heryta Herman

hari yg lembut boleh saja..tapi apa harus selemah itu klo setiap hari di tindas,di lukai fisik dan mental,di lecehkan lagi...setiap wanita pasti tdk mau...

2024-05-09

0

Ateu Chantika

Ateu Chantika

lembek bngt km kalila baru dgr gitu aj udh kalap adeuhh

2022-11-01

1

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

jgn pergi tp bkn di tujukan ke Kalila... itu dia tujukan untuk pacarnya yg sdh meninggal

2022-10-22

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Kalila khasana VS Rayan Ardana
3 Wanita pembuat ulah
4 Bekal
5 Menjelang wisuda
6 Bertemu dokter
7 Congratulation Kalila
8 Congratulation Kalila 2
9 Rayan murka
10 Rumah sakit
11 Rayan mabuk
12 Kesedihan Kalila
13 Surat
14 Wanita yang mirip
15 Selalu dibuat sakit
16 Kembali merasakan
17 Tidak sabaran
18 Bukan Kalila.
19 Tumbang
20 Jangan pergi
21 Kemarahan Cantika
22 Penangkapan Kalila
23 Kalila bebas
24 Plak (Bunyi apa)
25 Ketakutan Rayan
26 Pernyataan Karina
27 Rayan yang menciptakan masalah
28 Kesempatan
29 Kesempatan 2
30 Sakit demi ingin perhatian
31 Pertengkaran
32 Ajakan pergi
33 Bertemu sahabat
34 Syarat
35 Memacari aman
36 Mencari aman2
37 harapan yang sudah dipatahkan
38 Perlakuan yang berbeda
39 Bercocok tanam
40 Pemandangan pagi
41 Membuat Cantika geram
42 Tekad Kalila
43 Janji
44 Karina & Ronal
45 Berita
46 Nasib Rayan
47 Memantapkan hati
48 Rencana Kalila2
49 Tanda tangan
50 Mendatangi Cantika
51 Fakta
52 Suami pengangguran.
53 Aku mau cerai
54 Kehidupan Rayan
55 Tetap menunggu
56 Aku mencintaimu
57 Kalila & Brian
58 Wanita terhebat
59 Berharap yang tidak pasti
60 Senyum bahagia
61 Takdir yang menentukan
62 Malam penghargaan
63 Malam Penghargaan 2
64 Restu
65 Melupakan masa lalu dan membuka lembaran baru
66 "Sah.."
67 Apa aku boleh?
68 Hilang tujuan hidup
69 Jaran goyang
70 Datang ke rumah mertua
71 Kuda-kudaan
72 Besaran cinta Brian
73 Ingin melihat Rayan bahagia
74 Rayan yang dingin dan kaku
75 Permintaan Saras
76 Hidup baru Rayan
77 Pernikahan yang dingin
78 Perbuatan Jia
79 Hamil
80 Kenyataan untuk Jia
81 Brian yang menyembunyikan sesuatu
82 Hanya membayangkan jika Ellard punya adik lagi
83 Brian yang menyembunyikan sesuatu
84 Brian yang mengidap pernyakit
85 Banyak perubahan
86 Ellard putra Rayan
87 Kesedihan dan kekecewaan
88 Permintaan Brian
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Awal mula
2
Kalila khasana VS Rayan Ardana
3
Wanita pembuat ulah
4
Bekal
5
Menjelang wisuda
6
Bertemu dokter
7
Congratulation Kalila
8
Congratulation Kalila 2
9
Rayan murka
10
Rumah sakit
11
Rayan mabuk
12
Kesedihan Kalila
13
Surat
14
Wanita yang mirip
15
Selalu dibuat sakit
16
Kembali merasakan
17
Tidak sabaran
18
Bukan Kalila.
19
Tumbang
20
Jangan pergi
21
Kemarahan Cantika
22
Penangkapan Kalila
23
Kalila bebas
24
Plak (Bunyi apa)
25
Ketakutan Rayan
26
Pernyataan Karina
27
Rayan yang menciptakan masalah
28
Kesempatan
29
Kesempatan 2
30
Sakit demi ingin perhatian
31
Pertengkaran
32
Ajakan pergi
33
Bertemu sahabat
34
Syarat
35
Memacari aman
36
Mencari aman2
37
harapan yang sudah dipatahkan
38
Perlakuan yang berbeda
39
Bercocok tanam
40
Pemandangan pagi
41
Membuat Cantika geram
42
Tekad Kalila
43
Janji
44
Karina & Ronal
45
Berita
46
Nasib Rayan
47
Memantapkan hati
48
Rencana Kalila2
49
Tanda tangan
50
Mendatangi Cantika
51
Fakta
52
Suami pengangguran.
53
Aku mau cerai
54
Kehidupan Rayan
55
Tetap menunggu
56
Aku mencintaimu
57
Kalila & Brian
58
Wanita terhebat
59
Berharap yang tidak pasti
60
Senyum bahagia
61
Takdir yang menentukan
62
Malam penghargaan
63
Malam Penghargaan 2
64
Restu
65
Melupakan masa lalu dan membuka lembaran baru
66
"Sah.."
67
Apa aku boleh?
68
Hilang tujuan hidup
69
Jaran goyang
70
Datang ke rumah mertua
71
Kuda-kudaan
72
Besaran cinta Brian
73
Ingin melihat Rayan bahagia
74
Rayan yang dingin dan kaku
75
Permintaan Saras
76
Hidup baru Rayan
77
Pernikahan yang dingin
78
Perbuatan Jia
79
Hamil
80
Kenyataan untuk Jia
81
Brian yang menyembunyikan sesuatu
82
Hanya membayangkan jika Ellard punya adik lagi
83
Brian yang menyembunyikan sesuatu
84
Brian yang mengidap pernyakit
85
Banyak perubahan
86
Ellard putra Rayan
87
Kesedihan dan kekecewaan
88
Permintaan Brian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!