"mba hulyaaa" ucap dira yang tiba-tiba datang sontak membuat farhan dan hulya menoleh ke sumber suara
"ehh ada apa ning?" celetuk hulya
"ehh mbaa ga usah panggil ning, panggil dira sajaa" ucap dira sambil memeluk hulya secara tiba-tiba, hulya pun membalas pelukan dira
"iyaa ning, ehh dira maksudnya" jawab hulya sambil terkekeh
"mbaa, maaf ya kalo saya udah bikin banyak orang kecewa"
"engga kok semua ini kan memang sudah takdir dari allah"
"tapi tetap saja saya merasa tidak enak hati mbaa" ucap dira sambil melepaskan pelukan nya, hulya menatap dalam kedua mata nadira
terpancar kesedihan dan rasa bersalah
"ga papa udah ga usah sedih, aku aja happy kok hehe, iya kan kak?" celetuk hulya menatap arhan
farhan hanya mengangguk tak banyak bicara.
"oh iyaa, hari ini hulya masak banyak makanan buat makan malam nanti di jamin kalian semua pasti suka" ucap hulya sambil tersenyum sumringah tanpa beban
"waahh mba hulya pinter masak ya? boleh dong ajarin dira masak"
"boleh bolehh tapi kamu pulih dulu yaa?"
"iya mbaa"
tiba-tiba handphone hulya berdering dia pun segera mengangkat
"hallo assalamualaikum siapa ya?"
"ohh kamu"
"apa? ga bisaa aku tuh ga bisa kaya dulu lagi sen"
"ga deh maaf"
"udah dulu yaa assalamualaikum "
"siapa?" tanya farhan
"arsen, kak"
"siapa arsen?"
"temen aku, temen lama"
"ngapain telpon kamu?"
"ituu, dia ngajakin jalan"
"dia ga tau ya kalo kamu udah nikah"
"tau kok kak"
"kok ngajak jalan sih"
"dia itu dulu temen deket aku dari kecil kak, jadi mungkin dia belum terbiasa seperti sekarang ini "
"aku ga izinin kamu pergi sama dia"
"aku juga ga mau pergi kok kak, aku tau itu ga pantas"
"bagus deh kalo kamu paham"
hulya hanya tersenyum getir, kemudian farhan berlalu pergi begitupun dengan dira
"duluan ya mba" ucap dira
"iya" jawab hulya
"kumat lagi deh kulkas nya huh!" batin hulya kesal
Di ruang makan
hulya dan umi tengah menyiapkan berbagai makanan di meja makan di bantu oleh asisten rumah tangga, ayah pun segera menyusul.
hulya belum mendapati farhan dan nadira sejak tadi, hati nya cukup sesak namun inilah kehidupan nya mau tak mau harus diterima.
entah apa yang sedang dilakukan kedua pasangan pengantin baru tersebut
"hulyaa kamu masak banyak banget nak"
"iya umii, kan ada anggota keluarga baru di rumah kita"
"ma syaa allah" ucap ayah tiba-tiba
"ehh ayahh, baru sadar kalo ayah disini"
"udah dari tadi kali mii"
"ga lihat yaah" ucap umi melengos
"oh iyaa Farhan mana ini kok belum turun"
"biar hulya panggil yah"
"biar saya saja mbaa" sahut Neti asisten rumah tangga
"ga papa biar saya aja net"
"ehh panjang umur anak umi" ucap umi tiba-tiba
Farhan datang bersama dira yang tepat di belakang hulya, hulya pun menoleh dan tersenyum kepada farhan dan dira
dira membalas senyuman hulya namun tidak dengan farhan dia tampak diam tanpa ekspresi
"duduk kak" ucap hulya sambil menarik kursi untuk di duduki suaminya
farhan duduk disusul oleh yang lain nya
"kamu mau makan apa dir?" tanya farhan
hulya mengehela nafas panjang
"sayur aja mas, aku belum boleh makan yang berat-berat" ucap dira sambil mengulurkan piring nya kepada farhan
farhan pun dengan telaten meladeni dira
umi sontak melihat hulya dengan pandangan memelas, namun hulya melempar senyuman ke pada umi.
"umi mau sambel buatan kamu hul" ucap umi mengalihkan perhatian
"iya umii, umi mau ayam crispy nya ga?" tanya hulya sambil melayani ibu mertua nya
"boleh dong, dari tadi umi juga ngiler ngelihatin nya"
hulya tersenyum menyembunyikan rasa hati yang sebenarnya.
Farhan masih menatap hulya dengan intens namun hulya tak menyadari nya, saat ini farhan memang masih di bakar api cemburu.
Karna itu mungkin perlakuan nya sedikit berbeda malam ini
hulya nampak cuek kepada farhan, dia takut bila farhan akan mengacuhkan nya lagi itu akan menambah rasa sakit di hati nya
seusai makan hulya langsung membantu neti
membereskan sisa-sisa makanan umi pun ikut membantu mereka
"umi, dira boleh bantu juga kan?" ucap dira sambil membawa beberapa piring kotor
"iya nak, ehh tapi masih lemes ga?"
"ga kok umi" jawab dira
setelah menyelesaikan kegiatan beres-beres hulya pamit undur diri lebih dulu
"umi, diraa saya duluan yaa?"
"iya mbaa" jawab dira
"iya nak terimakasih"
hulya pun tersenyum dan langsung bergegas pergi
dikamar hulya
Allahuakbar Allahuakbar..
Allahuakbar Allahuakbar..
"wahh udah isya, langsung sholat aja deh"
hulya pun mengambil air wudhu dan memakai mukena nya
tak lama kemudian handphone nya berbunyi
panggilan dari arsen dia pun bergegas mengangkat nya
"hallo assalamualaikum"
"wa'alaikum salam"
"ada apa sen?"
"aku cuma mau mastiin kamu baik-baik aja"
"kaya apa ajaa, aku baik-baik aja ko ga usah lebay"
"hahah bukan lebay tapi care"
"hemm iya deh iyaa
tanpa hulya sadari perbincangan nya di dengar oleh suami nya di balik pintu, Farhan memang sedang menguping.
"kamu ga lagi pms kan hul?"
"kenapa nanya gitu?"
"soalnya kek lagi sensi gitu"
"ga tuh biasa aja"
ceklek
hulya pun menoleh ke sumber suara, ternyata farhan masuk dengan langkah geram
"kumat nihh kumatt, pasti muka nya udah nyeremin gitu ya Allah astaghfirullah, suami ku ampuunnn" batin hulya
"telponan sama siapa sih?" ucap farhan dengan kedua bola matanya yang hampir keluar, hulya tak pernah melihat suaminya semenyeramkan seperti sekarang.
"ee ituu ar"
"arsen?"
"iya" jawab hulya sambil menundukkan kepalanya
Farhan pun merebut handphone hulya dan mematikan sambungan telpon.
"cemburu nya nakutin bambank" batin hulya lagi
tutt tuttt...
"aahhh ****!! pasti di matiin tuh sama suaminya!" umpat arsen kesal
"awas saja kalau kau berani menyakiti wanita ku!" ucap arsen lagi seorang diri
"emang harus ya telponan malem-malem kaya gini?"
"ga kok kak, tadi dia yang nelpon hulya kira ada kepentingan jadi hulya angkat telpon nya"
"terus ada ga?"
"dia cuma nanyain keadaan hulya aja kok kak"
"seneng dong kamu?" ucap farhan sambil tersenyum getir
"apa sih kak, hulya kan udah bilang arsen tuh temen hulya kak"
"ga ada pertemanan antara laki-laki dan perempuan hati-hati kamu hulya"
"iya kak, maaf" jawab hulya sambil tertunduk
arsen pun membuang muka nya ke sembarang arah, kemudian hulya tiba-tiba memeluk suami nya dengan erat.
"jangan marah kak pliis jangan marah"
farhan menatap tubuh pendek hulya yang tengah memeluk tubuh nya
"iyaa, tapi kaka ga suka kamu terlalu dekat sama pria lain"
"iya kak, hulya paham"
cupp..
arsen pun melayangkan ciuman di dahi hulya,
hulya pun berjinjit kemudian membalas ciuman suami nya tepat nya di pipi farhan, farhan tak hanya tinggal diam karna kemudian dia meraih bibir ranum hulya.
hulya pun pasrah dengan kelakuan suami nya.
semakin lama semakin dalam sampai farhan pun menggiring tubuh hulya ke ranjang, mereka pun masih dalam keadaan sama.
namun kini tangaj farhan mulai aktif ke area yang lain.
hulya sempat terbuai namun..
ceklek...
"astaghfirullah maaf dira ga tau maaf"
"ya Allah sabarr ini adalah konsekuensi ku menjadi istri kedua" batin dira
flashback on
"kok mas farhan lama yaa, katanya cuma mau ngajakin sholat jama'ah mba hulya"
ucap dira seorang diri
"atau mungkin mau sholat di kamar mba hulya? ahh aku susulin aja deh"
tok tok tok..
"mba hulyaa, mas farhan??" panggil dira dari balik pintu kamar hulya
"apa sudah mulai ya sholat nyaa, aku masuk aja lah kalo gitu"
flashback off
dengan reflek hulya mendorong tubuh suami nya, karna takut dira sakit hati bila melihat pemandangan yang kurang menyenangkan tersebut.
Farhan pun langsung berdiri tegak mengahadap ke dira
"maaf dir, sudah lama menunggu"
"emm hulyaa kamu mau sholat kan?"
"ayo kita berjama'ah bertiga"
"iya kak, hulya harus wudhu lagi duluan aja"
"baiklah"
"ayo dirr" ajak farhan
Dira hanya tersenyum dan mengikuti langkah suaminya dari belakang.
to be continued
hai guyss 😍 mohon dukungan nya yaa 🤧 biar othor semangat up nya☺️
kasih like and komen nya yaa😍 see you next part😘🤩
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
wisa
heh dira kalo gk enak hati tuh yaa sadarlah.
2023-05-27
0
manda_
kl ada org ketiga gitu deh
2022-08-29
0